Skip to main content

Posts

PERCAYALAH, TUHAN ITU TIDAK ADA

Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan wajah itu. Wajah yang selama ini tertutupi hanya dengan sebuah nama. Manusia Biasa . Begitu nama akun blog miliknya yang dengan setia hampir setiap postingannya aku baca. Sungguh tak ada sesuatu yang istimewa yang muncul dari dirinya. Begitu kesan pertama kali ketika aku bertatap muka dengannya. Hanya satu ciri yang menonjol, badannya besar. Ah, untuk ukuran orang asia, dia terlalu besar. Rambutnya yang gondrong dan mulai terlihat memutih semakin menambah kekhasan dirinya. "Bagaimana anak muda, apakah engkau masih percaya dengan adanya Tuhan?" Suaranya menggelegar. Mungkin dari sudut gedung ini yang letaknya sekitar dua puluh meteran dari keberadaan kami, suara itu masih bisa terdengar dengan jelas. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Lantas ia pun kembali berbicara dengan kata-kata yang sudah sangat familiar di mataku. Ya, dimataku. Karena kata-kata yang ia ucapkan itu senantiasa muncul di home blog miliknya. Ha ha ha. &qu

NGUPIL

Kau tahu, betapa kebesaran itu terkadang menjadikan seseorang berlaku sombong. Mulai dari kebesaran baju, sampai kebesaran celana.... Mbuehehe... Mungkin mereka perlu belajar pada jari kelingking. Lihatlah, walaupun ibu jari lebih besar, tapi si kelingking paling sering digunakan oleh kamu... iya kamuuuu  (#terdodit dodit...) untuk melakukan suatu aktivitas besar dan maha penting dalam hidup. Apa itu? NGUPIL!!! Bagaimana rasanya jika kamu menggunakan ibu jari untuk mengupil? Nggak asyik kan? Mbuehehehe........ Begitulah hidup. Besar maupun kecil sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi, ketika engkau merasa besar atau sedang besar, janganlah kau jadikan kebesaranmu itu menjadi kecongkakan, apalagi kesombongan.... Stay cool man :) Happy Ramadhan.

Antara Kau, Aku dan Beras

Marilah kita membeli beras di trotoar-trotoar itu selagi murah selagi lumrah Marilah kita membeli beras di trotoar-trotoar itu selagi ada selagi bisa Marilah kita membeli beras di trotoar-trotoar itu selagi asyik selagi plastik Terakhir, marilah kita menjual harga diri ini selagi sepi selagi ada pembeli sejenak, lupakanlah berdikari Karena berdikari hanyalah milik para pemimpi Kau Aku Kita Hanyalah cerminan semata Selamat datang dusta

BAIT MALAM

Malam kembali menancapkan kaki-kakinya Sementara itu.... rembulan muda pun mulai menggoda dengan sedikit senyumnya Ah dia, Kenapa tak muncul dari balik jendela

Kau

Kau tahu, ada sedikit rindu yang membebani pikiranku... kau? Entahlah... Sekarang, aku hanya bisa menatap angsa-angsa itu dari kejauhan Angsa-angsa yang biasa kita beri makan setiap sorenya kala itu kelu

PADA SUATU MALAM DI HUTAN SUATU PULAU

"Syarif, terserah kau sekarang! Yang jelas, aku bukanlah lelaki pengecut yang menembak seseorang tanpa senjata. Aku adalah lelaki yang memiliki harga diri. Dan perjuangankupun ini adalah dalam rangka menegakkan harga diri kami selaku muslim yang selama ini teraniaya. Syarif, aku memang saudaramu. Dan tidak sepantasnyalah kita saling berhadapan seperti ini. Tapi inilah jalan hidupku. Aku tak mungkin mengikutimu, pun sebaliknya. Syarif, aku berharap, diakhirat nanti kita berbagi kebahagiaan bersama. Sama seperti dua puluh tahun yang lalu. Masih ingatkah kau Syarif?" Aku hanya terpaku mendengar perkataan sahabat baikku itu. Dua puluh tahun yang lalu..... Dua puluh tahun yang terasa singkat bagi kami. Aku masih ingat kala terakhir bertemu dengan sahabatku ini. Pagi itu, dengan dihantarkan kedua orang tuaku, aku berpamitan pada guru kami tercinta, almarhum romo kyai Muslim. Di kediaman Beliaulah terakhir aku bertemu dengan Rusmin, sahabatku itu. Baru dua minggu ia menjadi khodam d

STATUS BERHADIAH DI FACEBOOK SAYA

Tralalalala..... Akhirnya bisa kembali menulis di blog manis ini. Lumayan lama juga tidak nengok blog ini. Kesibukan dan kejutan-kejutan datang dengan tiba-tiba dalam hidup saya. Ceilehhh.... Kejutan? Iya kejutan :) Mulai dari isteri saya yang ternyata hamil lagi (Padahal anak pertamaku, Muhammad Al Kindi baru berusia 8 bulan ), kakek saya yang sakit dan harus dioperasi di RSUD Margono Purwokerto, dan diberi kenikmatan berupa sedikit sakit pada hidung dan tenggorokan :) Selain itu, pekerjaan yang menumpuk sungguh membuat diri ini laksana kuda. Dicambuk dan di dera... LEBAYYYYY! Padahal, di minggu-minggu ini saya sedang mempersiapkan toko online saya. Alhasil, rencana launching yang sekiranya akan saya lakukan pada tanggal 20 Mei kemarin, akhirnya gagal dan saya hanya sekedar mengenalkan. Maklumlah, saya sudah berjanji via fesbuk untuk memberikan kejutan berupa bonus/hadiah kepada sahabat-sahabat saya di fesbuk yang bersedia menjawab pertanyaan saya di fesbuk. Berikut copasan saya yang

Gerimis

Malam berdiri tegak menjunjung langit Keangkuhannya ...... membelah congkak di hatiku Tiba-tiba gerimis membuyarkan semua itu Ah, kamu.....

Kau tahu......

Kau tahu.... dalam gelap ini aku masih mengingat wajahmu Kau tahu... dalam sunyi ini aku masih mengenang janjimu Kau tahu... dalam sakit ini aku masih menulis namamu Kau tahu... dalam cinta ini, aku tak lagi dapat membencimu walau.... aku sudah tak lagi menginginkanmu... Kejam!

WAHAI PAK PRESIDEN, ANGKAT KEPALA ANDA!

Wacana reshuffle kabinet kerja Presiden Jokowi makin santer. Mulai dari pengamat sampai tokoh partai politikpun ikut nimbrung mewacanakan kocok ulang menteri-menteri di kabinet presiden Jokowi. Sungguh ramai.... Dan... menggelitik tentunya. Kenapa menggelitik? Karena kakiku baru saja digigit nyamuk.... Nyeri-nyeri sedap .... Mbuehehehe... Saya tidak tahu bagaimana keadaan hati Presiden saat ini. Yang jelas, wacana kocok ulang kabinet kerja pastilah mendapatkan perlakuan istimewa dalam benak sang Presiden :) Sebagai rakyat, saya hanya berharap, andaikata kocok ulang itu benar-benar terjadi, semoga bukan karena perebutan kekuasaan semata. Tapi karena kebutuhan rakyat Indonesia. Ya, kebutuhan. Kami butuh kenyamanan. Kami butuh ketenangan. Kami butuh kemakmuran. Kami butuh keadilan. Kami butuh segala sesuatu yang menjadikan kami hidup tata tentram kerta raharja. Kami tidak ingin dibegal. Kami tidak ingin mendengar berita korupsi. Kami tidak ingin membaca berita NARKOBA. Kami tidak ingin k

MEMBUNUH SEPAKBOLA, MEMBUNUH BANYAK NYAWA

Gonjang ganjing pembekuan PSSI oleh Menpora masih menjadi bahan perbincangan hangat oleh berbagai kalangan. Maklumlah, PSSI adalah induk olah raga yang sangat digandrungi di republik ini. SEPAK BOLA coy! Bahkan ketika tulisan ini dimuat, permasalahan gonjang ganjing tersebut sedang dibahas di salah satu stasiun tivi swasta terkenal di negeri ini. Benar-benar hot diskusi yang entah sampai kapan berakhirnya. Saya benar-benar heran atas perlakuan mereka-mereka yang katanya mencintai sepakbola. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Dengan pembekuan PSSI, maka bersiap-siaplah menyaksikan kehancuran sepakbola di negeri ini. Kenapa? Karena dengan pembekuan tersebut, FIFA akan urun tangan dengan cara "membekukan" sepak bola kita. Waduh... parah kiyeh! Jika FIFA benar-benar melakukan hal itu, sungguh tragis nian nasib insan sepakbola Indonesia. Ingat broh, sepakbola adalah industri. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari dunia olah kaki ini. Mulai dari para pemain, pelati