Masih saja ramai pemberitaan di media tentang salah satu aliran sesat yang bikin heboh...heboh... suasana ceria... *malah nyanyi ;) Sungguh apa yang terjadi, ini menurut saya, adalah sesuatu yang sudah kelewat ruarr biasa.
Bagaimana tidak ruaarr biasa, mereka yang ikut aliran tersebut dengan "nekadnya" meninggalkan segala macam harta bahkan pekerjaan yang sudah mereka dapatkan susah payah. Untuk selanjutnya mereka menempati wilayah yang konon sudah dipersiapkan oleh para pengurus aliran yang katanya sesat tersebut untuk kemudian mereka tinggali.
Namun apa hendak dikata, malang tak dapat di surabaya, eh ditolak.... Seiring dengan berjalannya pemberitaan yang begitu gencar perihal aliran yang mereka ikuti adalah sesat, warga asli dimana kompleks tempat tinggal pengikut aliran tersebut marah.
Tentu saja warga asli sekitar takut kalau mereka menyebarkan aliran sesat di lingkungan tempat tinggal mereka. Hal inipun mereka sinyalir dengan tidak adanya tempat ibadah yang dibangun oleh pengikut aliran tersebut. Itu membahayakan dan merupakan sinyal "fakta" tentang kesesatan mereka.
Tentang aliran-aliran sesat yang ada di Indonesia, gue pribadi sih sudah tidak asing lagi. Ada tetangga gue, tetangga jauh sih, yang ikut GAFATAR.
Bahkan ada aliran lain lagi yang menurut gue juga tidak kalah berbahaya untuk keberlangsungan akidah kita. Ajaran aliran ini didasarkan atas rasa "suka." Namanya AGNOSTIC. Tidak beriman tidak beragama yang berkitab dan bernabi Rasul. Pokoknya mereka mempercayai Tuhan. Itu saja... Lalu bagaimana dengan aturan? Jangan bicarakan perihal aturan dengan pengikut ini. Bagi mereka, yang penting mereka suka, lakukan saja.
Bagaimana dengan tata cara peribadahannya? Itupun jangan dibicarakan. Tak ada shalat, puasa, dan lain sebagainya. Pokoknya, suka-suka gue :) Kalau teman-teman pengen tahu, silahkan saja browsing perihal AGNOSTIC ini. Teman gue sudah banyak yang ikutan aliran kek gitu disini :)
Sebagai pemeluk Islam, gue juga pernah diajak oleh sahabat gue untuk hijrah. Benar-benar hijrah.
Tawaran hijrah tersebut bukan hanya hijrah secara akidah, akan tetapi juga hijrah secara fisik. Mereka punya khalifah, punya tentara, punya tempat yang konon kehidupannya sangat Islami.
Tak tanggung-tanggung, seharian penuh gue diskusi sama teman gue itu. Akhirnya dia mengaku kalau dia adalah anggota NEGARA KARUNIA ALLAH (NKA).
Sungguh, kalau kita bicara masalah sempalan-sempalan aliran dan aliran-aliran sesat di negeri ini tak akan ada habisnya.
Sikap permisif bangsa dan negara ini terhadap ajaran baru sungguh mendukung berkembangnya berbagai macam agama dan aliran, termasuk aliran sesat.
Tidak ada yang mampu membendung ajaran tersebut. Disinilah dituntut peran serta keluarga, masyarakat, ulama, dan pemerintah untuk mengatasi maraknya aliran-aliran sesat di Indonesia.
Menurut gue, keluarga adalah salah satu fondasi yang ampuh untuk menangkal aliran-aliran sesat tersebut. Keharmonisan, kehangatan, dan saling terbuka terutama dalam membicarakan ilmu-ilmu baru akan sedikit membantu anggota keluarga kita untuk menghindarkan diri dari pengaruh aliran-aliran sesat itu.
Selain itu, sebagai pribadi, janganlah segan-segan untuk menambah pengetahuan keagamaan pada ulama yang shalih.
Pada bagian terakhir, marilah kita renungi salah satu ayat yang ada pada Al Qur'an ini,
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
Semoga kita mampu dan mau untuk menghindari ajaran-ajaran dari aliran-aliran sesat yang sudah mulai bercokol di negeri ini.
Keep spirit!