Seperti biasa, Ahad atawa Minggu adalah hari yang senantiasa saya tunggu, kenapa eh kenapa ? Karena eh karena (Kaya Lagunya Wa Haji Rhoma saja... wkwkwk), karena bisa merefresh otak, walau sehari, tapi sangat berarti (sok sibuk). Dan seperti biasa, bersih-bersih rumah, memasak (hobby soalnya... he he), dan utak atik si Jengki, motor RS 100 kesayanganku. Eits, tak lupa, bersantai dengan si bidadari tentunya, adalah aktivitas rutin di setiap Ahad.
Ada yang spesial di Ahad kemarin. Ceritanya si bidadari kan beli lemari, maklumlah lemari yang lama udah mulai bubuken. Bubuken itu bahasa Jerman, artinya ya kurang lebih, mulai merapuh. Wkwkwkwk. Nah, jam dua an tuh lemari tiba juga di rumah, tentu saja dikirim sama sang juragannya bersama isterinya yang cantik itu.
"Aslinya orang mana mas ?", tanya bapak yang juga sekaligus pengusaha mebelair tersebut. "Jatilawang Pak." "Jatilawangnya mana ?" Bapak itu bertanya sekali lagi. " Perbatasan Purwojati pak". "Wah, kalau begitu njenengan kenal sama Romo Kyai....... (Rahasia) ?". "Bukan kenal lagi pak, saya sering sowan ke dalemnya Beliau....." Belum selesai saya bercerita, bapak itu langsung memberi kode supaya saya TOSS dengan Beliau. Dengan tertawa lebar, beliau langsung mengetosskan tangannya ke tangan saya. Sontan saja saya bengong kaya kucing ompong.
"Ternyata sampeyan santri Beliau yah mas." Giliran saya yang tertawa... "Saya bukan santri pak, malu saya. Saya ini orang bregajulan. Masa ada tampang santri dari orang seperti saya ini pak." Lalu Bapak tersebut berkata, "Ternyata bener, sampeyan itu muridnya Romo Kyai...... . Ha ha ha... Terserah sampeyan mas mau ngomong apa. Yang jelas, sampeyan mau ngakuin atau tidak, saya ini adalah kakak seperguruan sampeyan. Hahaha...." Waduh !!! Mati aku !(Gumam batinku).
Akhirnya, saya jabat erat tangan Beliau sambil mengucap hamdalah, tadinya mau nyium tangan Beliau, eits, dia mengelak !!! Satu guru satu ilmu... Hadeuh.... Sudah lama saya tidak menjumpai santri Kyai saya yang spesial seperti ini. Aslinya Purworejo, dia mantan pegawai yang akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri. Alasannya, Beliau ingin mandiri dan memiliki penghasilan sendiri . Bukan kehalalannya saja, bahkan yang subhat dan makruhpun berusaha Beliau hindari. "Benar-benar santrinya Romo Kyai........" Giliranku yang bicara seperti itu, walau dalam hati.
Featured Post
Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting
Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...

-
Cinta bukanlah dagangan yang dijajakan di pinggir-pinggir trotoar jalan. Tapi bukan berarti ia tak ada di trotoar-trotoar itu. Ia senantiasa...
-
Sebelumnya penulis telah membahas seberapa penting alexa rank untuk sebuah blog atau website. Dan sekarang kita akan membahas bagaimana cara...
-
Bagi anda yang sedang mengembangkan bisnis dalam skala mikro kecil dan menengah di bidang retail, pengadaan barang ataupun penjualan barang ...