Skip to main content

Posts

Aku, kau, dan kegilaanku

Aku masih memandang malam. Bagaimana dengan engkau duhai perempuanku? Adakah engkau sama denganku? Satu demi satu bintang mulai mengasingkan diri. Sementara mataku masih tajam menatap awan buritan. Ah, dimana kata-kataku gerangan. Sedangkan bibir ini semakin berpagutan. Liar! Sorak sorai kelelawar makin mengantarku pada kesunyian. Ah, ramai kan? Bukan! Itu hanya khayalan yang bertengger dalam jagat kegilaanku. Biar!

WAH, TERNYATA PENGHASILAN CLIENT SAYA ADA YANG TEMBUS SAMPAI RP. 20 JTPERBULANNYA!

Bismillah... Postingan malam ini, saya sedikit mengoprek materi webminar yang telah saya sampaikan dulu yang masih berhubungan dengan pekerjaan "rahasia" saya. Hehehe. Baiklah, kita mulai saja. Tapi sebelum agan-agan membaca postingan ini lebih lanjut, apa salahnya agan-agan rileks terlebih dahulu. Yang seneng ngopi, silakan nikmati kopi beserta ampas-ampasnya. Hahaha. Sedangakan yang tidak seneng ngopi, ya udah, paste saja. Mbuehehehe. Saya katakan bahwasanya pekerjaan saya rahasia karena memang saya tidak mengekspos pekerjaan online saya secara masif, baik di media sosial maupun di media yang ndak sosial, bahkan isteri sayapun tidak tahu pekerjaan saya yang satu ini. Ngetrtinya ya kalau malam suaminya di depan laptop melulu. Hehehehe. Saya rahasiakan juga karena sebagai penjual artikel saya memiliki beban moral juga kepada para client saya. Tentu saja saya merahasiakan client-client saya yang memakai jasa penulisan saya. Ya namanaya juga ghost writer... alias Setan Nu

ASAL DAN NGAWUR, MASALAH BANGSA YANG TAK KUNJUNG SELESAI

Everyday is Monday . Saya buka postingan kali ini dengan kalimat tersebut biar berasa fresh selalu. Mbuehehe. Ide postingan kali ini berasal dari sebuah pohon yang ada di depan rumah saya. Kok bisa boy? Nah, begini ceritanya..... Awas lho, ndak boleh kabur! Kalau kabur tak doain kamu jadi sopirnya montor mabur :P Hari Ahad kemarin, saya dan keponakan saya bermain bola di depan rumah saya. Ealah, ternyata ada yang nempelin promosi dalam bentuk spanduk. Promosi itu berkenaan dengan pinjaman uang yang konon bisa langsung cair seketika itu juga. Tentu saja ada syaratnya. Lha wong  "ngepe t"  saja harus ada yang ngejaga lampunya.Iya to? #kamu pernah kan? Hahahaha.... Sejujurnya saja saya tidak keberatan kepada siapapun itu yang bermaksud mempublikasikan perusahaan/usahanya di depan rumah saya. Yang saya sayangkan adalah, kenapa reklame itu harus dipaku di pohon milik keluargaku? Bukannya saya maupun keluarga saya ingin "dipuja" sedemikian rupa, saya hanya menyayangkan s

Rindu#2

Kasih, sudah sampai dimanakah engkau Sedangkan gemuruh jiwa mengamuk perlahan Rindu itu kini menjadi beban Adakah itu kau rasakan?

Rindu#1

Rindu bukanlah catatan kaki ia adalah lampiran yang dibalikkan di - depan Sudahkah engkau merasa rentan?

Seperti halnya kemarin

Seperti halnya kemarin, malam ini aku masih menunggu janjimu Janji adalah pelepasan jiwa Ia tersandar pada kukusan waktu Adakah kau tahu itu? Seperti halnya kemarin, Malam ini aku masih menghitung sisa-sisa rindu yang semakin menghujung dalam pekatnya nafas dalam bekunya swarga Seperti halnya kemarin, Rangkaian-rangkaian ucap masih kusimpan rapi dalam almari hati Sakitkah ini?

Oh, My Book.......

Pemirsa yang budiman, ceileh, kayak penyiar TVRI jaman 80- an saja nich. Pakai pemirsa yang budiman segala. :) Membuat buku adalah cita-citaku dari dulu. Sejak SMP saya sudah pengen punya buku sendiri. Ya minimal buku kumpulan puisi lah. Lha wong waktu SMP aku sudah berhasil membuat puisi satu buku tulis. Sayang sudah dituker bawang merah sama bawang putih oleh orang tua saya. Eh dulu sudah pernah aku ceritakan disini kan? Hayo, coba dech oprek-oprek lagi blogku ini. Hehehe. Namun sampai saat ini, buku yang aku idam-idamkan tersebut tak kunjung jadi juga. Entahlah, padahal kalau dihitung-hitung sudah ada lebih dari tiga bahan untuk penulisan buku saya. Bukan hanya bahan, bahkan sudah ada tulisan yang sebenarnya sudah siap terbit. Sayang, kendala dana dan beberapa kendala lainnya yang tak bisa aku ceritakan disini menjadikan bukuku belum terbit juga sampai sekarang. Huhuhu.... Akhirnya, berdasarkan ide dan analisis sendiri, aku memutuskan untuk menulis buku yang berhubungan dengan motiv

DEMONSTRASI BEBEK

Sebelum tulisan ini saya selesaikan, izinkanlah saya untuk sejenak menyeruput teh manis bikinan tangan manis dari lelaki manis yang tak suka bermanis-manis kata saja, tapi bermanis perbuatan. Itu aku!  ;) Ceritanya tadi habis blogwalking, ups, aku terdampar pada sebuah blog yang biasa aku gunakan ketika akan mencari ataupun membeli sepeda motor. Itu lho, blognya kang Iwan Banaran :) Kali ini yang menarik adalah judul postingannya yang berhubungan dengan harga bensin yang konon bisa saja sampai tembus di angka 30 ribuan perliternya. Edan kiyeh tah! Kalau benar-benar terjadi, saya ndak tahu apa yang akan terjadi sama bebek-bebek dan ayam-ayam di belakang rumah saya. Lah, kok ngomongin bebek sama ayam segala? Kalau mau ngomongin dunia binatang di blog ini, jangan diskriminasi dong. Kan masih ada binatang yang lain, buaya darat contohnya. Huh, itu sih kamu! Mbuehehehe.... Ya soalnya, kalau harga BBM nyentuh ke angka tersebut, nantinya saya sekeluarga juga akan membeli beras sedikit. Ya nam

Belajar Bersyukur Kembali

Suatu hari, gurunda yang mulia berkata kepada saya : "No, (Panggilan akrab guru saya ke saya. Namaku kan Darsono. Hehehe) sing jenengane menungsa kuwe nduwe sipat ora puas karo apa sing wis deparingna sekang Pengeran. Ora kabehan sih. Enggane dewei gunung emas sekalipun, menungsa tetep bakalan ora puas." Wah bahasa mana tuh mas? Bahasa Banyumas tuh bos. Hehehe. Jika saya terjemahkan maka artinya kurang lebih begini, "No, yang namanya manusia itu memiliki sifat atau tabiat kurang puas terhadap segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan. Tidak semuanya sih. Andaikata ia diberi gunung emas sekalipun, yang namanya manusia tetaplah tidak akan puas." Kembali saya teringat nasihat yang mulia dari guru saya tersebut. Lantas, kenapa tiba-tiba saya teringat untaian kalimat itu kembali? Kebetulan saja dalam hari-hari terakhir di minggu ini ada sedikit perubahan situasi hati pada diri saya. Ceileh, situasi hati. Korban vickinisasi mah ini. Halah! Ada dua

Upz, ternyata tukang parkir ini orang kaya

Kejadian ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu ketika saya sama sekali tidak memiliki sepeda motor. Lah kok bisa ndak punya motor mas? Suatu saat akan aku ceritakan selengkapnya di blog ini. Mudah-mudahan diberikan kemudahan dan kesempatan untuk menceritakannya. Hehehe. Kembali ke laptop! Sore itu, seperti biasa saya pulang menggunakan bus antar kota dalam provinsi. Jarak rumah yang lumayan jauh dari tempat kerja mengharuskan aku menggunakan bus sebagai sarana transportasi. Apakah hanya bus? Tentu saja tidak. Lah wong rumahku termasuk kampung. So, sebelum menggunakan bus, terlebih dahulu saya menggunakan angkutan pedesaan sebagai shuttle nya. Wuih, keren amat bahasanya. Sok Enggris lo! Mbuehehehe. Nah, pada kepulanganku saat itu, setelah turun dari bus saya menunggu angkutan pedesaan yang menuju ke kampung saya. Seperti biasa, aku harus menunggu lama. Biasanya sih setengah sampai satu jam aku menunggu angkutan tersebut datang. Disaat menunggu seperti itu, tentu saja ha