Skip to main content

Posts

Mengapa Malu Pakai "Baju" Indonesia ?

Wah lama juga saya tidak memposting di blog tercinta ini. Pekerjaan dan "impian" yang membuat saya belum bisa memposting di blog ini. Pekerjan, ya pekerjaan, maklumlah sebagai petugas pendataan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Sekolah, menjelang pergantian Tahun Pelajaran Baru harus sesegera mungkin meng up date data-data yang ada. hehee... Dan "impian", saya sebut impian karena sudah lama sekali mimpi-mimpi saya ini ingin segera terealisasi dalam kehidupan nyata. Wahh cetar banged kayaknya... hehee. Salah satunya adalah membuat Novel, alhamdulillah  hari ini mulai ditulis... heheee... Selain pekerjaan dan impian, ada juga beberapa tulisan yang belum saya selesaikan (bagi yang merasa, mohon maaf yahhh... hihihihi). Sengaja saya tulis judul : Mengapa Malu Pakai "Baju" Indonesia ?, karena keprihatinan saya kepada anak-anak muda di Negeri ini yang seakan-akan "lupa" dan "malu" pada budaya sendiri. Sebagai contoh, betapa anak-anak muda neger

Catatan Lorong Hati ( Teruntuk Anak Indonesia )

Lelaki tua itu masih memegangi lembaran kertas yang ada ditangannya. Sungguh, ia pantas dipanggil "kakek", daripada dipanggil "bapak". Perlahan.... keluarlah butiran - butiran air bening dari matanya.... Tangannya yang keriput masih saja bergetar memegang lembaran kertas itu.... yaaa....  kertas.... yang disitu tercantum  angka yang menunjukkan nama seorang perempuan... Perempuan yang tak asing baginya, perempuan yang senantiasa menghiburnya dikala ia sedih... Perempuan yang senantiasa memberikan senyuman dikala ia susah.... Masih segar betul dalam ingatanya, ketika musim hujan kemarin... Waktu itu hujan turun dengan derasnya. Badannya yang renta mulai merasakan rasa aneh, rasa yang sudah biasa ia rasakan.... Aneh ?? Yaa karena ia menganggap aneh pada dirinya sendiri... " Kenapa orang setua aku bisa terjatuh sakit, padahal aku harus menanggung isteriku, anak-anakku... Bukankah Tuhan tahu itu ??? Tuhan benar-benar aneh.. Kenapa ia memberikanku sakit ???" Te

wONG gEMBLUNG ( CRAZY PEOPLE )

Lelaki itu bernama Kasuko... Tubuhnya tegap, kekar... Tidak lebih tinggi dari orang yang berperawakan tinggi, tidak lebih pendek dari orang yang berperawakan pendek... Kulitnya sawo matang, tapi jika dilihat sekilas, cenderung menuju ke warna hitam... Rambutnya kusam, sekusam harapannya yang kian padam... Giginya putih kekuning-kuningan... Hidungnya mancung seperti halnya Petruk, tokoh punakawan dalam cerita wayang... Hanya saja, yang ia bawa bukan pethel... Tapi bilah panjang yang mulai mengering... dan seutas tali rafia yang menjungkal dari balik saku celananya.... Suaranya keras menggelegar... Sesekali, ingus keluar dari hidungnya yang masam... Pekerjaannya adalah menghitung setiap jengkal tanah yang ia lalui.... Bersiul adalah kegemarannya.... Namun yang paling aku sukai dari dia adalah ketika ia bergumam.... Tak jelas tapi aku suka... Orang-orang memanggil dia si gila.... Tapi aku pikir, dia bukan orang gila.... Masih kuingat jelas ketika dia menghiba pada tetangga sebelah untuk m

TESTIMONI PAGI

Pagi melepuh ... membunuh sisa - sisa malam yang masih bergantung pada dahan rembulan kusam... Kicau burung tak terdengar merdu.... Hening.... Sementara awan masih meronta dijejali cerita - cerita perawan yang diculik ganasnya menjangan...  Ugh, secangkir harap kuhirup erat membujur pekat.... Siapa tahu pagi ini aku berjumpa dengan sederetan malaikat yang memberi salam hangat pada jiwaku yang pekat..... Eitt.... Seraut wajah menyunggingkan senyum diatas lamunanku yang kaku.... Aku tidak tahu, mengapa ia selalu memburu setiap helaan nafasku.... Takdir, ya takdir menjadikanku bertemu dengannya... Dan takdir pula yang menjatuhkanku pada setiap kisah - kisahnya yang syahdu.... Kali ini ia bercerita tentang kekokohan karang..... bla....bla......bla......bla..... bla......  Aku tidak tahu apakah aku sedang mendengarkannya, menyimaknya, atau bahkan tak memperdulikaannya.... Karena sedari tadi aku sedang memandangi foto diri yang kian lama tercuri... Ahhh... sudahlah..... Karena cinta ini buka

TAMU SPESIAL

Kedatangan seorang tamu spesial.... Ia masih punya satu garis keturunan denganku.... Usianya 30-an,mendekati 40, kisaran 6 atau 7 an lebih tua di atasku. Sekilas, tak ada yang terlihat "istimewa", bahkan sangat biasa.... Ia punya seorang isteri dan 3 orang anak. Setiap pagi ia bangun sebelum kumandang adzan shubuh menggema di pelosok kampungnya.... Sholat di rumah, lalu ia pergi ke Masjid. Terkadang ia menjadi muadzin dan imam di masjid kampungnya.... Sekembalinya dari masjid, ia membantu isterinya, mencuci peralatan masak.... Dan terkadang, disela kesibukan isterinya yang juga bekerja, tak canggung ia mencuci popok dan pakaian seisi rumah.... hihihihi.... Pagi harinya ia berangkat berangkat kerja... Sholat Dhuha, hampir menjadi menu makanannya setiap hari... Apakah di rumah, ataupun di masjid2/musholla disela perjalanannya..... Pulangnya sore, bahkan lebih sering ia pulang di malam hari.... "Wis wengi kyeh son, aku rep bali." ( Sudah malam nih son, aku mau pulang).

ENGGANE INYONG

Enggane inyong dadi Pak RT, Duit kas tek bagi senajan langka jaminane Kon ora padha ngutang maring rentenire Enggane inyong dadi Pak Bau, Warga-warga padha tek latih gawe tahu Kon ora padha rubungan dopokan sing wagu-wagu Enggane inyong dadi pak lurah, Warga desa tek warahi nandur wit mirah Sekang duit desa sing mambrah-mambrah kon wargane lega ora patia gerah Enggane inyong dadi Pak Camat, Desa-desa rutin tek tiliki Kon masyarakate katon padha kerumat Enggane inyong dadi Pak Bupati, dalan-dalan tek alusi kon gampang deliwati Enggane inyong dadi Pak Gubernur, Kabeh warga tak gawe makmur jibar jibur senajan inyong teles kejebur-jebur Enggane inyong dadi Pak Presiden Rakyat tek dadekna kaya raden Ora usah maring kuburan, ora usah aweh sajen... Dacho Darsono Ndesa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Kab. Banyumas thn. 2003. ( Dimuat di majalah basa banyumasan ANCAS Nomer 28///Taun3 Juli 2012 ).

BUDAYAWAN ATAU SENIMAN

Waahh lama sekali tidak berbagi cinta, eh berbagi pendapat di blogku ini. Lumayan ada waktu senggang buat menulis di blog ini, jadi ya .... sikat mas brooo !!! :) Budayawan atau seniman ? hmmm... jujur tadinya bingung mau nulis apa, tiba-tiba teringat pada kicauannya mbah Djiwo (Sudjiwo tedjo ) di akun twitternya,@sudjiwotedjo. Dalam kicauannya, mbah Djiwo bilang kalau ada orang yang menstempel dirinya sebagai seniman, bukan budayawan. Akhirnya mbah Djiwo pun bilang kalau budayawan berbeda dengan seniman, tentu saja dengan gaya kicauan ber IQ nya yang lumayan bisa bikin orang bingung.... hehee. Okelah kalo begitu, saya lanjutkan lagi tulisan saya yang tentu saja sekehendak saya sendiri. Ketika saya SD, kebetulan waktu itu saya mengikuti lomba Mata Pelajaran antar siswa di tingkat kecamatan, dalam babak 3 (tiga) besar ada pertanyaan dari juri seperti ini : " Indonesia dan Malaysia mempunya berbagai macam kerja sama. Salah satunya adalah acara Titian Muhibah yang disiarkan langsung

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

Masih tentangmu

Embun pagi masih mengurai sajak malam yang bercerita tentang sebuah rindu Sementara kabut masih menyelimuti sebagian tubuhmu yang merona... menggigil.... tanpa dekapan rindu... dari pemburu rindu..... Namun...... senyum manis masih tersungging dari bibirmu yang lembut... Dan harum tubuhmu masih mewangi..... menelusup kedalam pori - pori hati.... Duhai bidadari.... Masuklah ke perjamuan rinduku... berkelilinglah engkau di taman cintaku.... Biar mereka tahu.... betapa anggunnya dirimu..... betapa cantiknya senyummu....

Wajahmu

seuntai kata terungkap dari jiwa seulas senyum memberi pesona ku alun nada tapi tak bersuara hanya lewat kata ku berikanmu rasa .. ahhh jiwa... akankah ini akan berlalu ??? sedangkan wajahmu temani sepiku....

untukmu

Angin menyepuh wajahmu yang anggun langit memburu senyummu yang ranum dan rembulan selimuti matamu yang syahdu tak ada kata yg terucap kecuali indah ada padamu dan aku hanya bisa menatapmu dari bayang-bayang tidurku karena jiwaku pergi bersama rinduku Duhai bidadari Maafkan aku karena mengganggu  cintamu Maafkan aku maafkan aku karena engkau bukanlah milikku