Skip to main content

BUDAYAWAN ATAU SENIMAN

Waahh lama sekali tidak berbagi cinta, eh berbagi pendapat di blogku ini. Lumayan ada waktu senggang buat menulis di blog ini, jadi ya .... sikat mas brooo !!! :)

Budayawan atau seniman ? hmmm... jujur tadinya bingung mau nulis apa, tiba-tiba teringat pada kicauannya mbah Djiwo (Sudjiwo tedjo ) di akun twitternya,@sudjiwotedjo. Dalam kicauannya, mbah Djiwo bilang kalau ada orang yang menstempel dirinya sebagai seniman, bukan budayawan. Akhirnya mbah Djiwo pun bilang kalau budayawan berbeda dengan seniman, tentu saja dengan gaya kicauan ber IQ nya yang lumayan bisa bikin orang bingung.... hehee.

Okelah kalo begitu, saya lanjutkan lagi tulisan saya yang tentu saja sekehendak saya sendiri. Ketika saya SD, kebetulan waktu itu saya mengikuti lomba Mata Pelajaran antar siswa di tingkat kecamatan, dalam babak 3 (tiga) besar ada pertanyaan dari juri seperti ini : " Indonesia dan Malaysia mempunya berbagai macam kerja sama. Salah satunya adalah acara Titian Muhibah yang disiarkan langsung di TVRI. Pertanyaannya, Titian Muhibah adalah kerjasama dalam bidang apa ?" Kontan saja saya langsung mengacungkan jempol, eh jari saya sambil menjawab (tentu saja seteah diizinkan juri), "KESENIAN PAK !" begitu jawabanku.

Apa yang terjadi para pemirsa ??? apakah juri langsung mengiyakan, atau langsung menolak. Jujur saja, dalam hati saya berteriak pasti benar ( soalnya hobiku waktu kecil kan nonton tivi di tetangga sebelah... maklum ga punya tivi.. hehee ). Yang terjadi malah.... JURINYA PADA BERISIK SENDIRI....  Ealaahhh...

Sayup kudengar diskusi diantara juri-juri tersebut. Ada yang bilang salah, itu bukan kesenian pak, tapi budaya... Ada yang bilang benar, benar itu bu, itu adalah kesenian. Ada yang bilang, ahhh sama saja budaya atau seni itu sama... kita benarkan saja (padahal itu adalah pertanyaan penentuan setelah 4 pertanyaan tak ada yang menjawab satupun). Alhasil, setelah kurang lebih hampir 5 menit juri "berbisik-bisik", sang juri pertamapun membenarkan... Yaa benar, itu adalah bidang kesenian atau kebudayaan... Sontan saja Guru pembimbingku yang juga wali kelasku waktu SD teriak kegirangan....  "Kamu juara !!!"....  Singkat cerita akupun juara 1 (satu) dan harus mewakili lomba mapel PMP, IPS dan PSPB di tingkat Kabupaten Banyumas... Gara-gara "Kegalauan seni atau budaya"... hihihi... Dan semenjak itu tertanam di benakku bahwa kebudayaan atau kesenian adalah sama.

Hal itu berlangsung sampai aku mendapatkan pengertian tentang seni dan budaya waktu SMP. Waktu SMP malah aku yang galau (bingung, kok beda ya waktu jaman SD tidak seperti itu). Apa gurunya yang salah ya ??? hihihihi.... Sotoy bangedh....

Terpuaskan ketika aku mendapatkan hadiah buku "Primitive Culture" karya Edward B. Taylor ( Kebetulan sedang ada diskusi budaya). Dalam bukunya tersebut, Edward memberikan pengertian tentang kebudayaan. Bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat. Naaah lo. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka jelaslah, bahwa penyandang gelar "Budayawan" bukanlah gelar sembarang gelar.

Budayawan harus paham seni, religi, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berat kan ???

Naahh ketika kita menggadang-gadang bahkan memproklamirkan diri sebagai bangsa yang berbudaya, maka sepantasnyalah kita harus berupaya untuk mendalami berbagai macam pengetahuan yang termaktub dalam pengetahuan kebudayaan menurut Edward Taylor tadi. Berarti kita harus memiliki seni, religi, hukum, adat isitidat yang jelas, serta kemampuan pengetahuan lainnya yang tentu saja hidup di masyarakat ini. Sudahkah ???

Nahh lalu apa itu seni ? dan siapa itu seniman ?

Lain kali kita bahas bersama-sama yah...  heheee....

Bagi yang mau berkomentar, silahkan, gratis dan tidak berbayar....

Semangat Indonesia !!!





Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit