Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Puisi

Sajak Siang

Mentari merona dengan angkuhnya sementara garis-garis cakrawala berjajar rapi membangun anyaman sang siang Aduhai kenari... Tolong panggilkan merpati kemari mendekap bumi Menghentak ribuan caci  yang tiada henti dari balik jeruji hati yang slalu menanti..... diri.....

SUDAHLAH.........

Masih bercakap denganmu dari balik tirai menjemukan Tapi bagaimana lagi Dari situlah aku dapat melihat keindahan matamu yang sesungguhnya Kelak, ketika tirai itu dibawa ke reruntuhan malam Aku harap, masih ada sedikit sisa cahaya yang bisa kau bagi dengan dunia Sisa cahaya .... dari matamu yang melengkuh indah itu Ah, sudahlah Kita tinggalkan saja cerita itu Karena siang masih saja bergumam Sudahlah .........

SETENGAH WINDU

Teruntuk : Isteriku Terkasih, Ari Wiyatmi Secangkir teh manis kau hidangkan pagi ini Ah, aku hanya terpaku memandang wajahmu yg selalu ayu padahal setiap pagi, wajah pertama yang kulihat adalah wajahmu Aku tak pernah jemu Prit ganthil mulai bersenandung di selatan rumah kita Di sana, di pohon mirah yang mulai merekah gagah Nyanyiannya merdu... semerdu suaramu yang menggodaku Sekali lagi, aku hanya terpaku memandang wajahmu yang ayu Ahai, sesendok madupun kau tuangkan di gelas plastik itu warnanya masih coklat, secoklat cintaku pada hatimu Kepulan nasipun mulai tersenyum Menatap jiwa kita yang mulai ranum Disini, di istana mungil ini aku dan kau masih saja beradu rindu syahdu ..... Setengah windu sudah aku bersamamu Dari sela reruntuhan kau bangkitkan aku setapak demi setapak kau hidupkan aku... Terima kasih cintaku... #THANKYOU_ALLAH , Semoga Engkau jadikan keluarga kami mjd keluarga yg sakinah, MAWADDAH, warohmah, serta dikaruai keturunan yg shalih/shalihah... Keturunan yg kan menjunj

TESTIMONI PAGI

Pagi melepuh ... membunuh sisa - sisa malam yang masih bergantung pada dahan rembulan kusam... Kicau burung tak terdengar merdu.... Hening.... Sementara awan masih meronta dijejali cerita - cerita perawan yang diculik ganasnya menjangan...  Ugh, secangkir harap kuhirup erat membujur pekat.... Siapa tahu pagi ini aku berjumpa dengan sederetan malaikat yang memberi salam hangat pada jiwaku yang pekat..... Eitt.... Seraut wajah menyunggingkan senyum diatas lamunanku yang kaku.... Aku tidak tahu, mengapa ia selalu memburu setiap helaan nafasku.... Takdir, ya takdir menjadikanku bertemu dengannya... Dan takdir pula yang menjatuhkanku pada setiap kisah - kisahnya yang syahdu.... Kali ini ia bercerita tentang kekokohan karang..... bla....bla......bla......bla..... bla......  Aku tidak tahu apakah aku sedang mendengarkannya, menyimaknya, atau bahkan tak memperdulikaannya.... Karena sedari tadi aku sedang memandangi foto diri yang kian lama tercuri... Ahhh... sudahlah..... Karena cinta ini buka

ENGGANE INYONG

Enggane inyong dadi Pak RT, Duit kas tek bagi senajan langka jaminane Kon ora padha ngutang maring rentenire Enggane inyong dadi Pak Bau, Warga-warga padha tek latih gawe tahu Kon ora padha rubungan dopokan sing wagu-wagu Enggane inyong dadi pak lurah, Warga desa tek warahi nandur wit mirah Sekang duit desa sing mambrah-mambrah kon wargane lega ora patia gerah Enggane inyong dadi Pak Camat, Desa-desa rutin tek tiliki Kon masyarakate katon padha kerumat Enggane inyong dadi Pak Bupati, dalan-dalan tek alusi kon gampang deliwati Enggane inyong dadi Pak Gubernur, Kabeh warga tak gawe makmur jibar jibur senajan inyong teles kejebur-jebur Enggane inyong dadi Pak Presiden Rakyat tek dadekna kaya raden Ora usah maring kuburan, ora usah aweh sajen... Dacho Darsono Ndesa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Kab. Banyumas thn. 2003. ( Dimuat di majalah basa banyumasan ANCAS Nomer 28///Taun3 Juli 2012 ).

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

Masih tentangmu

Embun pagi masih mengurai sajak malam yang bercerita tentang sebuah rindu Sementara kabut masih menyelimuti sebagian tubuhmu yang merona... menggigil.... tanpa dekapan rindu... dari pemburu rindu..... Namun...... senyum manis masih tersungging dari bibirmu yang lembut... Dan harum tubuhmu masih mewangi..... menelusup kedalam pori - pori hati.... Duhai bidadari.... Masuklah ke perjamuan rinduku... berkelilinglah engkau di taman cintaku.... Biar mereka tahu.... betapa anggunnya dirimu..... betapa cantiknya senyummu....

Wajahmu

seuntai kata terungkap dari jiwa seulas senyum memberi pesona ku alun nada tapi tak bersuara hanya lewat kata ku berikanmu rasa .. ahhh jiwa... akankah ini akan berlalu ??? sedangkan wajahmu temani sepiku....

untukmu

Angin menyepuh wajahmu yang anggun langit memburu senyummu yang ranum dan rembulan selimuti matamu yang syahdu tak ada kata yg terucap kecuali indah ada padamu dan aku hanya bisa menatapmu dari bayang-bayang tidurku karena jiwaku pergi bersama rinduku Duhai bidadari Maafkan aku karena mengganggu  cintamu Maafkan aku maafkan aku karena engkau bukanlah milikku

sajak gerimis senja

Rintihan gerimis membangunkanku dari mimpi Tentang sajak – sajak hidup yang berangsur berdiri Memenuhi .... Rongga – rongga hati Dan gerimis perlahan membesar Nyanyian petirpun bersahutan Silih berganti Kini.... Giliranmu yang terbangun dari mimpi..... Tentang cita..... Tentang cinta.... Tentang rasa ....... Yang kan membawamu pergi Membumbung tinggi Ditemani bidadari – bidadari llahi Yang mengajakmu menari menikmati....... Indahnya surgawi... Dacho “Ali” Darsono Gentawangi, Januari 2010

CEMARA DI UJUNG SENJA

Senja menggantungkan badannya dikaki langit jingga Dahan – dahan cemara masih saja basah ditelan gerimis sore nan indah........ sementara itu, nun jauh di bukit sana kulihat dirimu menari ditemani bidadari – bidadari surgawi bercadar pelangi.... Aduhai rindu.... sampaikan salamku pada cintaku nan syahdu.... 21 Agustus 2010 dacho " Ali" Darsono

KASIH.....

Kasih........ Minumlah secawan anggur cintaku Masuklah engkau ke perjamuan rinduku sandarkan hatimu.... pada jiwaku yang biru Kasih..... Marilah kita nikmati symphoni nan syahdu.... Menarilah....... Menarilah...... Bersama kembang asaku Dan biarkan aku Menikmati indah wajahmu dacho, 29 Desember 2008 20:12”48

KETIKA PANEN CINTA TIBA

Saudaraku.... Marilah kita tanam bibit – bibit cinta Dikebun hati kita nan megah Saudaraku.... Marilah kita siangi tunas – tunas cinta yang mulai bersemi Biar subur tangkai rindunya Biar rindang daun cumbunya Saudaraku.... Bersiaplah... Bersiaplah... Memanen kebun kita yang berkah Yang dihiasi cahaya swarga Dari kasih Yang tercinta Dia..... Azza wa Jalla Dacho “Ali” Darsono 28 Februari 2007