Showing posts with label sosial budaya. Show all posts
Showing posts with label sosial budaya. Show all posts

Monday, December 12, 2022

Fungsi dan kegunaan lampu hazard



Lampu hazard, Tentu saja, pada dashboard kendaraan, lampu ini tidak masuk dalam bentuk tombol segitiga berwarna merah, dan tekan, kedua lampu sein kiri dan kanan menyala secara bersamaan.

menjelaskan tentang fungsi dan kegunaan dari lampu hazard. ”Berdasarkan Undang - Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, pada Pasal 121 ayat 1 berbunyi,” Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib persyaratan segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan ". Maksud ”isyarat lain” adalah lampu hazard pada kendaraan tersebut dan senter. Lalu kata ”keadaan darurat” diartikan sebagai kendaraan dalam keadaan mogok, kecelakaan lalu lintas, atau sedang mengganti larangan. Nah disini kami tekankan untuk menjadi perhatian pengemudi, terdapat kebiasaan yang menyalahgunakan fungsi lampu hazard. Di antaranya sebagai berikut:

  1. Menggunakan saat hujan. Ini hanya akan pengemudi di belakang karena saat lampu hazard dinyalakan, lampu sein tidak berfungsi. Pengemudi yang berhati-hati saja saat hujan atau dengan menghidupkan lampu utama.
  2. Saat memberi tanda lurus di jalan raya. Ini tidak perlu, karena dengan tanpa menghidupkan lampu sein berarti sudah menandakan akan bergerak lurus.
  3. Ketika berada di lorong gelap. Misalnya masuk terowongan, bahaya tidak perlu dinyalakan karena tidak ada efeknya. Yang ada hanya kendaraan di belakang. Cukup lampu senja atau lampu utama, karena lampu merah di belakang mobil sudah menyala yang artinya memberi tanda bahwa ada mobil di depan.
  4. Dalam kondisi berkabut. Cukup lampu kabut (fog lamp) yang berwarna kuning atau lampu utama. ”Dengan indikator hal-hal di atas, diharapkan para pengguna jalan dapat lebih cerdas dalam mengemudi. Tidak mengikuti kebiasaan yang lumrah namun salah, ”
  5. Pada saat Konvoi iring - iringan kendaraan juga tidak perlu lampu hazard, karna justru akan membuat kendaraan lain yang berada dibelakang iring iringan konvoi tersebut.

'Yang terpenting dari itu semua adalah tetap waspada dijalan raya, hindari aktivitas tambahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas

Wednesday, August 4, 2021

DIJAJAH BERITA

Di era teknologi modern saat ini, berita atau informasi bukanlah sesuatu yang mahal lagi untuk kita. Ketinggalan sedikit saja perihal berita yang lagi hot, maka seolah-olah kita sedang ditempatkan pada tempat pengap yang dipenuhi dengan ejekan-ejekan yang menyakitkan. He he he.

Yupz, untuk menjadi manusia modern, sepertinya kita harus menjadi "pelahap" berita yang senantiasa muncul dimana-mana.




Dimana-mana? Ya, dimana-mana. Bahkan ketika kita bangun tidurpun kita langsung disuguhi berita, langsung masuk ke mata kita via smartphone maupun phone-phone yang tidak smart, SMS BERANTAI misalnya. Ha ha ha.

Puluhan, atau bahkan mungkin ratusan hingga ribuan berita begitu derasnya masuk ke seharian kita. Celakanya, apakah berita yang setiap detik masuk ke mata dan telinga kita itu adalah berita yang sesungguhnya? Atau, mari kita ubah pertanyaannya. Siapa yang menjamin kalau setiap berita yang beredar di tengah kita adalah berita yang sebenarnya?

Sungguh, diantara berita-berita itu, berita-berita yang saban hari kita baca, adalah berita-berita yang memerlukan konfirmasi kebenarannya.

Tapi sayangnya, apakah di setiap berita yang kita baca itu sudah diuji atau minimal diteliti kebenarannya oleh yang menulisnya? Oleh Media yang memuatnya? Atau ... Ah, bagaimana menurut kalian?

Lalu yang menjadi permasalahan lagi adalah, apakah kita akan percaya pada berita yang ditulis oleh penulis yang akunnya sendiri adalah akun palsu?

Sungguh, diantara berita-berita yang gelap itu diperlukan suatu penjelasan yang terang. Bukankah disetiap kegelapan harus ada penerangan?

Nah, melalui postingan ini, gue mengajak pada diri gue sendiri dan kalian tentunya sob, untuk menjadi penerang dari berbagai macam berita-berita yang gelap itu.

Setidaknya, kita tidak menjadi manusia yang sekadar ikut-ikutan latah, ikut-ikutan mencaci, gara-gara termakan berita yang masih gelap itu.

Jadilah "pembaca" berita yang cerdas :) Jangan mau dijajah oleh berita, apalagi media... He he he he...

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini.
Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung.
Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa?
Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya?
Nah lho....
Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe...
Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat?
3.000 x 1.000 = 3.000.000
TIGA JUTA RUPIAH
Itu baru "urunan" seribuan ...
Bagaimana jika 10.000?
Tingal kalikan saja...
3.000 x 10.000 = 30.000.000 TIGA PULUH JUTA...
Kalau satu juta?
3.000 x 1.000.000 = 3.000.000.000
3 MILYAR...
Kalau jumlah warganya lebih dari itu... dan kalau "urunannya" juga lebih dari itu, maka dana yang didapat tentu lebih MAK NYOSS lagi...
iya gak sih? :)
Nah... apakah hanya itu saja? tentu saja tidak!
Dalam obrolan kami itu juga dihadirkan ide-ide lagi tentang, SIAPA PENGELOLANYA, MAU BIKIN BADAN USAHA SEPERTI APA? KOPERASI? CV? PT? atau apa???
Dan yang terakhir adalah REGULASI dari pemerintah.. mendukungkah????
Nah dari obrolan kami yang memang hanya sekedar obrolan itu, menurut saya, untuk menanggapi banyaknya mini market yang menjamur itu adalah dengan cara BERSAING SECARA FAIR dengan mereka...
Saya tidak melarang teman-teman yg menanggapi minimarket2 itu dengan MEMBOIKOT... Silahkan saja... masing-masing orang memiliki pandangan yg berbeda-beda kan? ;)
Bagi saya, kenapa kita tidak ikut mendirikan mini market seperti mereka? Bersaing dengan mereka :)
Wah, masa bisa mas bersaing dengan mereka?
Kenapa pesimis?
MEMANG TIDAK MUDAH...
Diperlukan banyak faktor untuk sekedar mendirikan mini market...
Ide saya dan teman saya itupun hanya sekedar ide... Teman saya baru memiliki 4 toko yang disewakan.. Sedangkan saya, hanya punya beberapa blog dan akun sosmed yang saya gunakan untuk berjualan..... Hahahaa....

NB.
Jika kita punya toko online/blog.akun sosmed yg banyak... sama juga kita punya toko offline yg banyak lho...
Mari kita hidung...eh.... ITUNG....
misalkan kita punya 10 blog yg kita gunakan utk berjualan... 1 blog ada 100 ITEM barang yang kita jual... masing2 item kita ambil keuntungan 5.000 rupiah saja...
Nah, jika dalam satu hari, ada 1 item saja yg terjual dari masing-masing blog, maka keuntungan yg kita peroleh adalah :
1 item x 10 blog x 5.000 RUPIAH = 50.000 rupiah
SATU HARI = 50.000 item eh... 50.000 RUPIAH ;)
SATU BULAN = 30 x 50.000 = 1.500.000....
SATU SETENGAH JUTA :)
Itu baru satu item yg terjual....
Kalau lebih dari itu? Silahkan saja dihitung...
;)
Bagaimana prends?
Yuuk kita jualan saja... hehehehe....
Sekian pendapat dari saya, setuju atau tidak setuju, tetap aku CINTAI kalian semua...
Muuaachhh...
MBUEHEHEHE.....

Postingan ini juga saya kirim di halaman WARTA USAHA.





PARA ATASAN DAN BAWAHAN HARUS BACA INI



Jadi bawahan itu emang enak...

Atasan lagi mikir, kita cuman duduk sambil ngisep cerutu.

Atasan lagi mapping goal bisnis, eh kitanya lagi karaokean di kotak ajaib di salah satu mini market... *Hasyeeekkk :)

Dan masih banyak ke-enakan ke-enakan lainnya yang tidak bisa disebutkan tiga pertiga satu per satu sebagai bawahan....

Termasuk pulang sebelum jam kerja ketika bos lagi ada di luar kota... Hahahaa...
Padahal sih pulangnya ke rumah bini muda... Gkgkgk...
Curcolan kamu bingit yak inih ;)

Tapi, jadi bawahan juga ada nyeseknya... Senyesek ketika ngelihat mantan yang lagi gandengan sama orang tua tiri kita... Beuhhh banged pokoke.

Salah satu hal yang kadang bikin nyesek adalah omelan-omelan bos di saat yang kurang tepat.
*CATET, bos mah bebas... Mo ngomel disaat tepat atau kurang tepat gak ada hukuman lompat tali, apalagi lompat galah...  Itu asyiknya jadi bos.

Salah satunya adalah ketika sang bos atawa atasan ngomel-ngomel di pagi hari sembari pegangin sarungnya yang kedodoran.

Padahal...  RUMAH si bawahan nun jauh di kolong sana. Naek motor pulak...

Nah, ini kudu dingerin sama si atasan.

Sebagai bikers yang saban hari bertualang di jalan raya, hampir setiap hari ada saja bikers maupun sopir yang ngawurnya keterlaluan banged.

Sudah sign kanan, eh dia banting kiri...
Mending banting kiri, ada yang ujug-ujug berhenti padahal di depannya tak ada kendaraan sama sekali.

Yakin.... ini bikin eneg di anuku...

Rasanya pengen ngelempar mantan-mantan gue ke muka tuh orang... Kamfrettt!!!

Ada juga sopir yang kalau mau disalip, eh dianya malah nambah kecepatan... Dia pikir mobilnya saja yang bisa cepat apa.. Gerobak emak gue juga bisa!

Nah ini nih yang paling sering, kalau papasan sama bis gede yang mau nyalip, mendingan elu ngalah aja.

Dia tuh ibarat mantan yang udah salah, tapi masih membela diri melalui akun telegramnya... Kupret banged kan?
Pokoknya kalau kita papasan ama bis yang mau nyalip JANDA kendaraan yang ada di depannya, MENDINGAN kita ngalah saja...

Kita angkat motor kita sembari masuk ke areal persawahan yang ada di pinggir jalan... ASELI... lo bakalan selamat dunia dan akhirat. Amiiin...

Kadang gue juga herman, kenapa yak bis seperti itu gak mau ngalah. Padahal salah satu filosofi jawa yang berbunyi WANI NGALAH MLUHUR WEKASANE adalah hal yang teramat luar bisa jika dilakukan... Entahlah... Mungkin kita sudah terlalu banyak maen WhatsApp daripada FILOSOFI... Jadinya gitu dech...

Oke lanjut...

Kembali ke popok cerita... eh pokok.

Jika sepanjang berangkat saja si bawahan udah nahan GEMES yang BEGITU luar biasanya, tahu-tahu, ketika tiba dikantor diomelin bos... Hadeuh... Nyeseknya tuh disini >>> FANTHAT!

So, bagi bawahan dan atasan..BERSATULAH!
Jangan mau diobok - obok oleh isu SARA dan diskriminasi lainnya...

Teruslah jaga NKRI ....
#halah.....  kayak bacaleg ajah gue...

Salam waras!






CIRI-CIRI JALAN YANG MEMBAHAYAKAN

Siang menjelang sore gaes.

Seperti biasa, sebelum membaca postingan ini, cuci muka kalian lebih dulu. Biar kelihatan kayak manusia gitu.

Mbuehehehe.

Postingan kali ini saya kasih judul CIRI-CIRI JALAN YANG MEMBAHAYAKAN.

Sumber Gambar

Membahayakan yang saya maksudkan disini adalah jalan yang biasanya terjadi kecelakaan disitu.


Sebagai seorang bikers yang saban hari (kecuali hari Minggu) pulang pergi naik sepeda motor, setelah bertahun-tahun saya amati, ternyata yang namanya kecelakaan lalu lintas, seringnya di jalan itu-itu saja. 

Ndak tahu kalau menurut sampeyan pada. Jika ada yang lain, bolehlah share disini :)

Tapi itulah pengalaman saya selama ini.

Bahkan bukan hanya saya saja yang beranggapan demikian, teman-teman kerja saya juga hafal betul daerah mana saja yang rawan kecelakaan.

Berikut tanda-tanda jalan yang membahayakan bagi pengendara yang melaluinya.

 1. Jalan yang lurus dan panjang

Hal ini dimungkinkan karena jalan yang bentuknya seperti itu kadang menipu pandangan kita. Jalan yang lurus dan panjang, padahal sempit, kelihatannya lebar.  So, sering terjadi kecelakaan. Dan jalan yang saya lalui ada yang bertipe seperti itu. Hasilnya? Sering terjadi kecelakaan disitu.

2.Jalan yang lebar dan menikung/tikungan

Saya pikir ini jelas dan sangat jelas. Anehnya, masih banyak orang yang suka menyalip pada tikungan tersebut. Memang sih lebar, tapi kalau tidak tepat dalam "mengira-ngira" atau felling-nya so bad, pastilah hasilnya membahayakan.
Biasanya kendaraan roda dua yang menyalip kendaraan-kendaraan besar dan panjang macam tronton ataupun mobil isi BBM.

3. Jalan dengan aroma mistis

Percaya tidak percaya sih. Tapi bagi yang pernah mengalaminya, akan percaya juga :)

4. Tanjakan dan turunan

Nah, kalau yang ini malam minggu kemarin saya yang jadi korbannya :(

Itulah ciri-ciri jalan yang membahayakan bagi para pengendara yang melaluinya.


Bagi teman-teman semua, harap berhati-hati jika melaluui tipe jalan seperti itu.


Keep safety.



Alasan Kenapa Saya Enggan Menjadi Petani

Alasan Kenapa Saya Enggan Menjadi Petani


Selamat sore wahai penduduk bumi yang budiman. Bagaimana kabar kalian sore ini? Semoga dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau saya mah lagi flu berat ini. Do'ain yah gaes biar cepat sembuh.

Flu kok nulis?
Ya daripada berak!  #huek...

Kali ini saya akan sedikit bercerita, tepatnya sih curcol, tentang kehidupan saya pribadi yang jarang diketahui makhluk halus. Wkwkwkwk.

Curhatan saya kali ini mengenai alasan kenapa saya enggan menjadi petani?

Sebagai anak kampung yang tidak dilahirkan di kota, kehidupan bertani bukanlah hal yang asing buat saya. 

Sedari saya duduk di bangku sekolah dasar sampai duduk di kobaran api cintamu, ladang dan sawah adalah salah dua sahabat saya.

Yupz, saya sering membantu nenek dan kakek saya untuk merawat ladang dan juga sawah. Mulai dari menanam benih (muwur), menyiangi, bahkan sampai panen saya sering membantu kakek dan nenek saya.

Pun demikian dengan ibu dan almarhum ayah saya. 

Kalau ayah tidak begitu sering. Karena pekerjaan Beliau di salah satu perusahaan oto bus jurusan Purwokerto-Sidareja (Cilacap), otomatis bekerja sebagai petani hanyalah sambilan atau sekedar membantu kakek dan nenek saya saja.

Kalau saya sering membantu. Kenapa? ya elah, di zaman dulu, salah satu tempat bermain favorit bagi anak kampung seperti saya ya di ladang yang kebetulan sekali disitu terdapat aliran kali Tajum.

Saya dan teman-teman kecil saya biasa lumban atau mandi di sungai itu.

Jadi sembari bermain, kami pun ikut membantu orang tua maupun nenek kakek kami bekerja di ladang. Sungguh mengasyikkan.

Tidak seperti zaman now, terakhir saya ke ladang, saya tidak melihat ada anak-anak kecil bermain disitu. Beda zaman gitu loch :)


Alasan Kenapa Saya Enggan Menjadi Petani

Kembali lagi ke cerita....
Begitu terus pergumulan hidup saya hingga saya beranjak dewasa. Sekolah, bermain dan ke ladang/sawah.

Setamat SMA pun saya masih sering bersama nenek dan kakek pergi ke ladang. Apalagi waktu itu kakek saya memiliki kambing. So, hampir tiap hari saya dan kakek ngarit atawa mencari rumput untuk makanan kambing kakek.

Setelah tamat SMA itulah pikiran saya melayang kemana-mana, termasuk masalah pekerjaan.

Harap maklum, ketika itu masih banyak teman saya yang hanya berhenti di bangku SD dan SMP saja, sehingga ketika saya lulus SMA sudah banyak teman yang sudah memiliki pekerjaan sendiri. Kebanyakan merantau di Jakarta.

Tapi entah kenapa, sedari dulu tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk kerja di sana (Jakarta). Saya ingin kerja di tempat yang dekat dengan orang tua dan tempat tinggal saya. Pikiran saya waktu itu, apakah harus jauh-jauh ke Jakarta untuk sekedar mendapatkan uang?

Sempat terpikirkan juga oleh saya untuk bertani atau berdagang sebagaimana pekerjaan yang dimiliki oleh kakek dan nenek serta ibu saya. Bahkan konon katanya, buyut saya (kakek dari bapak) adalah pedagang yang sukses. Tanahnya sangat banyak. Saking banyaknya, tanah buyut saya masih dapat dinikmati oleh generasi saya, bahkan generasi berikutnya. Yupz, sepupu-sepupu saya sudah ada yang memiliki momongan. Dan alhamdulillah, peninggalan buyut kami berupa tanah dan sawah masih sedikit-sedikit bisa dinikmati.

Mungkin itu juga salah satu faktor kenapa saya senang berjualan hingga sekarang. Apapun dijual gaes. Ada buku -buku bisnis best seller yang sudah terjual puluhan ribu, bahkan sekarang mungkin sudah mendekati jutaan eksemplar (kesini saja untuk bisa memiliki buku-buu tersebut), mesin pertamini, dan masih banyak lagi.

Hampir semua saya pasarkan secara online. Terakhir, saya ditawari untuk menjual tablet baru dengan harga yang super duper murah. Bisa cek kesini kalau teman-teman ingin memiliki gadget murah dengan kemampuan yang oke punya tentunya.

Nah, karena postingan ini berjudul kenapa saya enggan menjadi petani, langsung saja saya tulis alasannya. 


Alasan ini masih berkaitan erat dengan pengalaman saya selama "bertani" dengan kakek dan nenek saya.


Menjadi petani itu banyak susahnya. Asli... Inilah alasan utama saya enggan menjadi petani.

Dapat dikatakan serba susah. Bayangkan saja, mulai dari mencari bibit, sulit dan mahalnya harga pupuk, perawatan ekstra seperti menyiangipun kadang harus membayar tetangga/orang lain. Dan puncaknya ketika panen tiba. Harga hasil pertanian tak seberapa.

Si malakama memang menjadi petani. Satu sisi kami ingin harga hasil panen mahal. Satu sisi lagi, konsumen tentu saja menginginkan harga murah.

Parahnya, justru para tengkulak besar lah yang menurut saya menuai keuntungan. Bukan petani sebagai sokoguru utamanya. Entahlah....

Tapi itulah yang terjadi bertahun-tahun.....

Pola pikir sayapun terbentuk untuk tidak mau menjadi petani. Susah bro... Apalagi petani gurem. Bisa makan saja syukur.

Saya berharap, semoga kehidupan petani di negeri ini secara bertahap semakin baik. Dan harapan saya juga, semoga banyak anak-anak muda dengan keilmuan nya yang mumpuni, khususnya ilmu pertanian modern, bisa memberikan kontribusi yang nyata untuk para petani.

Bagaimana dengan pemerintah? Saya ndak mau ngomong. Karena sudah menjadi tugas mereka untuk mensejahterakan semua warga di negeri ini, termasuk petani :)

Sekian tulisan yang saya beri judul Alasan Kenapa Saya Enggan Menjadi Petani.

Yang jelas, untuk saat ini saya masih enggan untuk bertani. Entah beberapa tahun kemudian. 

Salam sejahtera untuk kita semua.











ALIRAN (KOK) SESAT?


Masih saja ramai pemberitaan di media tentang salah satu aliran sesat yang bikin heboh...heboh... suasana ceria... *malah nyanyi ;) Sungguh apa yang terjadi, ini menurut saya, adalah sesuatu yang sudah kelewat ruarr biasa.




Bagaimana tidak ruaarr biasa, mereka yang ikut aliran tersebut dengan "nekadnya" meninggalkan segala macam harta bahkan pekerjaan yang sudah mereka dapatkan susah payah. Untuk selanjutnya mereka menempati wilayah yang konon sudah dipersiapkan oleh para pengurus aliran yang katanya sesat tersebut untuk kemudian mereka tinggali.

Namun apa hendak dikata, malang tak dapat di surabaya, eh ditolak.... Seiring dengan berjalannya pemberitaan yang begitu gencar perihal aliran yang mereka ikuti adalah sesat, warga asli dimana kompleks tempat tinggal pengikut aliran tersebut marah.

Tentu saja warga asli sekitar takut kalau mereka menyebarkan aliran sesat di lingkungan tempat tinggal mereka. Hal inipun mereka sinyalir dengan tidak adanya tempat ibadah yang dibangun oleh pengikut aliran tersebut. Itu membahayakan dan merupakan sinyal "fakta" tentang kesesatan mereka.

Tentang aliran-aliran sesat yang ada di Indonesia, gue pribadi sih sudah tidak asing lagi. Ada tetangga gue, tetangga jauh sih, yang ikut GAFATAR.

Bahkan ada aliran lain lagi yang menurut gue juga tidak kalah berbahaya untuk keberlangsungan akidah kita. Ajaran aliran ini didasarkan atas rasa "suka." Namanya AGNOSTIC.  Tidak beriman tidak beragama yang berkitab dan bernabi Rasul. Pokoknya mereka mempercayai Tuhan. Itu saja... Lalu bagaimana dengan aturan? Jangan bicarakan perihal aturan dengan pengikut ini. Bagi mereka, yang penting mereka suka, lakukan saja.

Bagaimana dengan tata cara peribadahannya? Itupun jangan dibicarakan. Tak ada shalat, puasa, dan lain sebagainya. Pokoknya, suka-suka gue :) Kalau teman-teman pengen tahu, silahkan saja browsing perihal AGNOSTIC ini. Teman gue sudah banyak yang ikutan aliran kek gitu disini :)

Sebagai pemeluk Islam, gue juga pernah diajak oleh sahabat gue untuk hijrah. Benar-benar hijrah.

Tawaran hijrah tersebut bukan hanya hijrah secara akidah, akan tetapi juga hijrah secara fisik. Mereka punya khalifah, punya tentara, punya tempat yang konon kehidupannya sangat Islami.

Tak tanggung-tanggung, seharian penuh gue diskusi sama teman gue itu. Akhirnya dia mengaku kalau dia adalah anggota NEGARA KARUNIA ALLAH (NKA).

Sungguh, kalau kita bicara masalah sempalan-sempalan aliran dan aliran-aliran sesat di negeri ini tak akan ada habisnya.

Sikap permisif bangsa dan negara ini terhadap ajaran baru sungguh mendukung berkembangnya berbagai macam agama dan aliran, termasuk aliran sesat.

Tidak ada yang mampu membendung ajaran tersebut. Disinilah dituntut peran serta keluarga, masyarakat, ulama, dan pemerintah untuk mengatasi maraknya aliran-aliran sesat di Indonesia.

Menurut gue, keluarga adalah salah satu fondasi yang ampuh untuk menangkal aliran-aliran sesat tersebut. Keharmonisan, kehangatan, dan saling terbuka terutama dalam membicarakan ilmu-ilmu baru akan sedikit membantu anggota keluarga kita untuk menghindarkan diri dari pengaruh aliran-aliran sesat itu.

Selain itu, sebagai pribadi, janganlah segan-segan untuk menambah pengetahuan keagamaan pada ulama yang shalih.

Pada bagian terakhir, marilah kita renungi salah satu ayat yang ada pada Al Qur'an ini,

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Semoga kita mampu dan mau untuk menghindari ajaran-ajaran dari aliran-aliran sesat yang sudah mulai bercokol di negeri ini.

Keep spirit!

Tuesday, July 31, 2018

WONDER WAPRES


Beberapa hari belakangan, para petinggi partai kelihatan seperti sibuk jelang pilpres.
Untuk pileg apalagi batuk, gue kagak peduli sama sekali. Karena gue tahu harus nyoblos siapa.
Siapa lagi kalau bukan nyoblos hatimu.... *Eaaaaaa................................... banting gelas yuk ke muka elu.

Gue katakan kelihatan sibuk, karena gue melihat dari televisi. Kalau dari radio, bukan kelihatannya, tapi kedengarannya... Gitu mblo!  *ngapain bawa-bawa jomblo?

Ya setidaknya para capres emang masih ngejomblo. Belum pada punya wapres resminya woyyyy!!!

Kelihatannya lagi... lagi-lagi kelihatan di tivi, para petinggi partai lagi mikir keras bagaimana caranya agar wapresnya bisa menjadi salah dua faktor penentu kemenangan pilpres.... Salah dua karena salah satunya adalah  capres nya TUHAN!

Benar-benar wonder wapres... Setidaknya itu pikiran yang ada pada otak semata wayang gue.

Kalau dilihat dari Situasi KONdisi TOLeransi PANdangan dan JANGkauan, mungkin mereka akan mengumumkan para wapresnya menjelang bedug Maghrib atau Imsak... Entahlah...
Hanya radio dan televisi yang masih belum bisa ber KEKE DANCING.

Sementara mereka sedang berpikir keras guna mencapai kemenangan di Pilpres nanti, gue pun lagi berpikir keras bagaimana caranya agar dollar tak naik.

Setelah mencari tahu dengan berjalan ke arah barat lantas ke timur dan ke utara, dengan ditemani beberapa pasukan alay, akhirnya gue temukan resep terampuh agar dollar tidak naik terus.

Apa itu resepnya?
Agar dollar tak naik terus, maka solusinya adalah dengan menurunkannya....

Benar-benar ide cemerlang.

Jika sudah begini, mau dikemanakan anak bini?
*apa hubungannya yak?

Tobat dech!


Sumber gambar : pixabay.

Saturday, December 16, 2017

Kelucuan yang Tidak Lucu

Selamat sore prends. Gemana kabar nih?
Yah, saya harap sampeyan lagi adem ayem tak mikirin utang apalagi belepotan nyari mantan kesana kesini. Sudahlah.. Disini saja.. Nyatanya... Nyegerin men! Mbuehehe....

Kelucuan yang tidak lucu. Itulah judul postingan saya kali ini.

Postingan ini terinspirasi dari beberapa kejadian yang menurut saya lucu tapi tidak lucu.

Maksudnya gemana?

Yaaa... Gitu dah!
:)

Sebelumnya saya tegaskan disini bahwa postingan ini tidak ditujukan atau bahkan dimaksudkan untuk menyindir apalagi menghina komunitas tertentu.

Intinya, saya berharap agar anak-anak di negeri ini pada hidup damai tidak saling caci dan gontok-gontokan untuk sesuatu yang justru merugikan diri kita sendiri dan bangsa ini pada umumnya. Bahkan Negara...

Kayaknya gawat inih?

Bisa jadi ;)

Okey, ini saya kasih gambaran sesuatu yang lucu tapi tidak lucu.

Jika di media sosial, Youtube misalnya, ada Ustadz yang sedang berdakwah, kira-kira dakwah itu sebenarnya untuk siapa?

Muslim?
Nasrani?
Hindu?
Buddha?
Konghucu?
atau Komunis?

Jika di media sosial, lagi-lagi Youtube misalnya, ada Pendeta yang sedang berceramah, kira-kira ceramah itu sebenarnya untuk siapa?

Muslim?
Nasrani?
Hindu?
Buddha?
Konghucu?
atau Komunis?

Jika di media sosial, lagi-lagi Youtube misalnya, ada Bhiksu yang sedang berceramah, kira-kira ceramah itu sebenarnya untuk siapa?

Muslim?
Nasrani?
Hindu?
Buddha?
Konghucu?
atau Komunis?

Tidak usah dijawab dengan sebegitu idealis... Santai saja....


Istilah kafir misalnya....
Sepengetahuan saya, masing-masing agama mempunyai istilah yang kurang lebih sama maknanya, hanya berbeda penyebutan. Kebetulan saudara saya kan ada yang Nasrani (Kuliah di seminari malah), dan teman ada yang Buddha bahkan atheis.

Kelucuan yang tidak lucu tentang terminologi kafir ini pun terjadi.

Sekali lagi, semua Agama mempunyai istilah yang maknanya kurang lebih sama.

Anehnya, jika ada masalah kafir, ada tuh komentator yang nggak rela dikatain seperti itu, bahkan mearah-marah di kolom komentar. Padahal jelas-jelas dia non muslim.

Sungguh, media sosial, selain membuat kita pintar, ternyata juga membuat kita membodoh-bodohkan diri sendiri.

Kalau muslim menyebut non muslim kafir, karena itu memang keyakinannya.

Nasrani menyebut orang yang berada diluar agamanya sebagai domba yang tersesat pun sah-sah saja.

Hindu, Buddha ya sama...

Kenapa ini menjadi lucu?

Ini kan ranah keyakinan... Kenapa harus dibawa-bawa dalam ranah sosial bahkan politik...

Kita harus sama-sama rela dikafir-kafirkan atau apalah itu namanya oleh orang yang berbeda Agama dengan kita. Karena itu keyakinan.

Namun membawa ranah keyakinan tersebut bahkan mempermasalahkanya, terlebih masuk ke ranah politik, jadinya lucu ini.


Keyakinan itu kan yakin.

Biar saja orang lain mau bilang apa tentang kita, yang penting adalah tidak merasa paling benar dihadapan semua orang.

Toleransi menjadi kata yang tidak suci lagi saat ini.

Semoga kita tidak terjebak dalam permainan ini.

NKRI harga mati!






Monday, October 23, 2017

SELAMAT BEKERJA PAK PRESIDEN!

Tak terasa, tiga tahun sudah seorang pria asal Solo, seorang pria yang terkenal dengan kesederhanaan dan gebrakan-gebrakan yang tergolong baru dan berani itu kini memimpin negara besar, Indonesia.

Sebagai pemimpin, tentulah pak Joko Widodo atau pak Jokowi mempunyai sisi positif dan negatif.

Dan saya pikir itu wajar. Karena Beliau bukanlah malaikat. Bahkan malaikatpun memiliki kelemahan... Ndak punya nafsu kang! Mbuehehe.

Jujur saja, tulisan ini bukanlah bentuk dukungan maupun umpatan bagi Beliau. Tulisan ini lahir dari diri pribadi saya selaku anak bangsa yang sangat merasa memiliki nusantara ini.

Dan bagaimana penilaian Anda terhadap saya pun itu tidak akan saya permasalahkan. Karena setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda. Ya nggak sih?

Baiklah, kembali ke topik hidayat... eh, topik tulisan ini.

Selama kurang lebih tiga tahun ini, saya melihat sudah banyak perkembangan khususnya yang berupa fisik. Bisa dikatakan dominan bahkan.

Bukan hanya kota-kota besar saja, di kampung-kampung pun pembangunan fisik ini berjalan dengan sumringah.

Bahkan di pedalaman macam Kalimantan, ini berdasarkan cerita saudara saya, disana sedang gencar-gencarnya dibangun berbagai infrastruktur yang terbilang wow :)

Saya sih setuju-setuju saja, bahkan sangat setuju jika pemerintah membangun infrastruktur dengan begitu megahnya.

Kenapa?
Negara kita adalah negara kepulauan. Dengan infrastruktur yang keren, maka negara ini, cepat atau lambat akan berubah menjadi negara yang besar, bahkan maju.

Singapore saja bisa semakmur itu kok? Darimana lagi kalau bukan karena infrastruktur, salah satunya adalah pelabuhan, yang terbilang okey :)

Kemajuan pembangunan di desa pun berjalan dengan gagahnya.

Ini tidak terlepas dari pelaksanaan Undang-Undang Desa tentunya.

Undang-undang yang digagas semenjak zaman presiden SBY ini terbilang mulai sukses dalam pelaksanaannya. 

Memang sih, tadi siang saya membaca salah satu berita di media massa yang konon katanya beberapa kepala Desa ditangkap karena kasus korupsi. Yaaa begitulah...

Pembangunan fisik dengan berbagai infrastruktur apalah itu namanya, saya dukung... Tetapi yang penting adalah bagaimana terlebih dahulu membangun mental, khususnya para pemimpin dan pemegang kebijakan di seluruh negara ini.

Kenapa mereka? Ya karena merekalah yang memegang kendali, mau diapakan dan mau dibuat apa ini negeri kan tergantung mereka.

Bahkan kalau boleh saya sarankan, anggaran untuk pendidikan mental ini cukuplah dengan contoh akhlak yang baik dari para penguasa dan para ulama tentunya.

Saya pikir, kita terlalu "duit oriented".

Apakah segala sesuatu yang berhubungan dengan anggaran harus selalu berbentuk duit?

Lalu apa gunanya PANCASILA?

Bukankah jelas bahwa Pancasila itu bukanlah paham yang berorientasi pada harta?

Mengapa founding father bangsa ini menggunakan Paham Pancasila, BUKAN LIBERAL MISALNYA? ATAU KOMUNIS?

Setiap orang bebas menafsirkannya kan?

Dan bagi saya, Pancasila bukanlah dasar semata. Ia adalah falsafah. 

Sejak SD saya sudah diterangkan apa itu Pancasila sebagai DASAR NEGARA, apa itu PANCASILA sebagai FALSAFAH BANGSA?

Sudahlah... Saya bukan profesor yang ahli dalam bidang Pancasila.

Saya hanya merasa kalau ada sesuatu yang pincang pada bangsa ini.

Ketika dana yang melimpah (Saya kurang paham itu murni hasil dari negara atau hutang), tapi disisi lain, pemegang kebijakan untuk dana yang tidak sedikit itu justru pada ramai-ramai korupsi.

Saya benar-benar heran...

Bukankah mereka juga memiliki anak cucu?

Atau... Jangan-jangan mereka melakukan korupsi untuk ngempani anak isteri beserta turunanya? hahaha... Entahlah...

Saya harap, di tiga tahun pemerintahan pak Jokowi ini, KORUPSI bisa diturunkan. kesejahteraan rakyat bisa ditingkatkan.

Dan harapan besar saya adalah pendidikan mental (akhlak) mendapat perhatian yang lebih serius lagi.

Masa depan ada di tangan kita...

Selamat bekerja pak Presiden :)



Sunday, July 2, 2017

CHARITY DI ARUS MUDIK DAN ARUS BALIK LEBARAN

Bismillah...
Akhirnya bisa kembali posting di blog tercinta ini.

Sebelumnya saya haturkan selamat hari raya Idul Fitri 1438 H, mohon maaf lahir batin. Telat ndak apa apa kan? Hehehe.

Momen lebaran emang momen yang istimewa. Keistimewaan tersebut berupa aneka kegiatan yang hampir pasti terjadi selama bulan syawal. Apa saja itu? Wah banyak banget... Mulai dari pulang kampung/mudik, jajanan khas lebaran dan hajatan tentunya. Baik pernikahan maupun sunatan. Hehehe... Saya jamin, jika Anda berada di pulau Jawa, maka sekarang adalah musim kondangan. Hehehe.

Selain itu, salah satu kegiatan istimewa yang biasa terjadi di bulan syawal atau lebaran adalah reunian. Cieeee...

Bisa reuni akbar maupun reuni kecil-kecilan. 

Tak terkecuali saya, kebetulan saya ditunjuk sebagai humas reuni akbar SMP. Hmmmm, benernya sih udah males ngurus kek gituan. ASELI!

Tapi bagaimana lagi, saya terpaksa ikut terjun bebas karena saya adalah HUMAS ikatan alumni SMP saya. So, saya musti ikut ini :)

Tadinya banyak yang ngedaftar ikut. Tapi entah kenapa, tiba-tiba di tengah jalan mereka mundur selangkah demi dua langkah.

Bukan berarti mereka tidak mengadakan reuni sama sekali, bukan! Tapi mereka mengadakan reuni sendiri-sendiri.

Untunglah masih ada beberapa angkatan yang mau ikut berpartisipasi dalam reuni akbar. Alhasil, reuni akbar tersebut berjalan dengan kurang sukses ;)

Yang datang sedikit, tapi makanan sama snacknya bejibun... Hahahaha...

Sebenarnya reuni akbar yang kami selenggarakan tidak sebatas reuni saja alias silaturahmi thok!

Tapi ada kegiatan charity buat warga sekitar sekolah. Tapi bagaimana lagi, nasi sudah berubah menjadi ayam. Biarpun begitu, reuni tetap berjalan dan charity alhamdulillah bisa berjalan lancar.

Lucu juga sih. Lucunya itu karena charity yang kita adakan adalah bagi-bagi snack dan makanan gratis. Cocoknya sih pas ramadhan kemarin, tapi kami adakan setelah ramadhan.

Pas juga sih menurut kami. Karena charity yang kami adakan bertepatan dengan momen arus mudik dan arus balik. Ada yang baru mudik, ada yang sudah pada balik. Hahaha...

Berikut penampakan kegiatannya :)









Semoga tahun depan bisa mengadakan lagi...

Salam IASDA...







Tuesday, November 29, 2016

BUZZER

Selamat malem sob :)

Bagaimana kabar kalian di malam yang gerimis ini? Menderita? Ah..sudahlah... Hidup di dunia ini hanya sekali.Selebihnya, kita akan hidup di dunia keabadian. So, bersedih boleh, tapi jangan terlalu lama. Nanti rugi sendiri. Hehehe.

Ramai. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan di televisi-televisi, koran-koran dan di media-media sosial lainnya.

Ramai yang bukan tanpa sebab tentu saja. Kalau boleh saya pilah nih, keramaian yang teramat ramai itu diantaranya adalah PILKADA DKI dan AKSI DAMAI 212.

Lihatlah di trending topik twitter, hampir setiap hari trending topiknya tak jauh-jauh dari itu. Di televisi apalagi. Bahkan di hari ini saja , ada salah satu televisi swasta nasional yang secara beruntun, dari pagi sampai sore menyiarkan berita yang itu-itu saja. Membosankan :)

Tapi namanya juga televisi swasta... Selain beritanya harus yang ramai-ramai, berita yang ditayangkan juga harus layak dan bisa dijual. Kalau tidak, mau dapat iklan dari mana? Mbuehehe...

Yang menarik lagi, hampir disetiap peristiwa-peristiwa yang ramai itu ada celah pekerjaan yang dapat menghasilkan duit banyak. Coba tebak? Pekerjaan apakah itu?

BUZZER!

Yupz, buzzer...  Kalian tahu kan pekerjaan yang satu ini? Pokoknya, enak ndak enak, suka ndak suka, buzzer adalah sosok yang hampir dikatakan senantiasa harus diadakan. Terpaksanya sekali, harus diada-adakan.

Yupz, buzzer dan pemodal yang membayarnya ibarat dua sisi mata uang. Saling terhubung dan saling menguntungkan.

Beberapa malam yang lalu, ada salah seorang buzzer yang diundang oleh salah satu televisi swasta nasional. Konon, bayarannya mencapai puluhan juta rupiah... WOW!

Bisa saja mereka mendapatkan lebih dari itu. Wong yang namanya buzzer itu ibarat intelejen yang kelihatan, tapi ndak juga kelihatan. Wah, maksudnya apa? Yaaa gituuu dech ;)

Munculnya hatter dan loverer yang secara tiba-tiba akhir-akhir ini juga tak lepas dari peran para buzzer. Jadi, biar bagaimanapun juga, sebenci-bencinya kita terhadap hatter, toh mereka manusia juga. Butuh makan dan butuh uang... Jangan dibenci yah? Mbuehehe...

Nah, untuk mengakhiri postingan ini... Biarpun dimana-mana lagi kelihatannya ramai, toh di kampungku sini adem ayem tentrem marem :)

Memang pemandangan yang ramai itu terlihat di televisi, namun bagi kami yang orang kampung, keramaian itu masih kalah ramai dengan menonton pertandingan AFF secara beramai-ramai di warung sederhana sebelah rumahku. Biar cuman kacang sama segelas kopi, toh masih ada sisi keceriaan di hati kami. Keep calm gaes....  Hahaha...

Wassalam...


Thursday, December 17, 2015

NDAS (KEPALA)


DUE NDAS MUMETAN, ORA DUE NDAS KETON WAGU

(PUNYA KEPALA SERING PUSING, KAGAK PUNYA KEPALA KELIHATANNYA GEMANAAAA GITU)

Hidup ya harus dihidup-hidupi.... Syukuri apa adanya coy :)

Thursday, November 12, 2015

TULISAN-TULISAN "ANEH"

Tadi pagi pas berangkat kerja, ada sesuatu yang bikin perut gue tercetuk-cetuk... #halah apa pula ini!

Yupz, sebagai manusia yang biasa lalu lalang di jalan ada saja hal-hal unik, lucu, dan menyebalkan yang terjadi di jalan. Untuk yang menyebalkan sudah gue posting tadi pagi. Jadi nggak usah dibahas pada perkuliahan kita siang ini.... #huekkkk....

Gue ditakdirkan tinggal di Banyumas (Sebelah timur California). Halah... Nah, karena gue tinggal di Banyumas, maka banyak segala sesuatunya yang berwarna Banyumas, termasuk tulisan di sepeda motor gue. DABLONGAN, begitu stiker yang ada pada slekbor belakang motor gue. Kalau kalian pengen tahu maknanya, gampang! Mandi kembang tengah malam. #jangan kau lakukan.... wkwkkwkwk

Nah, tadi pagi pas gue berangkat ada tulisan seperti ini. Oh ya, tulisan ini ada di bagian belakang sebuah truk yang biasa digunakan untuk ngangkut banci... eh, pasir.

Tulisannya seperti ini : Duh Gusti, kula mboten ngeluh... Ningen madan mikir akeh butuh. Nah, tulisan tersebut juga disertai karikatur tokoh pewayangan BAWOR yang sedang megang anunya... Kepalanya maksud gue  :P

Kalau tulisan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini : Wahai Tuhan, bukannya saya mengeluh, tapi saya agak mikir lagi banyak butuh/kebutuhan.

Wah, gue jadi ketawa-ketiwi sendiri kaya kuntilanak yang baru melahirkan sapi. Eh!

Katanya tidak mengeluh, tapi ternyata curahan hati itu ya memperlihatkan sedang mengeluh. Benar-benar bikin hati gue terbahak-bahak... wkwkwkwk.

Mungkin elo sering melihat aneka kalimat-kalimat atawa tulisan-tulisan aneh yang biasa nempel di kendaraan umum seperti bus dan truk. Ada yang lucu, kelihatan bego, ada juga yang nyebelin dan ngegemesin. Bikin hati kita terlonjak-lonjak. APA PULA ITU?

Berikut beberapa tulisan maupun stiker yang ada pada beberapa kendaraan.

  1. ORA SABAR, MABUR NGANAH (Tidak sabar, terbang sono)

  2. BUKAN HARTA SIMPANAN

  3. DO'A IBU

  4. TERSANJUNG

  5. FACEBOOK

  6. PESBUK

  7. MALU PULANG

  8. PERGI PAGI PULANG PAGI

  9. NYALIP, KANAN BUNG!

  10. MONALISA

  11. TUNGGULAH DAKU

  12. ANAK LANANG

  13. NGEBUT BENJUT

  14. BUKAN HARTA KORUPSI

  15. BERKAH IBU

  16. PAPA PULANG, MAMA BERGOYANG......... Anjritttttt!!!!

Nah... ada lagi gak BRO/SIS?

ORANG-ORANG "MENGGEMASKAN" DI JALANAN

Sebagai pekerja yang saban hari bolak-balik kaya baling-baling bambunya Doraemon, salah satu hal yang terkadang membikin pusiang kepala adalah ketika berada diperjalanan, baik ketika berangkat maupun pulang.


Bagaimana tidak pusiang, hampir tiap hari ada saja pengendara yang ngawur ketika berada di jalan. Mulai dari para alay yang mengganti knalpaot orisinil menjadi knalpot yang bunyinya kayak kentut gajah sampai para sopir-sopir tua yang sempet-sempetnya kasih siulan jika ada pengendara motor yang moncer kayak artis ragunan sono. Kampret!

Masih banyak lagi nih kelakuan-kelakuan yang biasa gue tonton (emangnya pilem Bokep, pake ditonton segala... huekkkk) yang mencerminkan perilaku kurang baik ketika berada di jalan.

Nih beberapa contoh kelakuan negatip yang aku rangkum dari bibir-bibir dower yang biasa ngoceh di media SOKSIAL. INGAT! DON'T TRY AT HOME... eh,  AT STREET!!!

  1. Maen hape sambil motoran. Mending hapenya bagus, hape udah kagak ada hurupnya ajah masih dipakai... Buat ngipasin ayam ajah tuh hapenya! Kamfrett!!!

  2. Tidak pakai helm (KALAU COWOK SIH SELALU PAKAI.....  *mikir yah?)

  3. Spion  dicopot. Nah ini nih yang kadang bikin tensi naik. Udah capek-capek pencet tombol lampu seign... Eh, motor yang didepan sono kagak pakai spion. Pengen rasanya gue copot kepala tuh orang. Trus, gue balikkan ke belakang biar dia bisa melihat lampu sign motor gue.... Untung saja gue orangnya alim.... wkkwkwkwkk

  4. Ngobrol bersebelahan dengan pengendara sepeda motor lain. Huh, ini sering sekali terjadi. Udah kasih lampu sign, udah diklakson, udah tak teriaki makai kata-kata JOROK, eh masih juga tuh orang pada ceritaan di jalan. Pengen rasanya gue "sambit" tuh orang makai ban motor gue yang penuh tahi ayam ini. Huft!!!

  5. Ngerebut marka seenaknya. Udah tahu kalau marka jalan gak boleh diambil, eh diambil pula sama pengendara lainnya. Biasanya sih yang makai mobil. Gue tahu lah kalau mobilnya bagus, tapi kelakuan elu tuh... kagak bagus-bagus amat. Bahkan pernah gue jatuh terserempet gara-gara marka jalan gue diambil sama mobil. Mending jatuhnya ke kasur empuk yang ada biduan cantiknya... Lah ini, gue jatuh di jalan... bukan  ciuman biduan yang gue dapetin, tapi ciuman aspal yang gue IJININ....  SETANNNNN!!!!

  6. Isi sendiri dech.... Gue pengen pipis...

Yang jelas, untuk kalian para bikers yang saban harinya berada di jalanan kayak gue, plissss dech.... jaga diri, jaga emosi (SOK BANGETTT), dan jaga hati... Ya biar selamat tentunya. Oh ya, jangan lupa taati peraturan lalu lintas. Siapa tahu ada polwan cantik yang terkesima sama perilaku bagus kamu dijalanan, terus polwan cantik itu tiba-tiba nyuruh elu jadi supirnya.... SEMPURNA!

Keep safety!

:)

Friday, August 21, 2015

SPIRITUALITAS, UNTUK APA ENGKAU KINI?

Sebagai orang Jawa, dan kebetulan saya hidup dan dibesarkan di lingkungan kejawen tentunya saya sudah terbiasa dengan kehidupan para penganut aliran kejawen ini. Satu minggu, bahkan satu tahun tidaklah cukup untuk mengkaji para penganut aliran kejawen ini. Namun secara umum, para penganut aliran ini memiliki suatu "keistimewaan" berupa kebijaksanaan hidup yang menurut saya luar biasa dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kebetulan juga, saya memiliki keluarga yang menganut aliran kejawen ini. Jarang sekali mereka melakukan keburukan-keburukan berupa tindakan maupun kata-kata. Tentu saja penilaian ini disandarkan pada sistem nilai yang ada pada masyarakat Jawa pada umumnya.

Ora ngenyek, ora ngomeih, ora ngece, ora maling, ora madon, dan toleransi yang sangat tinggi terhadap orang lain (tepa slira) serta beberapa kebaikan lainnya mereka terapkan dalam kehidupan mereka. Kebijaksanaan hidup yang sudah tertanam dalam hati menjadikan para penganut kejawen ini menjadi pribadi-pribadi yang baik dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Mungkin karena itulah, ketika agama-agama besar masuk ke bumi nusantara ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat nusantara, termasuk wong jawa.

Karena keistimewaaan berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan hidup inilah, para "pentholan" kejawen pada zaman dahulu mendapatkan keistimewaan.


Salah satu keistimewaan tersebut adalah berupa penghormatan kepada pentholan/tokoh-tokoh tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka tidak hanya dihormati saja, tapi juga disegani. Saran dan nasihat-nasihat mereka senantiasa diugemi, dijunjung tinggi dan dipraktekan oleh masyarakat.

Begitulah keadaan masyarakat ini pada zaman itu. Orang-orang memberikan keistimewaan berupa penghormatan kepada seseorang karena spiritualitasnya, bukan hartanya.

Baiklah, mari sejenak kita masuk kepada era masuknya agama-agama besar di nusantara.

Pada zaman Hindu, betapa para brahmana sangat dihormati, bahkan oleh sang Raja sekalipun. Mereka menjadi penasihat raja. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil oleh sang rajapun tidak terlepas dari faktor spiritual.

Sampai pada zaman kerajaan Islampun, para ulama menjadi tokoh yang tidak bisa dinafikan keberadaannya. Mereka sangat dihormati dan diugemi.

Lalu, apa yang terjadi di zaman kita ini?
Apakah nilai spiritualitas masih digunakan oleh masyarakat/penguasa dalam menghormati/mengagungkan seseorang?

Ah, entahlah.... marilah kita bertanya pada rumput yang terbakar.....


Saturday, August 1, 2015

HARAP DISENTOR!

Entah sudah yang keberapa kalinya ketika aku masuk ke WC itu ada saja kotoran yang belum disentor alias disiram. Perasaan, itu bukanlah WC umum, melainkan WC yang dikhususkan untuk manusia-manusia dengan tingkat pendidikan yang terbilang tinggi di negeri ini. Hihihiy....

Habis pakai disentor yah!

Bukannya lagi ngumpat-ngumpat nih, cuman heran saja. Apa sih susahnya nyentor kotoran sendiri? Apalagi airnya melimpah. Dan gayungnya juga belum lenyap kok :) Serius! Gayungnya masih ada. Ada gambar kartun yang lucu-lucu pula. Pokoknya manis dech gayungnya ;)

Sekali lagi, entah yang keberapa kalinya aku menyentor kotoran orang lain. Ndak apa-apa kok. Sungguh! Apalagi sakit hati.... Gak sama sekali. #koprol sambil minum kopi

Jujur saja, saya itu orang yang sangat risih ketika ada kotoran yang belum disentor di WC. Ada memang beberapa temanku yang ndak jadi masuk gara-gara masih ada kotoran yang tersisa. Jangan ditanya bau apa tidak. Apalagi pertanyaannya multiple choice. Please dech jangan....... Jawabannya cuman satu kok. WANGI! Mbuehehehe.....

Oh ya, ngomong-ngomong kalau kalian habis buang hajat, disentor yah! Kasihan pak penghulu.  #Jaka Sembung naik bebek... Gak nyambung Jek!

Nah, bagi kamu yang sering nemuin WC atau toilet yang seperti itu, berikut tips atau cara yang musti kamu lakukan dalam rangka menjaga kebersihan WC.

1. Sentor dengan segera. Ingat, jangan disentor pakai air liur kamu :P

2. Hubungi petugas yang bertanggung jawab dengan kebersihan WC itu. Ingat, petugasnya! Jangan kamu hubungi mantan kamu. Apalagi gebetan kamu. Ntar kamu dikira penjaga WC. #Jlebz jlebz jlebz

Minta tolong kepada petugas yang bertanggung jawab itu untuk membersihkan dengan segera. Setelah selesai, kasih tip pada petugas tersebut berupa nyanyian-nyanyian anak-anak.

3. Photo WC tersebut. Masukkan via medsos. Angkat dan viralkan masalah tersebut di medsos biar ramai. #lebay lebay lebayyyyy

Intinya, jika kamu nemuin WC kotor seperti itu, JANGAN DIHINDARI. Hadapi dengan gentleman/gentlegirl. Kenapa? Ya itung-itung untuk melatih jiwa kita dalam menghadapi kenyataan hidup. Kelihatannya mungkin sepele, tapi percayalah, tak ada hal yang sepele di dunia ini. Emangnya Tuhan menciptakan segala kondisi di dunia ini dengan main-main? Nggak bingit lah yaw! Hehehe.

Nb.

KEBERSIHAN PANGKAL KESEHATAN

KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

Saturday, July 25, 2015

Adakah Sisa THR di hatimu? eh, kantongmu?

Akhirnya bisa nongol lagi disini... Maklum, sepersekian detik saya menghilang dari jagat persilatan dunianya si maya karena saking sibuknya saya di dunianya si nyata ;)

Oh ya, ngomong-ngomong walaupun sangat telat, saya beserta keluarga kecil saya mengucapkan happy idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. Dimaapin ya?  ;)

Bicara soal lebaran alias idul fitri, maka pembicaraan kita kali ini juga tidak akan lepas dengan yang namanya baju baru, sepatu baru, celana baru, sendal baru, isteri baru..#eh!

Disamping itu, ada juga yang namanya ketupat lebaran, opor, soto, roti, dan sirup. Apa lagi coba? Mbuehehe.

Entah siapa yang mengajari hal-hal tersebut di atas. Perasaan guru-guru saya waktu sekolah, dan dosen-dosen saya juga tidak mengajari harus beli sesuatu yang serba baru di hari raya idul fitri.

Tapi ternyata, ketika saya masih kecil dan imut (sekarang juga sama, cuman tambah ganteng) orang tua saya senantiasa membelikan baju baru untuk menyambut hari raya :)

Jadi orang tua dong yang ngajarin? Entahlah.... Nyatanya, walaupun saya dibelikan baju baru, ternyata kedua orang tua saya tidak selalu memakai baju baru di hari raya. Bukannya sombong nih, bukan berarti ayah saya tidak mampu untuk membeli baju baru, membeli sepeda motor saja yang waktu itu jarang yang punya, eh ternyata ayahku mampu beli lho. Namun, karena Beliau enggan belajar naik sepeda motor, akhirnya sepeda motor itu menjadi cerita yang lumayan pahit. Motornya dijual oleh......... ah, ndak boleh buka-buka rahasia ;)

Yupz, pakaian baru, makanan nikmat, dan angpao adalah hal-hal yang sulit dihindarkan di hari raya ini. Sudah menjadi tradisi. Sekali lagi, entah siapa yang mengajari. Jangan-jangan kamu! HAYOO NGAKU! hehehe...

Bukannya saya menolak atau tidak menyetujui hal-hal seperti disebutkan di atas, justru sebagai muslim saya bangga. Kenapa? Saya pikir tidak ada salahnya kita membeli pakaian baru, asesoris baru, membeli roti dan beberapa makanan dan minuman lezat. Ada hikmah di dalamnya. Ya hikmah.

Dengan pakaian baru, maka diharapkan semangat kita terutama iman kita terbarukan. Bukankah kita sudah melatih diri kita untuk menjadi manusia bertakwa selama Ramadhan?

Dengan makanan dan minuman yang belum tentu setiap hari kita maupun tetangga kita menikmatinya, maka dengan menyediakan makanan dan minuman tersebut, secara otomatis kita telah memberikan kebahagiaan dan kehormatan pada keluarga dan tamu-tamu yang datang ke rumah kita. Iya nggak sih? Iya in aja dech...   :)

Oh ya berkaitan dengan angpao, bukankah itu juga termasuk bahagian dari sedekah? Wuihh.. top markotop dech dengan adanya Idul fitri ini.

Oh ya, ngomong-ngomong, adakah sisa THR di hatimu? eh kantongmu? Mbuehehehe....

THR

Tuesday, May 12, 2015

WAHAI PAK PRESIDEN, ANGKAT KEPALA ANDA!

Wacana reshuffle kabinet kerja Presiden Jokowi makin santer. Mulai dari pengamat sampai tokoh partai politikpun ikut nimbrung mewacanakan kocok ulang menteri-menteri di kabinet presiden Jokowi. Sungguh ramai.... Dan... menggelitik tentunya.

Kenapa menggelitik? Karena kakiku baru saja digigit nyamuk.... Nyeri-nyeri sedap.... Mbuehehehe...

Saya tidak tahu bagaimana keadaan hati Presiden saat ini. Yang jelas, wacana kocok ulang kabinet kerja pastilah mendapatkan perlakuan istimewa dalam benak sang Presiden :)

Sebagai rakyat, saya hanya berharap, andaikata kocok ulang itu benar-benar terjadi, semoga bukan karena perebutan kekuasaan semata. Tapi karena kebutuhan rakyat Indonesia. Ya, kebutuhan.

Kami butuh kenyamanan. Kami butuh ketenangan. Kami butuh kemakmuran. Kami butuh keadilan. Kami butuh segala sesuatu yang menjadikan kami hidup tata tentram kerta raharja.

Kami tidak ingin dibegal. Kami tidak ingin mendengar berita korupsi. Kami tidak ingin membaca berita NARKOBA. Kami tidak ingin kesusahan membayar biaya pendidikan, rumah sakit, pajak-pajak jalan, pajak-pajak kendaraan, dan pajak-pajak lainnya yang terkadang bayaran kami hilang entah kemana.

Wahai pak Presiden..... Anda bukanlah pegawai partai! Anda adalah ayah bagi kami, anak-anak bangsa ini. Saya ingin Anda menegakkan kepala Anda.

Sistem pemerintahan kita adalah presidensial. Bukan Sialnyapresiden.... Hak mengganti menteri adalah murni kekuasaan Anda.

Jangan takut pada partai! Jangan takut pada orang perorang... tokoh pertokoh... Angkat kepala Anda....

Saya berdo'a.... Semoga Anda diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menakhkodai kapal besar Indonesia.... Penuhi janji-janji Anda. Semoga Tuhan memudahkan....

MEMBUNUH SEPAKBOLA, MEMBUNUH BANYAK NYAWA

Gonjang ganjing pembekuan PSSI oleh Menpora masih menjadi bahan perbincangan hangat oleh berbagai kalangan. Maklumlah, PSSI adalah induk olah raga yang sangat digandrungi di republik ini. SEPAK BOLA coy!

Bahkan ketika tulisan ini dimuat, permasalahan gonjang ganjing tersebut sedang dibahas di salah satu stasiun tivi swasta terkenal di negeri ini. Benar-benar hot diskusi yang entah sampai kapan berakhirnya.

Saya benar-benar heran atas perlakuan mereka-mereka yang katanya mencintai sepakbola. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Dengan pembekuan PSSI, maka bersiap-siaplah menyaksikan kehancuran sepakbola di negeri ini. Kenapa? Karena dengan pembekuan tersebut, FIFA akan urun tangan dengan cara "membekukan" sepak bola kita. Waduh... parah kiyeh!

Jika FIFA benar-benar melakukan hal itu, sungguh tragis nian nasib insan sepakbola Indonesia. Ingat broh, sepakbola adalah industri. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari dunia olah kaki ini. Mulai dari para pemain, pelatih, wasit, pedagang asongan yang biasa jualan di stadion, dan beberapa nyawa lagi yang menggantungkan penghasilannya dari dunia sepakbola. Ingat juga yah mas broh, mereka punya keluarga. Silahkan kalkulasikan, berapa orang yang hidupnya akan menderita gara-gara "kematian" sepakbola Indonesia yang dibunuh ini. Siapa yang bertanggung jawab? #hayo angkat tangan!

Semoga ada solusi............BAL2

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...