Skip to main content

ASAL DAN NGAWUR, MASALAH BANGSA YANG TAK KUNJUNG SELESAI

Everyday is Monday. Saya buka postingan kali ini dengan kalimat tersebut biar berasa fresh selalu. Mbuehehe.

Ide postingan kali ini berasal dari sebuah pohon yang ada di depan rumah saya. Kok bisa boy? Nah, begini ceritanya..... Awas lho, ndak boleh kabur! Kalau kabur tak doain kamu jadi sopirnya montor mabur :P

Hari Ahad kemarin, saya dan keponakan saya bermain bola di depan rumah saya. Ealah, ternyata ada yang nempelin promosi dalam bentuk spanduk. Promosi itu berkenaan dengan pinjaman uang yang konon bisa langsung cair seketika itu juga. Tentu saja ada syaratnya. Lha wong "ngepet" saja harus ada yang ngejaga lampunya.Iya to? #kamu pernah kan? Hahahaha....

Sejujurnya saja saya tidak keberatan kepada siapapun itu yang bermaksud mempublikasikan perusahaan/usahanya di depan rumah saya. Yang saya sayangkan adalah, kenapa reklame itu harus dipaku di pohon milik keluargaku?

Bukannya saya maupun keluarga saya ingin "dipuja" sedemikian rupa, saya hanya menyayangkan saja. Ya sayang..... Bukankah memasang reklame seperti itu, selain tidak elok juga secara sadar dan sangat langsung sudah termasuk dikategorikan merusak pemandangan dan tumbuhan. Hayo, ribet kan jadinya?

Tidak elok karena pohon yang seharusnya sebagai peneduh dan penghias jalan kecil di depan rumah saya, malah dipaku segala kek gitu. Hadeuh...Marah besar ini saya. Kasihan pohonnya. Menangis itu ;)

Tidak elok selanjutnya adalah, bukankah setiap pemasaran membutuhkan biaya. Apa salahnya sih membikin tempat papan reklame sendiri. Toh reklamenya kecil. Bukankah hasilnya nanti juga dinikmati oleh perusahaan? Berkorbanlah sedikit. Masa kalah sama si Unyil? Mbuehehehehe...... #gak ada hubungannya coy!

Nah, kalau yang ini perlu dicatat dalam kamus harian kita. Menurut pemikiran saya, para marketer yang memasang reklame di pohon di depan rumah saya itu perlu direparasi lagi mentalnya. Wah kejam benar boy kata-katanya! Biarin aja. Ini mulut, mulut gue.... Hahaha....

Lantas, mengapa saya mengatakan kalau marketer tesebut harus direparasi  mentalnya? Ya karena mereka melakukan suatu perbuatan asal dan ngawur.

Asal karena mereka asal-asalan menempelkan reklame itu tanpa berpikir sebab akibatnya nanti.

Ngawur karena selain mereka tidak meminta izin, mereka juga telah merusak alam sekitar.

Mungkin bagi sebagian orang itu adalah persoalan sepele. Tapi bagi saya, itu bukanlah persoalan sepele bung! Itu persoalan besar!

Kenapa bisa menjadi persoalan besar? Beberapa penyebab dari tidak kunjung selesainya masalah bangsa dan negara ini ya karena masalah asal-asalan dan ngawur itu.

Saya kasih contoh, asal jadi anggota dewan, mereka rela melakukan hal ngawur apa saja. Memfitnah lah, berbohonglah, money politic lah. ASAL JADI ANGGOTA DEWAN.

Bagaimana dengan asal-asal lainnya? Saya kasih contoh nih :)

ASAL JADI PNS, ASAL JADI TENTARA, ASAL LULUS UJIAN NASIONAL, ASAL BIG BOSS SENANG, ASAL SUAMI TAK MARAH, ASAL ISTERI TENANG,ASAL PACAR TAK MUTUSIN.... D....S......B...

Kalau asal-asal tersebut disertai dengan tindakan yang benar dan sesuai peraturan (tidak ngawur), maka itu layak untuk dipertahankan. Tapi jika sebaliknya? Hmmmmm.... Tahu sendiri kan?

Ingat yah, jangan ASAL!

Ntar ada yang demo lho ;)

MBuehehehhehehe....

SALAM SUKSES!

Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit