Friday, August 7, 2015
Karena Cinta Memang Begitu
Tadi, sekilas melihat wajahmu di ruangan itu...
Dan matamu yang indah itu,
sedikit beberbenturan dengan hatiku
Bagaimana perasaanmu ketika itu?
Oh ya, kemarinpun aku berusaha mengintip wajahmu
Maafkan aku, karena cinta memang begitu
Thursday, August 6, 2015
Inlander
Sungguh, untuk kesekian kalinya aku merasa dibohongi oleh para petinggiku di Holland sana. Hmm, inlander yang ada di depanku ini adalah bukti nyata kalau petinggi-petinggi di negeriku benar-benar pembual.
"Apa yang Tuan pikirkan? Silahkan Tuan ambil nyawa saya ini. Tapi sekali lagi, jawab dulu pertanyaan saya tadi! Apakah tindakan Tuan di tanah kami ini sudah sesuai dengan ajaran Agama Tuan?"
Untuk kesekian kalinya, perkataan inlander ini benar-benar mencabik-cabik jiwaku.
Dia benar, sebagai penganut Kristen, aku memang tidak diajarkan untuk mengambil milik orang lain dengan semena-mena. Walaupun aku merasa bahwa tanah ini adalah milik kami, namun cara kami untuk mendapatkan tanah ini sungguh tak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ajaran agamaku.
Aku percaya bahwa karena kekuasaan Tuhanlah kami dapat menaklukan negeri ini. Tapi sungguh ironi. Penaklukan yang konon oleh para penguasa di negeriku sana sudah dimulai sejak lama, namun pada hakikatnya penaklukan itu hanyalah pepesan kosong belaka.
Bagaimana dikatakan sudah menaklukan, sedangkan perlawanan demi perlawanan dari inlander seperti orang ini sudah ada sejak dulu kala. Dan sekarang, manusia macam ini masih banyak di tanah perlawanan ini. Bahkan makin banyak sahaja. Hmmm...
Bagaimana mungkin juga dikatakan telah menaklukan ketika hati-hati mereka memberontak di tengah-tengah mulut mereka yang terbungkam. Ah, pembual semua para petinggi di kerajaanku sana!
Dahulu,sebelum aku ditugaskan di tanah ini, mereka bilang kalau inlander-inlander macam itu orang adalah orang-orang bodoh. Nyatanya, ketika aku menginjakkan kakiku di tanah ini, betapa banyak orang-orang yang sudah biasa membaca buku-buku tebal yang aku sendiri tak tahu buku apa waktu itu.
Mereka terbiasa membaca itu di tempat-tempat ibadah mereka. Mereka menyebut tempat itu sebagai langgar. Ada juga yang menyebutnya Mesjid. Biasanya mereka membaca buku tebal itu ketika pagi-pagi sekali dan ketika malam hari. Mereka biasa berkumpul disana. Aku lihat ada salah satu orang yang menurutku sedang memberikan pidato atau apapun itu. Dan mereka yang mendengarnya senantiasa membawa buku tebal. Kadang juga buku tipis.
Bukan di langgar atau mesjid sana aku melihat inlender-inlander itu membaca. Di suatu tempat yang disebut padepokan, aku juga sering melihat anak-anak muda yang biasa disebut dengan cantrik sedang membaca buku tebal. Kusam bukunya. Tapi yang jelas, tak sepenuhnya omongan para penguasa di negeriku sana bisa dipercaya. Mereka para inlander ternyata sudah tak asing lagi dengan tulisan.
Bahkan, mereka memiliki peninggalan-peninggalan budaya yang luar biasa menurutku. Mulai dari alat-alat yang bisa mereka gunakan untuk bercocok tanam, alat-alat dapur dan yang membuatku kagum, ada belasan bangunan yang sudah berusia ribuan tahun masih dengan gagahnya berdiri disini.
Kesimpulanku, mereka para inlander bukanlah bangsa bodoh!
Ah, sungguh sukar dipercaya. Ketika aku bertemu dengan salah satu sahabatku yang berpura-pura menjadi bagian dari mereka, muslim, begitu sebutan mereka, sahabatku yang asli orang Holland ini mengatakan kalau kebiasaan belajar sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu di tanah ini. Namun para penguasa dan penulis buku di kerajaan kita menutupinya.
"Kau tahu kan kebiasaan para pejabat di kerajaan kita. Mereka inlander! Kita harus memberikan stempel khusus bagi mereka. Bodoh, melarat, bau, terbelakang, dan aneka rupa kejelekan untuk mereka agar kita sebagai penguasa dinilai lebih segalanya di atas mereka!"
"Bagaimana Tuan? Apakah yang Tuan lakukan di negeri ini, merampas tanah kami, merampas makanan-makanan kami, merampas apa saja yang tuan inginkan disini... sudah sesuai dengan ajaran agama yang Tuan anut? Jika Tuan masih belum bisa menjawab pertanyaan saya, cepat tembakan bedil itu ke kepala saya. Mungkin Tuan akan puas setelah membunuh saya. Tapi saya jamin kalau saya lebih puas dibanding Tuan. Lebih baik saya mati dengan pelor di kepala atau di dada saya dari pada saya mati sia-sia di pinggir jalan sana! Hidup mulia menjadi manusia merdeka, atau mati syahid sebagai manusia terhormat adalah kehendak hidup saya!"
Untuk kesekian kalinya aku terhenyak. Tiba-tiba aku sadar kalau aku belum menjawab pertanyaan inlander ini.
Aku hanya bisa menatap wajah lelki muda ini dengan hening. Seketika itu juga, tiba-tiba aku teringat seseorang yang usianya kurang lebih sama dengan anak muda ini. Anakku... Ya, anakku. Sedang apa dia di tanah kelahiranku sana?
Semenjak Bertemu Denganmu
Tuesday, August 4, 2015
PENGUNGSI (BANJIR DARAH DI KAMPUNG JATI)
Malam benar-benar mencekam di kampung Glagah. Penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan Belanda dan antek-antek mereka pada malam sebelumnya benar-benar membuat warga kampung trauma. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah mulai mengungsi semenjak pagi tadi. Dengan dikawal beberapa pemuda kampung yang masih hidup, sebagian warga kampung Glagah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Kampung Jati tujuan mereka.
Selama ini kampung Jati adalah kampung yang dianggap paling aman. Entah kekuatan apa yang melindungi kampung itu. Yang jelas, setiap laskar pejuang yang masuk ke kampung itu, dapat dipastikan aman dari tentara-tentara Belanda dan antek-anteknya yang memuakkan itu.
"Kang, sebentar lagi tugas kita selesai. Lihatlah bukit itu! Dibalik bukit itulah tujuan perjalanan kita. Kampung penyelamat, kampung Jati."
Suara pemuda yang berparas tampan dengan kumis tipis yang membentang lebar itu sedikit memecahkan suasana. Sementara yang diajak berbicara hanya mengangguk saja. Maklumlah, dia adalah lelaki bisu. Lelaki yang tidak bisa berkata-kata lagi. Lelaki dimana setahun yang lalu ditangkap oleh antek-antek Belanda.
Bengis! Begitu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi lelaki itu ketika tertangkap setahun yang lalu. Yang menyedihkan, orang-orang yang menangkapnya adalah kaum pribumi. Kaum yang seharusnya bersama-sama melawan Belanda, bangsa kejam yang tak berperikemanusiaan. Namun anehnya, justru mereka menjadi anjing-anjing Belanda. Bajingan!
Semenjak penangkapan itu, lelaki paruh baya yang bernama Karsa itu tidak lagi bisa berkata-kata. Lidahnya dikuliti oleh anjing-anjing Belanda yang menangkapnya. Sementara matanya yang satu, dicukil oleh salah satu perwira Belanda yang menginterogasinya. Untunglah, ia bisa melarikan diri. Salah satu pejuang yang dipenjara bersamanya mendadak syahid di tengah malam. Sebelum pejuang itu menemui kesyahidannya, ia memberikan hadiah kepada Karsa berupa jimat. Kantong Macan namanya. Dengan jimat itulah, Karsa berhasil melarikan diri dari bajingan-bajingan itu.
Syahdan, sampailah mereka di kampung Jati. Mendadak, hidung para pemuda dan pengungsi dari kampung Glagah mencium bau aneh. Bau yang sudah tak asing lagi bagi mereka. Bau yang pernah ada di kampung mereka malam tadi. Darah!
Mayat-mayat bergelimpangan disana sini. Tak ada kobaran api ataupun bekas pertempuran di kampung Jati. Namun penghuninya, ah bagaimana dengan penghuninya? Tak satupun dari mereka yang hidup. Semua mati mengenaskan. Usus-usus mereka keluar. Kepala mereka hancur. Semua mayat sama. Sama seperti itu. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Kang. Apa yang akan kita lakukan disini?"
Mata para pengungsi itu saling bertabrakan. Tak ada isak, tak ada tangis. Hanya sapuan angin yang menghempas hati mereka yang mulai rapuh. Perlahan... tapi pasti. Dan tiba-tiba, suara gagak terdengar dari langit yang mulai menghitam. Kelam.......
KASIH TAK SAMPAI
Masih menatap sedikit guratan awan di langit sana
Sekilas, tampak membentuk seperti gambar wajahmu
ah kamu......
sudah berapa lama singgah di beranda hatiku?
Sekilas, tampak membentuk seperti gambar wajahmu
ah kamu......
sudah berapa lama singgah di beranda hatiku?
Saturday, August 1, 2015
HARAP DISENTOR!
Entah sudah yang keberapa kalinya ketika aku masuk ke WC itu ada saja kotoran yang belum disentor alias disiram. Perasaan, itu bukanlah WC umum, melainkan WC yang dikhususkan untuk manusia-manusia dengan tingkat pendidikan yang terbilang tinggi di negeri ini. Hihihiy....

Bukannya lagi ngumpat-ngumpat nih, cuman heran saja. Apa sih susahnya nyentor kotoran sendiri? Apalagi airnya melimpah. Dan gayungnya juga belum lenyap kok :) Serius! Gayungnya masih ada. Ada gambar kartun yang lucu-lucu pula. Pokoknya manis dech gayungnya ;)
Sekali lagi, entah yang keberapa kalinya aku menyentor kotoran orang lain. Ndak apa-apa kok. Sungguh! Apalagi sakit hati.... Gak sama sekali. #koprol sambil minum kopi
Jujur saja, saya itu orang yang sangat risih ketika ada kotoran yang belum disentor di WC. Ada memang beberapa temanku yang ndak jadi masuk gara-gara masih ada kotoran yang tersisa. Jangan ditanya bau apa tidak. Apalagi pertanyaannya multiple choice. Please dech jangan....... Jawabannya cuman satu kok. WANGI! Mbuehehehe.....
Oh ya, ngomong-ngomong kalau kalian habis buang hajat, disentor yah! Kasihan pak penghulu. #Jaka Sembung naik bebek... Gak nyambung Jek!
Nah, bagi kamu yang sering nemuin WC atau toilet yang seperti itu, berikut tips atau cara yang musti kamu lakukan dalam rangka menjaga kebersihan WC.
1. Sentor dengan segera. Ingat, jangan disentor pakai air liur kamu :P
2. Hubungi petugas yang bertanggung jawab dengan kebersihan WC itu. Ingat, petugasnya! Jangan kamu hubungi mantan kamu. Apalagi gebetan kamu. Ntar kamu dikira penjaga WC. #Jlebz jlebz jlebz
Minta tolong kepada petugas yang bertanggung jawab itu untuk membersihkan dengan segera. Setelah selesai, kasih tip pada petugas tersebut berupa nyanyian-nyanyian anak-anak.
3. Photo WC tersebut. Masukkan via medsos. Angkat dan viralkan masalah tersebut di medsos biar ramai. #lebay lebay lebayyyyy
Intinya, jika kamu nemuin WC kotor seperti itu, JANGAN DIHINDARI. Hadapi dengan gentleman/gentlegirl. Kenapa? Ya itung-itung untuk melatih jiwa kita dalam menghadapi kenyataan hidup. Kelihatannya mungkin sepele, tapi percayalah, tak ada hal yang sepele di dunia ini. Emangnya Tuhan menciptakan segala kondisi di dunia ini dengan main-main? Nggak bingit lah yaw! Hehehe.
Nb.
KEBERSIHAN PANGKAL KESEHATAN
KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

Bukannya lagi ngumpat-ngumpat nih, cuman heran saja. Apa sih susahnya nyentor kotoran sendiri? Apalagi airnya melimpah. Dan gayungnya juga belum lenyap kok :) Serius! Gayungnya masih ada. Ada gambar kartun yang lucu-lucu pula. Pokoknya manis dech gayungnya ;)
Sekali lagi, entah yang keberapa kalinya aku menyentor kotoran orang lain. Ndak apa-apa kok. Sungguh! Apalagi sakit hati.... Gak sama sekali. #koprol sambil minum kopi
Jujur saja, saya itu orang yang sangat risih ketika ada kotoran yang belum disentor di WC. Ada memang beberapa temanku yang ndak jadi masuk gara-gara masih ada kotoran yang tersisa. Jangan ditanya bau apa tidak. Apalagi pertanyaannya multiple choice. Please dech jangan....... Jawabannya cuman satu kok. WANGI! Mbuehehehe.....
Oh ya, ngomong-ngomong kalau kalian habis buang hajat, disentor yah! Kasihan pak penghulu. #Jaka Sembung naik bebek... Gak nyambung Jek!
Nah, bagi kamu yang sering nemuin WC atau toilet yang seperti itu, berikut tips atau cara yang musti kamu lakukan dalam rangka menjaga kebersihan WC.
1. Sentor dengan segera. Ingat, jangan disentor pakai air liur kamu :P
2. Hubungi petugas yang bertanggung jawab dengan kebersihan WC itu. Ingat, petugasnya! Jangan kamu hubungi mantan kamu. Apalagi gebetan kamu. Ntar kamu dikira penjaga WC. #Jlebz jlebz jlebz
Minta tolong kepada petugas yang bertanggung jawab itu untuk membersihkan dengan segera. Setelah selesai, kasih tip pada petugas tersebut berupa nyanyian-nyanyian anak-anak.
3. Photo WC tersebut. Masukkan via medsos. Angkat dan viralkan masalah tersebut di medsos biar ramai. #lebay lebay lebayyyyy
Intinya, jika kamu nemuin WC kotor seperti itu, JANGAN DIHINDARI. Hadapi dengan gentleman/gentlegirl. Kenapa? Ya itung-itung untuk melatih jiwa kita dalam menghadapi kenyataan hidup. Kelihatannya mungkin sepele, tapi percayalah, tak ada hal yang sepele di dunia ini. Emangnya Tuhan menciptakan segala kondisi di dunia ini dengan main-main? Nggak bingit lah yaw! Hehehe.
Nb.
KEBERSIHAN PANGKAL KESEHATAN
KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN
Tuesday, July 28, 2015
Sedikit Bertanya
Sedikit bertanya padamu,
"Adakah semerbak cinta menghantuimu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah semerbak cintaku memabukkanmu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah segumpal rindu masih menganga dalam hatimu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah kebencianmu masih bersemayam dalam sukmamu?"
Sedikit bertanya padamu.........
Ah, maafkan aku
sedikit-sedikit bertanya padamu
karena cintaku,
memang sedikit untukmu
"Adakah semerbak cinta menghantuimu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah semerbak cintaku memabukkanmu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah segumpal rindu masih menganga dalam hatimu?"
Sedikit bertanya padamu,
"Apakah kebencianmu masih bersemayam dalam sukmamu?"
Sedikit bertanya padamu.........
Ah, maafkan aku
sedikit-sedikit bertanya padamu
karena cintaku,
memang sedikit untukmu
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting
Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...

-
Bagi anda yang sedang mengembangkan bisnis dalam skala mikro kecil dan menengah di bidang retail, pengadaan barang ataupun penjualan barang ...
-
Sebelumnya penulis telah membahas seberapa penting alexa rank untuk sebuah blog atau website. Dan sekarang kita akan membahas bagaimana cara...
-
Kepemimpinan Otentik Menurut Albrecht (2006), penulis buku Social Intelligence, otentik menunjukkan seberapa jujur dan tulus seseorang pada ...