Skip to main content

Posts

Aku dan Jennifer Lopez

Semenjak perkenalanku dengan Jennifer Lopez alias Jelo, aku makin kesengsem dengan tingkah lakunya yang menggemaskan. Perkenalanku itu berlangsung ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sungguh mengesankan bisa berkenalan dengan artis sekaliber Jelo. Ruaarrr binasa... Begitu kata iklan di tivi yang bisa mewakili isi hatiku dan isi dompetku tentunya. Mbuehehehe.... Seperti pepatah lama, witing tresna jalaran saka kulina atau dalam bahasa enggrisnya, waiting tresyen bikos of kuleyen , maka seiring berjalannya waktu, aku semakin kesengsem sama Jelo. Bagiku, walaupun dia beda agama, beda budaya, dan beda tinggi badan tentunya, namun cintaku ternyata tumbuh tak terhentikan seperti rambut yang ada di anuku, itu... di kepalaku maksudnya. Dan begitulah cinta..... Dari dulu deritanya itu-itu saja. Begitu kata siluman basi dalam film Kerak Sakit. Seperti itu juga kisah cintaku.... Walaupun aku sudah sangat mencintainya, tapi apa daya, ia tak dapat melihat wajahku yang ketampanannya tak terbantahk

Life must gogon.... eh, go on

Hampir setiap minggu bahkan hari, ada saja keluh kesah tentang hidup dan kehidupan yang konon semakin susah saja di negeri ini. Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja. Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial. Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok ?   :P Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendap

Ternyata, hidup bahagia di zaman ini susah ya?

Semangat pagi kawan :) Sebelum aku lebih lanjut menulis postingan ini, sebelumnya jawablah pertanyaan berikut ini : Pada jam berapakah kalian pertama kali membuka gadget di pagi ini? Apa isi berita di gadget tersebut? Apa yang terlintas ketika kalian membaca informasi tersebut? Adakah pengaruhnya terhadap kalian dari informasi yang kalian dapatkan tersebut? Nah pertanyaan yang kelima sengaja tidak aku kasih nomor. Kenapa? Ya iseng saja. Mbuehehehe. Lantas, apa sih pertanyaan yang nomor 5 tersebut. Pertanyaannya sederhana. Ketika sudah mendapatkan informasi tersebut, apakah kesimpulan yang ada pada pikiran kalian (kesimpulan kalian dari informasi itu) langsung kalian tulis di media sosial? Facebook atau twittter misalnya? Hayo jawab :) Hmmm, sebenarnya mau ngomong apaan sih, kok muter-muter kayak gini. Apalagi kalau dihubungkan dengan judul postingannya. Apa hubungannya boy? He he he. Baiklah, saya cuman berharap semoga informasi pertama kali ketika kalian membuka gadget atau informasi

LASIH, SANG KEMBANG DESA

Malam semakin larut. Biduan-biduan cantik dari grup organ tunggal yang sedang meramaikan pesta pernikahan itu semakin menggairahkan. Tidak hanya suara saja yang mereka pamerkan. Keseksian gerakan tubuh dan desahan-desahan menggemaskan mereka keluarkan dengan penuh candaan. Tamu undangan dan penonton semakin malas untuk meninggalkan kemeriahan pesta itu. Sementara itu di kamar pengantin, sang pengantin pria sudah bersiap-siap menunaikan kewajibannya. Senyumnya merekah, matanya tajam seperti singa yang hendak menangkap mangsanya. Lasih, begitu nama sang mempelai wanita, masih tertegun dihadapan lelaki yang telah dengan sah menikahinya. Tidak seperti sang mempelai lelaki, perasaannya justru berseberangan dengan lelaki yang ada dihadapannya. Ah, andai dia tahu, ini bukan pertama kalinya aku merasakan keringat lelaki. Dan sebentar lagi mungkin dia tahu.  Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia akan rela menerima keadaanku yang sesungguhnya? Atau... jangan-jangan malam ini m

TIPS KELUAR DARI GOOGLE SANDBOX

Betapa senangnya ketika blog tercinta ini keluar dari dekapan sang google sandbox. Wuih.... Mak nyozz! Dalam postingan ini saya tidak akan membahas apa itu google sandbox. Bisa kalian cari sendiri lah dengan bersurfer ria via mbah google ataupun tante yahud :) Jujur saja, setelah masuk dalam dekapan sandbox, aku jadi sering ngelongok traffic blog ini tiap harinya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih rajin untuk melihat traffic blog. Sesuatu yang jarang saya lakukan. Ya seperti sarapan pagi lah. JARANG BOY! Hahahaha. Siapa sih yang ndak mangkel kalau masuk kedalam dekapan mbah google sandbox? Pengunjung yang tiap harinya ratusan bahkan ribuan, tiba-tiba saja menjadi hanya puluhan saja. Weh! Memang sih, bagi sebagian blogger mungkin traffic tidaklah penting. Ya karena tujuan mereka ngeblog hanya mengungkapkan isi hati maupun ide saja. Tapi bagi yang blognya digunakan untuk kepentingan entrepreneur, ya seperti saya ini, maka traffic menjadi salah satu hal yang krusial. Mbuehehehe. Singkat

WANITA MALAM DAN LELAKI-LELAKI HILANG YANG TERJUNGKAL DALAM PERADUAN

Guratan malam masih berjajar di trotoar cinta Satu persatu, wanita-wanita penjaja kenikmatan mulai terlelap dalam rencana selanjutnya Tak ada keangkuhan, tak ada kesombongan Mereka hanya berharap agar pagi tak memberi sedikit mimpi agar pagi tak sekadar pagi Begitulah mereka, senantiasa mengharap pagi Setelah malam-malam keangkuhan mereka harus tersenyum pada lelaki-lelaki riang Lelaki-lelaki hilang yang terjungkal dalam peraduan Mungkin menjemukan Tapi apalah arti menjemukan bila dibanding dengan rencana siang bukankah setiap insan perlu santapan Ah, dimanakah kau iman?

Ssstt.... Apa alat musik yang kamu sukai?

Kalau ada musik, dunia menjadi berisik. Tapi kalau tak ada musik, dunia kurang asyik. Kurang lebih begitu penyampaian wa Haji Rhoma Irama pada salah satu lagunya yang berbicara tentang musik. Untuk urusan musik, aku itu bisa dikatakan sebagai penikmat. Memang sih sedikit-sedikit bisa memainkan gitar, mulai dari kunci C,Am,Dm ke G ke C lagi. Begitu seterusnya sampai angkutan kota tiba. Mbuehehehe. Selain bisa genjrang genjreng gitar seadanya, seruling adalah salah satu alat musik yang juga sedikit bisa aku mainkan. Sedari SMP aku memainkannya. Asyik juga. Main seruling sambil ngelihat pemandangan sungai Tajum. Apalagi kalau ada yang lagi mandi dan nyeberangin sungai. Perempuan lagi :)  Hay hay hay... Jadi inget masa-masa ABG dulu ;) Nah, ketika aku bekerja, kebetulan ada organ di tempat kerjaku itu. Disana aku belajar sedikit demi sedikit. Ternyata sulit juga boy! Padahal ketika melihat Oom Purwacaraka main piano, kayaknya gampang banget tuh pianonya dimainin. Mungkin karena jariku jemp