Skip to main content

Cuman Ngomong Dibayar? Enak Betul Ya?

motivasi

Suatu hari ada seorang teman yang nyeletuk seperti ini, "Wah enak ya pekerjaan dari para pembicara yang ngakunya motivator itu. Bayangkan saja, cuman ngomong kek gitu saja dibayar sampai jutaan rupiah. Enak betul!"

Deg!

Agak terkesiap juga mendengar perkataan sahabatku itu. Bagaimana tidak terkesiap lah wong dia ngomongnya di depanku. Kesinggung boy? Ya ndak juga. Kebetulan saja dia tidak tahu kalau aku juga biasa ngomong-ngomong ndak jelas seperti itu di depan para manusia yang kebetulan saya juga kurang begitu mengenal mereka, lantas mendapatkan sedikit ongkos pengganti tenggorokan. Mbuehehe....

Cuman ngomong dibayar? Enak betul ya?

waduh!

Memang sih kerjaannya para motivator ya ngomong di depan manusia. Habis bagaimana lagi, kalau ngomong di depan monyet kan gak lucu. Iya to?

Tapi tolong dicatat yah ini, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk "ngomong" didepan khalayak banyak. Kalau sekedar ngucapin salam, beo saja juga bisa. Dan yang terkadang sering dilupakan oleh orang seperti sahabat saya itu adalah sesuatu yang bernama ilmu. Bukankah para pembicara itu ketika menyampaikan materi tidak asal njeplak atau ngomong begitu saja? Materi yang disampaikan adalah ilmu. Disamping tidak semua orang memiliki ilmu tersebut, bukankah dalam pencarian ilmu tersebut si pembicara harus melakukan sesuatu yang bernama tirakat?

Apa itu tirakat? Tirakat berasal dari bahasa Arab, tarokat (bukan tarekat lho) yang secara bahasa berarti mengurangi. Memangnya apa yang dikurangi oleh para motivator untuk mencari sumber ilmu yang menjadi bahan omongannya di depan manusia yang menjadi obyek motivasinya?

Ya banyaklah! Tapi secara lebih cepat, tepat dan akurat, maka jawabannya adalah tenaga, pikiran,waktu, dan juga harta.

Para motivator itu telah melakukan tirakat atau pengurangan berupa tenaga,pikiran,waktu dan harta.

Kok pengurangan? Lah iya lah. Bukankah ketika kita menimba ilmu di sekolah, contohnya Sekolah Dasar saja alias SD, tenaga, pikiran dan waktu untuk bermain dikurangi guna kegiatan belajar? Plus untuk membayar keperluan sekolah, termasuk mungkin kebutuhan transportasinya. Bukankah itu menyebabkan harta kita bekurang?

Nah, jika para motivator itu dibayar (entah mahal atau tidak), maka itu merupakan hasil jerih payah mereka dalam mencari ilmu.

Cobalah sekali-kali mengambil kesimpulan dari sudut pandang yang berbeda.

Selamat pagi semuanya............

Salam sukses!

Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit