Tak seperti biasanya, hari ini si Panjul tampak lusuh. Minum tak bergairah, makanpun tak enak. Bayangkan, sehari dia hanya makan delapan kali dan minum hanya menghabiskan sedikitnya empat galon mineral ukuran jumbo. Hanya dalam sehari. Sungguh mengenaskan. #loncat tembok
"Njul, lusuh amat kamu ? Makanya kalau mandi di irigasi, jangan di WC. Biar mukamu keren kayak artis Korea... Mmmm siapa tuh namanya.... Oh ya aku ingat... namanya.....JIAND BUSUK ! Hahahahahahha......." #loncat tembok lagi... kali ini temboknya tinggi, akhirnya lo pade nyungseb semua... wkwkwkwk...
"Bercanda saja kau Lun. Mukaku lusuh bukan karena keseringen mandi di WC putri, tapi karena aku jarang mandi saja. Ya paling seminggu sekali dalam lima bulan. Maklumlah, lagi pusing mikirin nasib bangsa." Jawab Panjul dengan gaya ke nenek nenekkan... #kali ini temboknya yang ngeloncat.
Oh ya, hampir lupa. Lelaki yang sedang bercakap-cakap dengan Panjul itu namanya Dailun. Dia sebaya dengan Panjul. Satu SD. Tapi Dailun tidak lulus. Lho kok tidak lulus ? Iya, bokapnya Dailun meninggal waktu Dailun masih kelas 5 SD. Penyakit paru-paru dan liver yang menyebabkan bokapnya Dailun meninggal. Keluarga Dailun, baik dari pihak bokap maupun nyokap merupakan kalangan keluarga yang tak punya alias misscal, eh miskin. Jangankan buat berobat, untuk makan sehari-hari saja bokapnya Dailun harus banting tulang, banting daging dan banting apapun yang bisa dibanting. Ya tentunya demi menghidupi Isterinya, anaknya (Dailun dan kedua adik Dailun yang masih kecil). Setelah bokap Dailun meninggal, kini giliran Dailun yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja serabutan. Mulai dari
nyabut rumput sampai
nyabut gigi tetangga sebelah. Baiklah, kita sudahi dulu cerita perihal keluarga Dailun. Terlalu sedih dilupakan, terlalu sedih dikenangkan. Setelah aku jauh berjalan... Dan kau.... #malah nyanyi.... #sampluk sisan !
Kembali ke tengtop..............
"Kamu lagi ada masalah njul ? Kok tidak seperti biasanya. Biasanya kan kamu ceria njul. Loncat-loncatan di tiang listrik, menari-nari di atas antena parabola, dan nyanyi-nyanyi di kolong ember. Whats up bro ?" Si Dailun mencoba bertanya pada Panjul dengan menggunakan metode deduktif dan kualitatif. #Jlep !
" Ya aku kan sudah katakan tadi. Aku lusuh karena sedang memikirkan nasib bangsa. Masa kamu gak percaya Lun ?" Jawab Panjul sambil makan tembakau. #eh !
"Ha ha ha ha. Guayamu... le ... le ... Lah wong mikirin awakmu saja kamu belum becus. Masa kamu mau mikirn bangsa. Dari mana datangnya lintah... eh, dari mana ceritanya ? Ga usah belagu kelesss...."
"Wah Lun, kamu benar-benar mengejek kemampuanku yang super ini. #megang jidat. Begini Lun.... Beberapa hari ini aku tidurnya pagi."
"Halah... Pagi-pagi tidur lah iya kamu Njul...." seloroh Dailun.
"Husss... Serius Lun ! Aku nonton tivi. Acaranya seru bingit tekong.. eh, tahu.... " Panjul mulai beraksi sembari mengenakan kaosnya yang seksi.
"Acara apa itu Njul ? Film unyil yah ? Hahahahha.........."
"Ealah ni bocah. Ndak percaya sama bualanku. Itu Lun, acara tivinya menyuguhkan adegan yang ada walk outnya. Konon katanya, ada perubahan perihal
coblosan Bupati, Gubernur, sama wali kota . Seru bingit Lun.... Sampai pagi, live lagi. Wuihh seru.... Eh, selang beberapa hari lagi, ada adegan yang hampir sama. Kali ini masalahnya lain lagi Lun.... Itu lho..."
"STOP ! " dengan gaya Polantas yang penuh wibawa, Dailun langsung menutup mulut Panjul dengan karung yang ia bawa. Entah kucing mana yang merasuki tubuhnya. Tiba-tiba wajahnya garang dan cara berbicaranyapun berubah. #Ksatria Baja Hitam kaleee.
"Dengerin ya Njul. Mau coblosan model apapun, mau milih kayak apapun. Mau ini kek, mau itu kek. Pokoknya, apapun yang sedang diributkan di televisi itu, GUE KAGAK PEDULI !.... Toh dari dulu, semenjak bokap gue masih ada, sampai gue gede seperti ini, warung yu Jum masih sama seperti dulu. Reot !"
Panjul : " ???????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"