Skip to main content

Jika sekarang Anda merasa terpuruk, yakinlah bahwa masih ada jalanuntuk mengobati keterpurukan Anda....

Kang Kisam, begitu orang-orang di kampungku memanggil namanya. Tubuhnya pendek, hampir sama dengan tubuhku, kira-kira 155 cm. Bentuk mukanya sedikit bundar, sorot matanya teduh dengan dua alis tebal di atasnya. Kulitnya sedikit kehitaman, suaranya kecil tapi lantang. Yang khas adalah cara berjalannya, sedikit ngegeng kata orang Banyumas. Hehe. Ya kalau Anda pernah melihat pertunjukkan wayang orang, jalannya seperti salah satu panakawan, Bawor alias Bagong. Ya maklumlah, perutnya sedikit buncit dan kalau jalan, perutnya agak membusung ke depan. Kaya wanita hamil. Hehe. Tapi tunggu dulu, ada sesuatu yang hebat dari seorang kang Kisam ini. Sesuatu yang belum tentu dimiliki oleh setiap orang. Penasaran ? Okey, begini ceritanya.

Ketika aku masih kecil, aku masih ingat betul pekerjaan kang Kisam ini, tukang becak. Ya, tukang becak. Aku dan ibuku biasa mbecak ke kampung ayahku yang jaraknya kurang lebih 10 km dari kampungku. Ada beberapa tukang becak yang waktu itu menjadi langganan keluargaku. Salah satunya ya kang Kisam itu. Sebagai tukang becak kang Kisam termasuk tipe pekerja keras. Ini bukan hanya semata penilaianku saja. Terbukti dari beberapa tukang becak yang ada di sekitar rumahku, kang Kisam termasuk tukang becak yang bisa dikatakan paris manis. Banyak orang yang suka mbecak sama kang Kisam ini. Cepat dan sabar, begitulah rasanya ketika aku naik becaknya kang Kisam.

Walaupun tergolong laris, namun tentu saja sebagai tukang becak, penghasilan kang Kisam belum cukup untuk menghidupi isteri dan ke tiga anaknya. Aku masih ingat betul waktu itu, ketika tiba-tiba isteri kang Kisam hamil lagi. Hehe. Sekarang anaknya empat, tiga laki-laki dan satu perempuan. Sama seperti kang Kisam, isterinya juga tipe pekerja keras. Ia bertani di ladang. Kang Kisampun sama, sembari menjadi tukang becak, ia juga bertani di ladang. Lumayan untuk menghidupi keluarganya.

Seiring perkembangan zaman, waktu itu sekitar tahun 1992-an wajah kampungku mulai berubah. Jalan memang sudah lama di aspal, namun transportasi umum waktu itu hanyalah ojek, becak,sepeda onthel, dan perahu tradisional untuk penyeberangan sungai. Di tahun itulah angkutan umum pedesaan mulai ada. Trayek, begitu kata orang kampungku menyebut angkutan umum pedesaan itu. Walau terhitung sedikit, bahkan untuk menunggunya saja butuh waktu hampir satu jam, mulai banyak masyarakat yang tertarik menggunakan angkutan itu. Maklumlah, siapa sih yang ndak senang naik mobil ? Di zaman itu adalah sesuatu yang langka di kampungku. He he.

Dengan adanya trayek tadi, otomatis para tukang ojek dan tukang becak seperti kang Kisam mulai was-was. Salah satu sisi, itu adalah kemajuan, namun disisi yang lainnya, itu bisa jadi merupakan pertanda buruk bagi jasa angkutan lainnya, termasuk kang Kisam. Dan benar saja, lambat laun angkutan itu semakin banyak. Bukan hanya penyedia jasa angkutan selain trayek saja yang mengalaminya, bahkan pasar di kampungkupun mulai sepi. Karena para pembeli lebih suka ke kampung sebelah, selain harga barangnya lebih murah, fasilitas ke pasar kampung sebelah juga lebih mudah. Ya, trayek ternyata mampu mengubah kondisi ekonomi suatu kampung. Hmm.

Kembali kang Kisam. Bagaimanapun juga nasi harus tetap mengepul di keluarga kang Kisam. Apa yang dia lakukan ? Ternyata isterinya berdagang pecel. Dan yang unik lagi, anaknya pintar mencari ikan di sungai dan di sawah. Lumayan kan, bisa untuk dimakan beramai-ramai. Kang Kisam masih berprofesi sebagai tukang becak dan bertani, namun lambat laun perekonomian keluarga itu mulai mundur. Apalagi kang Kisam harus menyekolahkan anak-anaknya yang waktu itu sudah mulai masuk ke SMP. Hmm, butuh biaya banyak. Dan perubahan memang harus terjadi. Secara tiba-tiba kang Kisam belajar membuat tahu di rumah kakaknya yang berprofesi sebagai penjual tahu. Ia juga ikut berdagang tahu.

Dasar kang Kisam, dia tidak hanya ulet, tapi juga pandai memanfaatkan peluang. Ia langsung memberanikan diri, banting stir menjadi pengusaha tahu. Tadinya ia hanya menjualkan tahu milik kakaknya, setelah lihai dalam pembuatan tahu, akhirnya ia membuat tahu sendiri dan dipasarkan sendiri juga. Lambat laun usahanya menuai hasil. Bahkan ia mempekerjakan tetangganya untuk membuat tahu. Kalau ndak salah ada dua orang tetangganya yang ia pekerjakan dalam pembuatan tahu itu.

Kemajuan teknologi juga tak diabaikan oleh kang Kisam. Tahu yang biasanya dibuat melalui proses tradisonal, diubah menggunakan mesin pembuat tahu yang lebih modern. Dengan mesin ini kang Kisam bisa membuat tahu dalam porsi yang lebih banyak. Oh ya, tahu kang Kisam tergolong lezat. Sepengetahuanku, hanya berkeliling beberapa jam saja, tidak lebih dari 5 jam, tahu kang Kisam sudah ludes terjual. Dan harus diketahui juga, penjual tahu tidak hanya menjuakl tahunya saja. Ada yang lain, yaitu ampasnya. Ya, orang menyebutnya sebagai ampas tahu. Ampas tahu ini dijual per plastik oleh kang Kisam. Ampas tahu ini, selain bisa digunakan untuk membuat camilan yang bernama tempe dhage, juga bisa digunakan sebagai pakan binatang piaraan, yaitu sapi dan kambing. Terang saja, omzet kang kisam mulai bertambah. Bahkan ada satu peristiwa yang tidak mungkin aku lupakan. Waktu itu sekitar tahun 2000-an, grumbul ku (Grumbul = wilayah kecil dalam suatu kampung) akan mengadakan piknik. Mahal bro biayanya. Namun anaknya kang Kisam justeru ikut. Padahal sebelumnya, jarang sekali salah satu keluarga kang Kisam ikut piknik. Jangankan piknik, untuk biaya sehari-hari saja pas pasan. Banyak yang geleng-geleng kepala waktu itu. Bisa ya dengan biaya mahal anak kang Kisam ikut piknik ? Juragan Tahu. Begitu seloroh salah satu warga di grumbulku.

Benar-benar perubahan yang drastis. Kang Kisam berubah menjadi salah satu orang dengan pendapatan yang besar di kampungku. Ya, kaya lah menurutku. Hehe. Oh ya, waktu itu aku ada tugas kuliah minor dari kampusku, dan produk tahunya kang Kisam lah yang aku jadikan sebagai bahan tugas kuliahku itu. Hehe. Menarik soalnya, bahkan salah satu instruktur pengujiku kelihatan tertarik dengan home industri tahu ini. Kembali ke kang Kisam. Walaupun dia sudah termasuk orang dengan pendapatan yang besar, tapi kesahajaan dan kerendahan hatinya justru, menurutku, semakin bertambah. Tidak sombong ! luar biasa.

Sebagaimana roda becaknya kang Kisam, roda kehidupanpun mulai berputar. Kang Kisam, sang juragan tahu, akhirnya kembali bergelut dengan kerasnya kehidupan. Kedelai yang menjadi bahan baku pembuatan tahu tiba-tiba harganya melonjak luar biasa. Harga jual tahu tidak sebanding dengan harga kedelai. Syahdan, kang Kisampun bangkrut.

Sampai disinikah perjuangan mantan juragan tahu itu berhenti ? TIDAK ! Sekarang dia bahu membahu bersama salah satu putranya yang sengaja drop out dari SMP menjual mainan beraneka asesoris dan mainan anak-anak. Ketiga putranya sudah selesai sekolah, bahkan dua diantaranya sudah berumah tangga. Cucu kang Kisam sudah tiga, putrinya yang ragil kini bersekolah di salah satu SMK ternama. Bagaimana penghasilannya ? Anaknya yang DO itu pernah berkata kepadaku. Minimal, walaupun hanya kurang lebih setengah jam berjualan, ya dari jam setengah tujuh pagi sampai jam tujuh, minimal sekali keuntungan yang ia dapatkan adalah RP. 25.000,00. Itu hanya di pagi hari. Dalam satu hari, kurang lebih antara Rp. 30.000,00 sampai Rp. 50.000,00. Itu minimal, jika ramai ? Tentu saja lebih besar dari itu. Dan itu hanya penghasilan dari anaknya saja, belum lagi dari kang Kisam. Bagaimana jika digabungkan dengan penghasilan anaknya dan isterinya, yang akhirnya ikut berjualan juga ? besar kan ? hehe.

Hmm, bagaimana menurut Anda ? Jika sekarang Anda merasa terpuruk, yakinlah bahwa masih ada jalan untuk mengobati keterpurukan Anda. Jika Anda sekarang merasa berada di titik nadir, maka bersyukurlah. Karena setelah titik nadir ini, keadaan Anda akan semakin naik, naik dan naik. Dan kesuksesanlah yang akan mendatangi Anda. Sabar, ikhtiyar, berdo’a, dan berjuang adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Yakinlah akan kemampuan Anda. Jangan dengarkan orang lain yang menyebabkan mental Anda menjadi lemah. Bangkitlah, dan yakinlah akan firman Tuhan. Bahwa Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Dan tolong catat ini, kisah ini bukanlah kisah rekaan atau fiksi, tapi kenyataan. Semoga kita bisa mengambil manfaatnya.

Salam sukses !

01 Agustus 2013.







Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit