Tuesday, March 31, 2015

Cuman Ngomong Dibayar? Enak Betul Ya?

motivasi

Suatu hari ada seorang teman yang nyeletuk seperti ini, "Wah enak ya pekerjaan dari para pembicara yang ngakunya motivator itu. Bayangkan saja, cuman ngomong kek gitu saja dibayar sampai jutaan rupiah. Enak betul!"

Deg!

Agak terkesiap juga mendengar perkataan sahabatku itu. Bagaimana tidak terkesiap lah wong dia ngomongnya di depanku. Kesinggung boy? Ya ndak juga. Kebetulan saja dia tidak tahu kalau aku juga biasa ngomong-ngomong ndak jelas seperti itu di depan para manusia yang kebetulan saya juga kurang begitu mengenal mereka, lantas mendapatkan sedikit ongkos pengganti tenggorokan. Mbuehehe....

Cuman ngomong dibayar? Enak betul ya?

waduh!

Memang sih kerjaannya para motivator ya ngomong di depan manusia. Habis bagaimana lagi, kalau ngomong di depan monyet kan gak lucu. Iya to?

Tapi tolong dicatat yah ini, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk "ngomong" didepan khalayak banyak. Kalau sekedar ngucapin salam, beo saja juga bisa. Dan yang terkadang sering dilupakan oleh orang seperti sahabat saya itu adalah sesuatu yang bernama ilmu. Bukankah para pembicara itu ketika menyampaikan materi tidak asal njeplak atau ngomong begitu saja? Materi yang disampaikan adalah ilmu. Disamping tidak semua orang memiliki ilmu tersebut, bukankah dalam pencarian ilmu tersebut si pembicara harus melakukan sesuatu yang bernama tirakat?

Apa itu tirakat? Tirakat berasal dari bahasa Arab, tarokat (bukan tarekat lho) yang secara bahasa berarti mengurangi. Memangnya apa yang dikurangi oleh para motivator untuk mencari sumber ilmu yang menjadi bahan omongannya di depan manusia yang menjadi obyek motivasinya?

Ya banyaklah! Tapi secara lebih cepat, tepat dan akurat, maka jawabannya adalah tenaga, pikiran,waktu, dan juga harta.

Para motivator itu telah melakukan tirakat atau pengurangan berupa tenaga,pikiran,waktu dan harta.

Kok pengurangan? Lah iya lah. Bukankah ketika kita menimba ilmu di sekolah, contohnya Sekolah Dasar saja alias SD, tenaga, pikiran dan waktu untuk bermain dikurangi guna kegiatan belajar? Plus untuk membayar keperluan sekolah, termasuk mungkin kebutuhan transportasinya. Bukankah itu menyebabkan harta kita bekurang?

Nah, jika para motivator itu dibayar (entah mahal atau tidak), maka itu merupakan hasil jerih payah mereka dalam mencari ilmu.

Cobalah sekali-kali mengambil kesimpulan dari sudut pandang yang berbeda.

Selamat pagi semuanya............

Salam sukses!

Saturday, March 28, 2015

Tips Menghadapi Bisnis yang Bangkrut

Selamat pagi dan selalu pagi saya sampaikan pada sukses preneur yang masih berkenan membaca postingan di blog saya yang kebetulan masih berhubungan dengan webminar malam ini :)

Pada suatu ketika, salah satu sahabat saya bercerita tentang dirinya yang diundang guna mengisi materi seminar di salah satu kota besar di negeri ini. Katanya, ada beberapa orang yang juga merupakan penyelenggara seminar yang nyeletuk seperti ini. "Kok ngundang dia. Emangnya dia siapa? Apakah dia pakarnya kok diundang seperti ini?"

Ha ha ha...

Ternyata nyinyir juga sahabat saya mendengar celetukan seperti itu. Dia memang mengakui kalau dia ndak begitu terkenal di dunia maya, apalagi di dunia Luna, eh nyata maksud saya. Mana mungkin bisa diundang kalau tak dikenal di dunia seperti itu. Ha ha ha.

Mungkin itu juga sebagai bahan instrospeksi buat saya. Jika belum dikenal di dunia maya dan nyata, mana mungkin diundang sebagai pengisi seminar yang konon seminarnya keren dan dahsyat. Mbuehehehe..... Oleh karena itu, mungkin saya juga harus rajin-rajin mengorbitkan diri sebagai "tukang nggombal" di dunia perseminaran... Wkwkwwkwkwkwk......

Baiklah, kita lupakan saja soal tenar-tenaran yang kadang bisa bikin sakit panu, kadas, kudis kurap, jamur de...... es .....be...........

Kali ini kita akan sama-sama belajar menghadapi situasi yang bisa dikatakan sangat menyakitkan bagi seorang entrepreneur. Apa itu? Bangkrut!

Eits, tapi sebentar dulu.... Kenapa saya mengatakan sama-sama belajar? Apakah saya kurang percaya diri untuk menyampaikan webminar kali ini? Hayooo ngaku mas Dacho!  :)

Saya mengatakan sama-sama belajar, karena ilmu itu luas. Bagi saya, tidak ada orang yang "paling" di dunia ini. Karena yang "paling" di dunia ini adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Perkasa. Disamping itu, bisa saja ada sesuatu yang saya ketahui namun tidak sobat ketahui. Dan sebaliknya, bisa jadi sobat mengetahui sesuatu yang tidak saya ketahui. So, sama-sama belajar adalah sesuatu yang sangat memungkinkan di malam ini :)

Kembali ke masalah bangkrut. Saya yakin dengan sepantas-pantasnya bahwasanya setiap orang terutama para preneur muda seperti sobat semua, tidak ingin mengalami kebangkrutan. Tapi saya ingatkan, sebagaimana yang pernah disampaikan dulu, bahwasanya bangkrut adalah salah satu resiko yang harus siap dihadapi oleh para entrepreneur. Dan sebagai preneur-preneur muda, kita harus mempunyai seni tersendiri guna menghadapi masalah kebangkrutan ini.

Alhamdulillah saya pernah mengalami masalah bangkrut ini. Saat itu, perusahaan komanditer yang saya dirikan bersama empat orang teman saya mengalami kebangkrutan di tahun 2001. Perusahaan yang bergerak di bidang jual beli dan service komputer tersebut harus saya relakan "hilang" dari peredaran dunia bisnis di Purwokerto.

Bingung, marah dan stress bercampur menjadi satu. Ya sama lah seperti dari Sabang ke Merauke. Berjajar pulau-pulau. Kalu saya ya berjajar perasaan galaunya waktu itu. Ha ha ha.

Bagaimana tidak bingung, marah, dan stress lah wong duit yang saya gunakan untuk mendirikan usaha itu adalah dui hasil ngutang ke bank dicampur duit yang rencananya mau digunakan untuk mengambil kuliah S1.

Modiar...................!

Wuih sadis nian bahasanya :P

Eh ngomong-ngomong apa yang menyebabkan perusahaan sampeyan bangkrut mas Dacho?

Ya, susah sih ngejelasinnya disini, soalnya berhubungan dengan harkat dan martabat sesama manusia. Namun demi sobat preneur semua, akan saya sampaikan mengapa usaha tersebut bangkrut. Tentu saja dengan cara-cara yang romantis. Ya seperti biasalah, gombal is the best. Mbuehehehe.

Setelah melalui perenungan dan penayangan ulang, maka secara garis besar penyebab kebangkrutan usaha saya dan teman-teman waktu itu adalah sebagai berikut :

Pertama, Terlalu banyak orang dalam usaha tersebut. Mungkin bagi beberapa orang hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun untuk usaha dalam skala yang tidak begitu besar (kebetulan skala usaha saya waktu itu, menurut saya, tergolong kecil), idealnya kita tidak perlu mencari pemodal lebih dari tiga orang. Bila perlu cuma dua orang. Bahkan kalau mempunyai modal banyak, sebaiknya bangun usaha sendiri saja dulu. Berdasarkan pengalaman saya, jika ada rekan yang sifatnya sama-sama keras dan merasa mempunyai kelebihan dibanding yang lain, maka itu akan menjadi awal bencana untuk usaha kita. Kenapa? Karena akan terlalu banyak perdebatan didalamnya. Percuma bro dan sis sem Harusnya udah closing, malah masih pusing menentukan target konsumen dan masalah lainnya yang tidak begitu penting. Oh ya, syukur-syukur kita joint sama saudara sendiri saja. Kan sudah hafal watak masing-masing. Yang penting berkarakter entreprenuer :)

Kedua, Adanya faktor ketidakpercayaan pada komanditer/pemodal. Yang ini ndak perlu saya jelaskan lebih lanjut. Saya pikir sobat preneur semua sudah sangat paham :)

Ketiga, Kurang keterbukaan tentang masalah keuangan. Ah, yang ini saya rasa juga sudah sangat jelas. Intinya, keterbukaan soal manajemen keuangan harus diutamakan. Tidak boleh main asal-asalan atau gampangan. Walaupun teman sendiri, tapi harus diterangkan sedetil mungkin perihal kondisi keuangan yang ada.

Keempat, Faktor sumber daya manusia yang kurang sesuai dengan bidangnya. Artinya, jika kita menyerahkan sesuatu kepada yang tidak memiliki ilmunya dan tidak berpengalaman, maka itu akan menjadi ancaman kebangkrutan untuk perusahaan kita. Tempatkan jabatan seseorang sesuai dengan kadar ilmu dan kemampuannya. Jangan asal tunjuk ketika melakukan tugas manajerial perusahaan.

Yang terakhir tidak saya bicarakan mendetil disini. Saya kasih klu saja, lagunya The Changcuter yang berhubungan dengan racun dunia :)

Nah, dengan mengetahui beberapa sebab kebangkrutan, yang dalam hal ini saya memberikan contoh kejadian pada usaha milik saya sendiri, maka diharapkan sedini mungkin untuk sobat preneur guna mengantisipasi masalah bangkrut ini. Saya yakin pada masing-masing usaha yang pernah bangkrut pemicu kebangkrutan tersebut bisa bermacam-macam. Apa yang terjadi pada usaha milik saya, belum tentu sama dengan yang dimiliki orang lain. Tapi intinya ya satu itu, bangkrut!

Nah, jika usaha kita bangkrut, maka yang bisa kita lakukan diantaranya adalah :

Pertama, tenangkan diri terlebih dahulu. Jangan sampai ketika kita bangkrut, justru kita diombang-ambingkan oleh perasaan yang tidak jelas atawa galau. Justru ketenanganlah yang harus kita lakukan. Dengan ketenangan tersebut, maka keputusan yang akan kita ambilpun merupakan keputusan yang tidak asal comot ide saja. Tapi merupakan hasil pemikiran yang mendalam. Jangan takut dan ragu untuk datang ke psikiater, guru spiritual, ataupun kepada keluarga dan sahabat kita. Sampaikan keluh kesah dan mintalah pendapat dan do'a kepada mereka agar kita mendapatkan solusi yang terbaik.

Kedua, cobalah inventarisir kekayaan yang ada pada usaha kita. Mungkin ada meja, kursi atau apapun itu yang tidak masuk dalam penghitungan kebangkrutan usaha kita. Maksudnya seperti ini, barang-barang tersebut adalah barang-barang yang tidak ikut dalam jaminan hutang dan merupakan aset pribadi kita. Pada kasus di usaha saya, masih ada beberapa komputer yang bisa diambil dan dibagi untuk beberapa komanditer. Setelah menginvetarisir aset, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan ataupun menjual aset tersebut. Tentu saja dalam rangka mengurangi beban bangkrut usaha kita. Syukur-syukur aset tersebut bisa digunakan lagi untuk kembali bangkit berwirausaha. Ingat, tak ada yang instan di dunia ini kecuali makanan instant! Itupun berbahaya untuk kesehatan manusia :)

So, cobalah untuk kembali merangkak bangkit!

Ketiga, Jika kita benar-benar sudah tak memiliki apapun ditempat usaha kita, maka hal yang harus dilakukan adalah jadilah pribadi yang kuat. Jangan mengeluh! Namun jika permasalahannya adalah berhubungan dengan hutang, maka yang harus kita lakukan adalah melobi kembali si pemberi hutang agar kita mendapatkan keringanan pembayaran/pelunasan.

Pada beberapa kasus, ada kok pihak bank yang bersedia memberikan toleransi kepada orang/perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Tidak saya sebut nama banknya, mereka bersedia menerima setoran berapapun asalkan setiap bulan kita setor/mencicil hutang kita. Tipsnya adalah, lobi mereka dengan kerendahan hati berupa permintaan maaf dan keterangan mengenai perusahaan kita yang bangkrut dan buatlah kesepakatan pada bulan/tahun keberapa kita bisa melunasi hutang tersebut.

Keempat, Let's move on. Bisa menjadi karyawan, part timer, dropshipper, reseller, atau apapun itu yang menghasilkan fulus alias duit. Ketika dulu saya bangkrut, komputer yang menjadi aset pada usaha saya, saya jual. Saya berdagang keliling menjual minyak wangi, lipstik, sabun dan jamu tradisonal. Jujur saja, awalnya saya malu. Tapi setelah mendapatkan suntikan motivasi yang berasal dari diri sendiri, sahabat, dan keluarga maka saya lakukan itu dengan enjoy saja :) Kerja, kerja, kerja.... Bergerak jangan diam saja!

Kelima, Memakai jurusnya Ustadz Yusuf Mansyur. Sholat lima waktu berjamaah disertai sunah-sunahnya, puasa, dhuha, tahajjud, shodaqoh, infak selama empat puluh hari berturut-turut. Jangan lupa juga doa'nya sesuai dengan tuntunan nabi. Bisa sobat baca beberapa buku karya Beliau yang berhubungan dengan mukjizat-mukjizat rezeki.

Semoga tips dan ide-ide menghadapi kebangkrutan tersebut bisa bermanfaat untuk sobat preneuer semua.

Saya ingatkan ini, no closing, nothing. 

Thanks to Mastah Dewa Eka Prayoga atas inspirasinya :)















Tuesday, March 24, 2015

SPIRIT OF THE SOCCER



Pada suatu malam, tepatnya di tahun 2001, dua anak muda kampung (tapi tidak kampungan, he he) membawa map yang berisi beberapa lembar kertas yang dijilid rapi. Rapi sekali, serapi rambut mereka yang tersisir rapi. Mlitihis kaya Harmoko, begitu kata para orang tua dikampungku dulu untuk menyatakan orang yang rambutnya tertata rapi, hitam, dan mengkilat penuh minyak wangi. Hihi. Maklumlah, di zaman orde baru, Pak Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai menteri penerangan di negeri ini adalah wajah yang hampir setiap minggu, bahkan hari, muncul di televisi. Salah satu yang khas dari Beliau adalah rambutnya yang “mengkilat” dan rapi. Makanya orang-orang di kampungku kalau melihat seseorang yang berdandan rapi dengan rambut yang mlithis (mengkilat), diumpamakan seperti pak Harmoko. Kembali ke tangtop, eh laptop. Dengan penuh percaya diri dua pemuda tadi menemui salah satu ketua RT yang cukup ternama di kampungnya. Begitu sampai di rumah pak RT, mereka langsung ditemui oleh pak RT tersebut.



Nuwun sewu pak mengganggu. Sebelumnya kami minta maaf mengganggu istirahat Bapak.” Salah satu pemuda itu mulai membuka percakapan. “Ora papa (tidak apa-apa) mas, saya tidak merasa terganggu kok dengan hadirnya panjenengan-panjenengan di gubuk saya. Sepertinya ada yang penting nih, ada yang bisa saya bantu?”

“ Begini pak, kami atas nama perwakilan pemuda dari  dua grumbul, yaitu grumbul Guguran dan Depok bermaksud mengajukan proposal dan pemberitahuan tentang pembentukan tim sepakbola. Adapun proposalnya berisi tentang permohonan bantuan kepada masyarakat dan pihak desa yang nantinya digunakan untuk membeli bola dan costum sepakbola pak. Mohon izin dan do’a restu dari Bapak.”  Sejenak pak RT tersenyum. Sambil menggaruk-garuk kepalanya, dia bertanya kepada dua pemuda tadi. “Apa sudah siap untuk membuat tim sepakbola?, dananya besar lho mas. Bukan hanya itu saja, apa anggotanya juga sudah siap?, saya tahulah kemampuan pemuda-pemuda daerah sini. Kalau sekiranya tidak memalukan, ya silakan dibuat”. Deg... Pernyataan sekaligus pertanyaan yang tidak disangka-sangka. Ya, tidak disangka-sangka. Dari tanggapan yang berupa senyuman dan garukan-garukan kepala saja, dua pemuda tadi sudah mulai membaca mau ke arah mana pembicaraan ketua RT itu. Apalagi pernyataan yang terakhir, “Saya tahulah kemampuan pemuda-pemuda daerah sini. Kalau sekiranya tidak memalukan, ya silakan dibuat”

Anda tahu bagaimana akhir dari permohonan proposal tersebut? disetujui, ya disetujui. Dan akhirnya terbentuklah tim sepak bola yang digagas oleh para pemuda-pemuda kampung itu. Dan asal tahu saja, satu dari pemuda tadi adalah saya. Hehe.

Jujur saja, sebagai anak muda yang sedang semangat-semangatnya untuk berekspresi, saya dan teman saya sangat kecewa jika mengingat pernyataan yang dilontarkan oleh ketua RT tadi. Mungkin kami berburuk sangka, tapi apakah Ketua RT itu tidak merasa bahwa pernyataan itu (“Saya tahulah kemampuan pemuda-pemuda daerah sini. Kalau sekiranya tidak memalukan, ya silakan dibuat”), seolah menjustifikasi bahwa anak-anak muda, yang justru berada di sekitar wilayahnya adalah anak-anak muda yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa di bidang sepakbola. Ah, sekali lagi mungkin itu buruk sangka. Kejadian pada malam itu kami ceritakan kepada teman-teman yang lain, mereka juga merasakan hal yang sama. Bahkan ada yang nyeletuk, “Bukannya bangga dan diberi semangat, malah ngece”. Kejadian itu menjadi pembicaraan hangat, sampai menjelang kompetisi sepakbola di kampungku. Oh ya, walaupun kampung, tapi setiap memperingati HUT kemerdekaan Negara ini, selalu diadakan kompetisi sepakbola. Pesertanya adalah klub-klub sepakbola yang ada di kampung ini. Waktu itu ada enam klub, dikelola secara mandiri oleh masing-masing klub. Dan sepengetahuanku, kampungku ini memang cukup menonjol dalam prestasi sepakbola. Dari tahun 1970-an sampai sekarang, klub sepakbola di kampungku termasuk tim yang disegani.

Lantas apakah semangat kami menurun? justru tidak, Kita lihat saja nanti! Begitu kalimat yang terucap dariku dan juga teman-teman yang lain.

Kompetisipun siap dimulai. Seperti biasa ada technical meeting yang diadakan di Balai desa. “Wah, klub baru nih. Kata beberapa panitia dan perwakilan anggota klub sepakbola yang lain. “Selamat datang”. Begitu ucap salah satu dari mereka. Biasalah manusia, sebagai orang baru mungkin kami dianggap sepele, ada yang tersenyum simpul akan kehadiran klub kami. Sekali lagi mungkin kami berpikir negatif terhadap mereka, tapi ya kami cukup paham betul karakter-karakter mereka. Silakan saja kalian mau berkata apa, kita lihat saja nanti. Akan kami tunjukkan siapa kami sebenarnya. Begitu gumamku dalam batin.

Pertandingan melawan juara bertahan tak terelakan, bahkan di hari pertama. Ya, pertandingan pertama di kompetisi resmi kali ini adalah melawan sang juara bertahan. Malam sebelum bertanding, kami berembug untuk mempersiapkan strategi melawan mereka. Maklumlah berembug, soalnya tidak ada pelatih. Hehehe. Berbekal pengalaman kami sebagai “penonton” liga Italia dan Inggris, terciptalah pola permainan 4-4-2. Wuih, taktik dan strategi dipersiapkan. Dengan gaya Sir Alex Ferguson, masing-masing pemain mendiskripsikan sendiri tentang apa yang akan dilakukannya pada pertandingan esok hari. Seru sekali cara perbincangan strateginya. Sampai-sampai yang punya rumah mencak-mencak karena berempugnya sampai jam setengah dua belas malam. Waduh....

Hasil pertandingan pertama, kalah! ya kami kalah. Pertandingan berikutnya draw satu kali dan menang tiga kali. Hasil akhir kompetisi, kami juara tiga. Hehehe. Kami bangga, setidaknya sebagai pendatang baru kami tidak mengecewakan. Tidak tahu bagi pak RT. Hahaha. Tapi dendam belum berakhir! Begitu kira-kira pesan kami di dalam hati. Apalagi mengingat kata-kata Pak RT tadi, dan lebih-lebih ada salah satu pemain kami yang diludahi oleh salah satu anggota tim lawan. Sialan! Geramku. Di tahun besok, akan kami kalahkan mereka.

Setelah selesai kompetisi, kami mulai membenahi klub kami. Hampir disetiap akhir pekan, biasanya Sabtu atau Minggu, kami bertanding melawan klub-klub yang sudah punya nama. Sengaja kami lakukan itu, karena dengan melawan mereka yang secara teknik dan taktik lebih bagus dari kami, secara tidak sadar kita sedang dilatih oleh mereka. Beruntung mereka bersedia. Bahkan ada salah satu klub kenamaan yang memberi acungan jempol kepada kami. Menurut mereka, teknik kami masih jauh di bawah standar, tapi daya juang dan semangat kami membuat mereka tidak mudah untuk mengalahkan kami.

Pada tahun kompetisi berikutnya, tepatnya 2002, kami menjadi runner up alias juara kedua. Dan tahun berikutnya, 2003 kami berhasil menjuarai kompetisi sepakbola tersebut. Bangga dan sedih bercampur menjadi satu. Tahun tersebut adalah tahun pembuktian dari kami. Tahun dimana kami, anak-anak muda yang tadinya dipandang sebelah mata, hanya dalam tempo tiga tahun, berhasil menjuarai kompetisi yang bergengsi tersebut. Bukan hanya di sepakbola, pada tahun itu, di kegiatan lomba yang lain, lomba yang diadakan di tingkat desa, organisasi kami juga menjadi juara satu pada cabang bola voli dan sepak takraw, bahkan juara harapan dua pada lomba teater di tingkat kecamatan. Ucapan selamat berhamburan dari warga di grumbul kami. Terlihat wajah-wajah kegembiraan dan juga keharuan terpancar dari mereka. Anak-anak mereka, cucu-cucu mereka, keponakan-keponakan mereka, adik-adik mereka, kakak-kakak mereka menunjukkan, bahwa apapun bisa terjadi. Selagi masih ada impian, semangat, daya juang, dan kerja cerdas, maka apapun bisa terjadi. Inilah salah satu pelajaran indah dalam hidupku dan mungkin juga untuk teman-temanku yang lain. Hehehe.

Yakinlah bahwa kita mampu meraih apa yang kita inginkan. Kegagalan bukan untuk diratapi dan disesali, apalagi jika sampai jatuh pada titik kekalahan. Kegagalan adalah ibarat tangga pertama dari tangga kesuksesan yang ada pada tangga setelahnya. Jangan takut meraih impian, karena dengan impian, maka masa depan cerah menjadi milik kita. Tanamkan pada diri kita, bahwa kita pasti bisa dan pasti mampu meraih apa yang kita inginkan. Selamat berjuang, selamat bergerak!

Be a hero!

Friday, March 20, 2015

RISALAH CINTA


Cinta bukanlah dagangan yang dijajakan di pinggir-pinggir trotoar jalan. Tapi bukan berarti ia tak ada di trotoar-trotoar itu. Ia senantiasa bertebaran dimana saja. Ia senantiasa berlabuh di mana saja, walau betapa perihnya luka pada suatu jiwa. Cinta... tetaplah cinta. Ia tak mengenal kasta. Jika kalian bertanya kenapa Drupadi tak mau dinikahi Karna? Sungguh itu bukan permainan cinta. Dan juga bukan permainan kasta. Ini hanyalah sedikit permainan dalam suatu cinta yang ditakdirkan.

Ketahuilah, cinta selalu ditakdirkan. Karena ia lahir dari Sang Maha Pemberi Takdir. Dan ketika engkau dipermainkan oleh cinta yang ditakdikan ini, santai saja. Karena takdir tak pernah salah. Dan Tuhan selalu saja memberikan pilihan dalam setiap takdir-Nya kepada kita.

Ah, cinta hanyalah cinta. Sekuntum rasa yang tak pernah lekang dimakan usia. Dan ranumnya ia akan selalu menarik siapa saja yang telah dibiusnya.

Ah cinta.... terlalu banyak pemahaman dan pembelajaran akan engkau. Yang aku tahu, cinta tidaklah pernah memberikan penderitaan. Jika engkau merasa menderita, maka itu hanyalah kesalahan kecil darimu saja. Kesalahan jiwamu yang tak mengetahui hakikat cinta. Ketahuilah, cinta itu membahagiakan. Karena ia diciptakan dari Sang Maha Pemberi Kebahagiaan. Sang Penyayang sejati telah menciptakan cinta itu dengan sedemikian rupa.

Lantas, kemanakah gerangan cinta ketika engkau terluka? Ah, terlalu naif untuk menanyakan itu kepadanya. Tanya saja dirimu, kenapa engkau terluka. Jangan pernah membawa cinta dalam setiap penderitaanmu.

Wednesday, March 18, 2015

Safety First!

Entah sudah berapa kali aku melewati jalan ini. Dan entah berapa kali juga ada tanda yang dibuat oleh polisi. Garis-garis putih dan beberapa coretan dan simbol yang juga berwarna putih. Gambar apa pula itu? Pocong? Mbuehehe. Ya bukanlah. Masa polisi pada nggambar pocong di jalan raya? Dimarahi pak presiden nanti. Wahahaha.

Gambar atau simbol atau apalah itu aku kurang tahu  istilah tepatnya itu apa, adalah tanda proses terjadinya kecelakaan.

Wah, hampir berapa bulan, bahkan minggu ada saja kecelakaan yang terjadi di jalan yang aku lewati. Salah siapa? Entahlah.... Yang jelas setiap pengendara harus bisa menjaga diri terutama "emosi" ketika berada di jalan raya. Setidaknya dengan menjaga itu, kecelakaan di jalan raya bisa dikurangi, syukur tidak ada lagi.

Sering kali aku melihat umpatan, cacian, bahkan ada yang mau bekelahi gara-gara masalah di jalanan. Biasanya sih ada pengendara yang ngawur atau ugal-ugalan. Sungguh hal-hal seperti ini adalah hal yang biasa terjadi. Kadang bikin mangkel juga melihat mereka. Sudah seperti cowboy di film-film Jepang sana, eh, Amrik sana.

Tapi setelah direnungkan, eh ternyata kadang kala aku juga sering mengumpat pada mereka yang ugal-ugalan di jalan. Bahkan pernah ada yang tak tendang, tapi tidak kena... ANDA KURANG BERUNTUNG! Mbuehehehehe.... Ya gak marah gemana, udah keluar dari marka jalan dia, ngebut, eh udah tahu ada kendaraan banyak di depannya, termasuk aku, masih ngebut juga. Huh!

Tapi lama kelamaan, apalagi ketika ingat anak isteri di rumah, emosi dijalanan mulai berkurang. Belum sepenuhnya sih. Tapi setidaknya sudah berkurang banyak. Sekarang kalau ada yang ugal-ugalan, paling aku cuman tersenyum. Apalagi kalau yang ugal-ugalan cewek cantik. Selain aku berikan senyuman dan kedipan mata genit, ia juga aku kasih sepasang ember cantik. Wkwkwkwkwk.

Ternyata menghadapi sesuatu yang mengesalkan, ya para bikers ugal-ugalan itu, jika dihadapi dengan suasana hati yang rileks dan senang (kasih senyuman),hati kita lebih sejuk. Otomatis jika hati kita sejuk dalam menghadapi bikers ugal-ugalan itu, kita tidak terpengaruh untuk berbuat sesuatu yang tidak baik atau bahkan lebih buruk dari bikers itu.

Keep you heart on the street :)

Tuesday, March 17, 2015

10 TAHUN

10 THNTak terasa, hampir sepuluh tahun aku bekerja di tempat ini. Rasanya baru kemarin. Bahkan hari pertama kerja disini aku masih ingat.

Waktu itu aku memakai celana hitam dan hem warna jingga. Hikz. Mau berangkat naik bus, disangka gila. Mau naik ojek, disangka nggak waras.

Lah kok bisa?

Ya karena jarak rumahku ketempat kerja cuman beberapa puluh meter saja kok. Coz, waktu itu harta kekayaanku cuman sepeda mini buntut yang dibeli ketika aku kelas 3 SD dulu. Wah, kebayangkan betapa jadulnya sepedaku waktu itu. Mbuehehehe.

Lambat laun, akhirnya aku bisa membeli motor sendiri. Ya tentu saja dengan cara kredit. Soalnya kalau tidak kredit alias tidak utang, dianggap kurang keren. Mbuehehehe..... #asal.

Namun ditengah perjalanan kredit itu, motor itu aku lunasin dan langsung tak jual. Buat kuliah lagi coy :)

Beberapa bulan setelah itu, aku membeli motor lagi. Ya, namanya juga sering dinas luar, maka sepeda motor adalah kebutuhan primer. Malu juga minjem terus. Selain itu, kuliahku juga terkadang sampai sore.

Kembali ke dunia pekerjaan. Di akhir bulan ini, genap sudah aku bekerja selama sepuluh tahun disini. Sampai kapan boy? Entahlah. Yang jelas, Tuhan selalu memberikan sesuatu yang terkadang "mengejutkan" hamba-Nya. Aku tidak tahu betapa lama lagi aku bekerja disini.

Hmmm.... Sepuluh tahun. Lumayan lama juga. Bersyukur bisa melalui berbagai hal di tempat ini. Sepuluh tahun, teman datang dan pergi dari tempat ini.

Wah, sudah pukul 14.00. Saatnya pulang, eh salah ke Purwokerto. Ngambil plat motor lagi coy? Beli motor lagi boy? Bukan!

Ini sepeda motor kakak iparku. STNK-nya atas nama isteriku, nah sedangkan  kreditnya atas namaku. Wah, mbundhet kiyeh! Mbuehehehehehe.....

Monday, March 16, 2015

HUJAN DI MUSIM KEMARAU

Pernahkah kalian mengalami kegersangan hati yang begitu dalam? Kegalauan hati yang begitu luar biasa dahsyatnya sehingga kalian merasa bahwa dunia ini tak berbuat adil padamu? Pernahkah kalian alami itu?

Setiap jalan adalah pilihan. Pada akhir semua itu adalah sebuah tujuan. Pertanyaannya sekarang adalah, tahukah kalian bahwa masing-masing jalan mempunyai kerikil-kerikil yang berbeda? Kerikil-kerikil yang seandainya engkau bisa melewatinya maka engkau akan sampai pada tujuan akhir perjalanan.

Jika kalian hendak berlayar ke samudera sana, bukankah engkau akan membawa bekal sebanyak-banyaknya. Bukankah engkau akan berdo’a seikhlas-ikhlasnya? Apalagi ketika kapal yang kau naiki itu diterjang ombak yang begitu dahsyatnya. Nama siapakah yang pertama kali dan akan sering kali kau sebut? Tuhankah? Atau justru nama kekasihmu yang engkaupun yakin tak akan bisa menolongmu disaat itu. Walapun kalian sedang berdua di atas kapal itu.

Tuhan memang memberikan makanan pada burung-burung di pohon sana. Tapi, apakah ia memberikan makanan itu begitu saja kepada mereka? Lalu, kenapa Tuhan tega berbuat seperti itu?

Bukankah dengan kekuasaan Tangan-Nya, ia bisa memberikan makanan itu langsung pada mereka? Tapi kenapa Ia tak melakukannya?

Pernahkah kalian melihat pengemis tua di perempatan-perempatan lampu merah? Badannya yang kurus, usianya yang uzur, dan sudah entah berapa jam ia rela kepanasan meminta-minta di tepian jalan demi sesuap makan.

Lalu, dimanakah Tuhan? Bukankah dengan keMaha Murahan-Nya Ia pasti mampu untuk mencukupkan makan pada pengemis tua itu? Lantas, kenapa Tuhan membiarkan pengemis tua itu terlunta-lunta meminta di tepian jalan raya? Kenapa? Mengapa?

Pernahkah kalian merasakan hujan di musim kemarau? Kenapa Tuhan membiarkan itu terjadi?Bukankah bisa menyebabkan gangguan terhadap siklus alam? Ada apa dengan Tuhan?

Sudahlah, marilah kita tinggalkan tentang “kebiasaan” Tuhan yang terkadang sulit diterka. Marilah kita merenung, apakah Tuhan masih berada di pihak kita?

Jika tidak, marilah kita merapat. Buatlah pesan walau sekedar satu ayat. Sampaikan pada-Nya, bahwa engkau masih memerlukannya.

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...