HUJAN DI MUSIM KEMARAU

Pernahkah kalian mengalami kegersangan hati yang begitu dalam? Kegalauan hati yang begitu luar biasa dahsyatnya sehingga kalian merasa bahwa dunia ini tak berbuat adil padamu? Pernahkah kalian alami itu?

Setiap jalan adalah pilihan. Pada akhir semua itu adalah sebuah tujuan. Pertanyaannya sekarang adalah, tahukah kalian bahwa masing-masing jalan mempunyai kerikil-kerikil yang berbeda? Kerikil-kerikil yang seandainya engkau bisa melewatinya maka engkau akan sampai pada tujuan akhir perjalanan.

Jika kalian hendak berlayar ke samudera sana, bukankah engkau akan membawa bekal sebanyak-banyaknya. Bukankah engkau akan berdo’a seikhlas-ikhlasnya? Apalagi ketika kapal yang kau naiki itu diterjang ombak yang begitu dahsyatnya. Nama siapakah yang pertama kali dan akan sering kali kau sebut? Tuhankah? Atau justru nama kekasihmu yang engkaupun yakin tak akan bisa menolongmu disaat itu. Walapun kalian sedang berdua di atas kapal itu.

Tuhan memang memberikan makanan pada burung-burung di pohon sana. Tapi, apakah ia memberikan makanan itu begitu saja kepada mereka? Lalu, kenapa Tuhan tega berbuat seperti itu?

Bukankah dengan kekuasaan Tangan-Nya, ia bisa memberikan makanan itu langsung pada mereka? Tapi kenapa Ia tak melakukannya?

Pernahkah kalian melihat pengemis tua di perempatan-perempatan lampu merah? Badannya yang kurus, usianya yang uzur, dan sudah entah berapa jam ia rela kepanasan meminta-minta di tepian jalan demi sesuap makan.

Lalu, dimanakah Tuhan? Bukankah dengan keMaha Murahan-Nya Ia pasti mampu untuk mencukupkan makan pada pengemis tua itu? Lantas, kenapa Tuhan membiarkan pengemis tua itu terlunta-lunta meminta di tepian jalan raya? Kenapa? Mengapa?

Pernahkah kalian merasakan hujan di musim kemarau? Kenapa Tuhan membiarkan itu terjadi?Bukankah bisa menyebabkan gangguan terhadap siklus alam? Ada apa dengan Tuhan?

Sudahlah, marilah kita tinggalkan tentang “kebiasaan” Tuhan yang terkadang sulit diterka. Marilah kita merenung, apakah Tuhan masih berada di pihak kita?

Jika tidak, marilah kita merapat. Buatlah pesan walau sekedar satu ayat. Sampaikan pada-Nya, bahwa engkau masih memerlukannya.

Popular Posts