Skip to main content

CERITA TENTANG KATAK YANG TULI

Seperti biasa, sehabis pengajian rutin pekanan, aku bersama beberapa temanku ngobrol santai di dalam musholla. Obrolan yang menarik. Malam itu yang diobrolkan adalah hal-hal yang berhubungan dengan motivasi.

Upz, dari salah satu laptop temanku, kulihat ada file yang menurutku menarik. File dalam bentuk power point itu akhirnya aku copy. Wuih, benar juga. Ternyata isinya roti, eh bukan ! File tersebut berisi cerita tentang perlombaan bagi kaum katak (he he he). Gambar-gambar katak dan berbagai ilustrasi yang menyertainya cukup membuatku mengernyitkan dahi :)

Tanpa berpanjang tangan dan berpanjang lebar, akan aku ceritakan perihal perlombaan bagi kaum katak tersebut (tanpa mengubah maksud dan tujuan cerita, ada beberapa yang aku edit biar tambah seru :)  ).

Begini ceritanya..................

Syahdan disuatu negeri antah barantah diadakanlah perlombaan memanjat tiang pemancar  yang tingginya 50 meter bagi kaum katak. Banyak diantara para katak yang tak peduli dengan lomba tersebut walau hadiahnya besar. Ketinggian tiang menjadi salah satu sebab mereka banyak yang tidak ikut. 50 meter bro !

Namun tidak bagi beberapa katak yang bermental baja. Tanpa rasa takut, mereka mengikuti perlombaan tersebut.

Dan perlombaanpun dimulai. Satu persatu para katak mulai menaiki tiang pemancar tersebut. Ada yang jatuh. Ada yang masih berjuang keras, namun akhirnya jatuh juga. Ha ha ha ha. Dari sekian katak, ada salah satu katak muda yang terus berusaha untuk naik. Para penonton, dari kaum katak sampai kaum monyet meneriaki katak muda tersebut. Banyak diantara mereka, termasuk katak yang sudah jatuh ketika menaiki tiang pemancar berteriak keras, "Sudahlah, turun saja wahai katak muda. Semakin engkau jatuh dari tempat yang lebih tinggi, maka engkau akan semakin sakit pula menanggung rasa jatuhmu itu ! ha ha ha."

Kaum monyet tak kalah lincahnya dalam meneriakkan yel-yel "penghinaan". He he he.

"Loncat terus ! Loncat terus ! Nanti lu juga akan jatuh. Dan sakitnya tuh disini !" #nunjuk pantat  :P

Yel-yel dan teriakan-teriakan semakin menjadi jadi.

Kembali ke arena perlombaan. Satu persatu peserta lomba kembali berjatuhan. Kini, tinggal katak muda seorang diri. Teriakan demi teriakan kembali terdengar.

"Turun mas ! Ntar jatuh lho. Kasihan pacarmu. Ntar jadi jodi. Ha ha ha !"

Namun sang katak muda masih meloncat.... meloncat.... dan terus meloncat.... Hingga akhirnya, tinggal ia sendirian yang masih menaiki tiang pemancar tersebut.

Dan sang katak muda itupun menjadi juaranya.

Dengan secepat kilat, beberapa wartawan dari media cetak maupun media ball point memburu sang katak muda untuk melakukan interview. Berbagai pertanyaan dilontarkan kepada sang juara itu. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara ? Sang katak muda hanya tersenyum. Hmmm.... Usul punya usul, ternyata sang katak muda tidak bisa mendengar alias tuli. He he he he.

Kesimpulan :  ternyata salah satu jurus jitu untuk meraih kemenangan atau kesuksesan adalah dengan "TULI !"

Salam sukses !


Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit