Skip to main content

HASIL PANEN MENURUN, INI REAKSI PARA PETANI DI KAMPUNGKU

HASIL PANEN MENURUN, INI REAKSI PARA PETANI DI KAMPUNGKU-Pojok Darsono. Mungkin ini yang dinamakan sudah jatuh tertimpa janda tangga. 

Yupz, setelah sekian lama menunggu, akhirnya musim panen tibalah juga. Seperti yang sudah-sudah, panen raya kali ini disambut gembira oleh petani di kampungku.

Bagaimana tidak gembira, lha wong panen kali ini bertepatan dengan momen-momen istimewa. Apa sajakah itu?

Pertama, Lebaran alias hari raya Idul Fitri
Kedua, Musim pendaftaran sekolah dan kuliah anak-anak
Ketiga, Naiknya Tarif dasar ituan.... Apa itu? Hlah... Ndak usah dibahas. 




HASIL PANEN MENURUN, INI REAKSI PARA PETANI DI KAMPUNGKU
Hanya saja panen kali ini sedikit menyisakan sedih buat para petani. Bagaimana tidak, hasil panen kali ini terbilang kurang sukses.

Hama wereng dan tikus menyerang di beberapa sawah di kampungku dan sekitarnya. Alhasil, panen raya yang ditunggupun hasilnya ala kadarnya.

Saya yang biasanya mendapatkan 10 hingga 12 kandi (karung), kali ini hanya dapat 6 kandi. Bahkan ada tetangga yang hanya dapat satu kandi alias merugi.

Bagaimana tidak rugi, biaya tanam dan perawatan terbilang tinggi. Pupuk, tenaga, dan waktu merupakan biaya yang tidak sedikit. Semua kudu ditanggung oleh panggarap sawah. Baik petani itu sendiri maupun penyewa sawah.

Sungguh diluar dugaan tentunya. Mirisnya lagi, dulu ada gropokan tikus yang diadakan oleh pemerintah desa. Konon satu tikus dihargai seribu rupiah. Tapi sayangnya banyak warga yang tidak ikut. Entahlah... Padahal dulu sekali sewaktu saya masih kecil, tidak dibayarpun saya dan teman-teman sangat senang berburu tikus. Dari pagi sampai siang. Bahkan kadang sampai sore.

HASIL PANEN MENURUN, INI REAKSI PARA PETANI DI KAMPUNGKU
Lalu apa reaksi para petani setelah panennya gagal? Saya tidak merekam semua kata hati mereka. Hanya saja, sebagai orang yang memiliki nalar, saya yakin mereka para petani lumayan kecewa dengan hasil panen tersebut.

Ditengah kebutuhan yang begitu banyak, ternyata hasil panen tidak sebagus yang mereka kira.

Bukannya tidak bersyukur, namun apa salahnya mengeluh? Bukankah itu wajar saja?

Namun tidak semua petani merasa kecewa berat. Ada yang kecewa sedikit sembari berkata. "ya kepriwe maning. Kaya kuwe-a paringane Pengeran Kudu bersyukur." (Ya bagaimana lagi... Walaupun seperti itu, toh itu adalah pemberian Sang Pencipta/Tuhan. Harus tetap bersyukur).

Kalimat itu adalah kalimat yang menyejukan bagi saya. Di tengah banyaknya umpatan, ternyata masih ada teman saya yang mampu mengatasi kondisi tersebut. Bukan hanya dengan kata-kata, akan tetapi perbuatan. Dialah salah satu santri dari seorang kyai besar yang ada di daerah Wonosobo sana. 

Begitulah salah satu perbedaan antara santri dengan masyarakat biasa seperti saya. Mereka punya daya juang dan kearifan hidup dalam menjalani berbagai cobaan.

Popular posts from this blog

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut.... Dengarlah sapaan hatiku.... Masuklah engkau ke tungku asmaraku.... kan kubakar engkau dengan senyum cintaku...... ... ahhh..... Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut mengguncang rinduku.... Hoooaaammmhhh……. Aku terbangun dari mimpiku.... Banyumas, 22 Agustus 2011 Dacho Darsono

MENANGGAPI MARAKNYA MINI MARKET

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya bersama salah satu rekan kerja saya yang berprofesi sebagai guru membicarakan perihal peluang usaha yang sebenarnya masih terbentang luas di negeri ini. Berhubung kami tinggal di kampung, maka kamipun membicarakan peluang-peluang usaha yang bisa kami jalankan di kampung. Nah, waktu itu belum banyak mini market-mini market seperti saat ini. Kemudian timbul ide, kenapa tidak mendirikan mini market saja, bahkan kalau bisa super market? Apa bisa? Lha wong namanya juga ide... Maka dalam ide kami itupun tentu saja sangat bisa untuk mendirikan mini market. Pokok permasalahan awalnya adalah pada dana. Dari mana dananya? Nah lho.... Marilah kita berhitung dengan cara yang bodoh saja.... Hehehe... Misalkan dalam satu kampung ada 3.000 WARGA... lalu setiap warga "urunan" 1.000 rupiah saja, sudah berapa dana yang didapat? 3.000 x 1.000 = 3.000.000 TIGA JUTA RUPIAH Itu baru "urunan" seribuan ... Bagaimana jika 10.000? Tingal kalikan saja...

Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia

Mempunyai tempat tinggal dan hunian mewah tentu menjadi idaman setiap orang, selain indah untuk dilihat juga terasa nyaman untuk ditinggali. mempercantik sebuah hunian banyak cara dilakukan oleh setiap orang. agar terlihat wah, biasanya digunakan beragam pernak pernik untuk menghias, seperti batu, keramik, bahkan marmer. Bicara mengenai Marmer, di Indonesia ada sebuah perusahaan bernama Fagetti yang merupakan perusahaan supplier marmer berkualitas yang sudah malang melintang diberbagai proyek besar di banyak kota di Indonesia. Supplier Marmer Berkualitas di Indonesia Sekilas Mengenai Fagetti Didirikan oleh Ferdinand Gumanti, satu-satunya orang di Asia yang menerima gelar "Master of Art Stone" oleh Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra yang bergengsi di Italia, komitmen Fagetti adalah untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan, menyediakan peralatan dengan kualitas terbaik , manufaktur, bahan dan layanan batu. Di pabrik dan gudang seluas 23 hektar di Cibit