Saturday, September 27, 2014

KURIKULUM BARU........ SOLUSIKAH ?

Gonta ganti kelamin, eh kurikulum. Ini sekadar opiniku saja. Yang suka silahkan baca, yang ndak suka silahkan baca juga. Hi hi.

Yupz, mulai tahun pelajaran 2013/2014 ini, Pemerintah akan menerapkan kurikulum baru, Kurikulum 2013. Untuk nama kurikulumnya sich, kata pejabat di Kemendikbud masih belum ditentukan secara pasti. Yang jelas, kurikulumnya baru. Gituuuuuu.

Jujur saya heran, kenapa ya kurikulum di Negeri ini kok gonta-ganti melulu. Coba hitung, sudah berapa kali kurikulum di negeri ini mengalami perubahan ?

“Susah bos ngitungnya ?.”

“Gampang kok, tinggal ngitung jumlah menterinya sampai sekarang sudah berapa ? He he.”

Ya namanya juga opini, boleh kan ? Perasaan hampir tiap ganti menteri kurikulumnya juga ikut berganti. Hayo, pada berlomba-lomba pengin masuk sejarah Indonesia ya ? He he.

Tapi sebagai warga negara yang baik, aku ikut mendukung dech. Apalagi, katanya, kurikulum ini akan berbasis bukan hanya pada IQ saja, tapi juga kecerdasan-kecerdasan lainnya. Soalnya, kalau terlalu bertumpu pada IQ, hasilnya ya kayak saat ini, KORUPSI dan kejahatan lainnya menjadi santapan sehari-hari di tivi dan sosial media lainnya. Kok bisa ? ya itu, hanya nilai-nilai yang berbau “akal” saja yang diutamakan, sedangkan yang berbau “rohani” masih kurang tersentuh.

Coba bayangkan, pelajaran Agama di sekolah umum tiap minggu hanya 2 jam, sedangkan pelajaran lainnya, kasihlah contoh Matematika, bisa 4 sampai 6 jam per minggu. Bahkan ada yang lebih. Jadinya ya bangsa ini pinter ngitung duit tapi kurang pinter ngitung ibadah. Sorry, bukannya aku mendiskreditkan Matematika, hanya saja, pelajaran Matematika di negeri ini tidak diintegrasikan dengan nilai-nilai budaya dan Agama. Nah lho... kemana nich tujuan pembicaraan ini ?

Okeylah begini contohnya. Coba sekali-kali di dalam pelajaran Matematika diajarkan seperti ini, jika kita mengambil uang seribu, tapi uang seribu itu milik orang lain, berapakah hasil yang didapatkan di akhirat nanti ? minus atau plus ? hayooo jawab !

Wah, kayaknya idealis banget yah aku ini. Ya, namanya juga opini. Suka ya silakan dibaca, ga suka ya silakan dibaca. Haha.

Oh ya aku jadi ingat, untuk kualitas pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah sangat bagus. Coba bayangkan, di Inggris sana, anak-anak SD kelas 2 masih banyak bermainnya, kurikulumnya tidak begitu berat. Disini, di Indonesia, kurikulum untuk mereka sudah terbilang berat. Jarang bermain-main pula. Padahal naluri anak-anak adalah bermain. Iya kan ? Bayangkan perbedaannya ?

Informasi ini aku dapat ketika aku mengikuti kuliah perdana seaktu mengambil program diploma. Pembicaranya kebetulan pernah menimba ilmu di Inggris, beliau adalah Pak Waidi, MBA.

Wah, jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh salah satu budayawan nyentrik Indonesia, Sudjiwo Tedjo, karena waktu kecil kita jarang bermain, maka ketika dewasa banyak orang Indonesia yang bermain-main. Jadi pejabat pada bermain-main. Nah itu pada korupsi pada selingkuh. Waduh !

Jadi apa saja pada bermain-main. Yang beristeri mainin isteri orang lain, yang bersuami mainin suami orang lain... halah !

Yang jelas, menurutku nih menurutku, ada sesuatu yang hilang dalam bangsa ini. Menurutku nilai-nilai budaya dan Agama yang sudah terlalu jauh ditinggalkan. Mau kurikulum ini mau kurikulum itu, mau jadi ini mau jadi itu, semuanya akan okey kalau menerapkan nilai-nilai budaya apalagi Agama.  Bukankah dalam ajaran Agama diperkenalkan terhadap surga dan neraka ? Siapa yang baik pasti masuk surga, siapa yang jahat pasti masuk neraka. Coba kita merapkannya, jangankan mau korupsi, terbesit dipikiran  saja kita sudah sangat was-was. Soalnya takut masuk neraka. Sederhananya, kalau pada jujur, bereslah urusan negeri ini.

Smile for INDONESIA ;)



23 Mei 2013.

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...