Saturday, December 13, 2014

SALAHKAH AKU MENCINTAIMU ?

Mencintaimu sungguh menjemukan. Aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan agar kamu mencintaiku. Jangankan mencintaiku, memperhatikanku saja sepertinya tidak. Sungguh melelahkan ! Tapi aku benar-benar tidak sanggup untuk membendung cintaku yang menggebu-gebu ini. Harus bagaimana aku ini ?

"Selamat pagi mas ? Oh ya, nanti sore datang ya ke rumahku. Ada yang hendak aku sampaikan kepada mas. Datang ya !"

Aku hanya tersenyum. Belum sempat aku menjawab pertanyaanmu, engkau sudah hilang tertelan pagi. Ah, mengesankan.

"Assalaamu 'alaikum.... "

"Wa'alaikumussalaam warahmatullah....  Selamat datang mas. Silakan duduk !"

Untuk sejenak engkau pergi dari ruang tamu. Entah apa yang kau kerjakan di dalam. Sementara mataku mulai memandangi setiap sudut ruang tamu di rumahmu yang mungil itu. Ada goresan pena pada dinding yang bercat pink itu. Umi, I love you....  Hmm, sungguh indah tulisan itu. Ada juga kaligrafi berlafadz basmallah. Jika dipandang dari beberapa meter, maka kaligrafi itu menyerupai gambar seekor burung dengan ekor panjang yang aduhai cantiknya.

Belum selesai aku memandang sudut-sudut ruang tamu itu, tiba-tiba engkau sudah datang membawakanku segelas air putih.

"Maaf mas, hanya air putih. Kebetulan kita sekeluarga hanya mengkonsumsi air putih sebagai minuman. Maaf kalau mas kurang berkenan."

"Tidak apa-apa de. Mas juga mengkonsumsi air putih kok untuk minuman keseharian mas. Kok bisa sama ya ?" Aku mulai membuka percakapan di sore yang menurutku indah. Menurutku tentu saja.

"Bisa jadi mas. Mungkin banyak kesamaan diantara kita. Oleh karena itulah aku menyanggupi permintaan mas. Aku bersedia menjadi isteri mas Hafiz."

Deg. Jantungku seakan berhenti berdenyut. Perempuan yang selama ini aku cintai, ternyata bersedia menjadi isteriku. Aku benar-benar tak menyangkanya. Perempuan yang selama ini seolah-oleh tak memperhatikanku. Ternyata ia mencintaiku. Benarkah ?

" Mas ! Kok diam ? Jujur saja mas, aku mencintai mas Hafiz semenjak pertama kali melihat mas di ujung perumahan itu. Hanya saja aku takut untuk menjawab pertanyaan cinta mas Hafiz. Aku takut mas ! Aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Itu alasan pertamaku. Alasan selanjutnya adalah, apakah mas benar-benar mencintaiku ? Aku lebih tua dari mas Hafiz. Disamping itu, aku adalah janda beranak dua. Aku benar-benar tak berani menjawab pertanyaan mas Hafiz perihal kesediaanku sebagai isteri mas. Oleh karena itulah aku senantiasa berusaha untuk menjauhi mas Hafiz. Tapi mas.... Semakin aku berusaha menjauhi mas Hafiz, semakin kuat pula perasaan cinta ini sama mas. Maafkan aku mas. Maafkan aku... Karena baru kali ini aku menyetujui permintaan mas Hafiz. Bagaimana mas ? Apakah mas masih mencintaiku ?"

Oh my God, tentu saja aku masih mencintaimu. Aku hanya bingung. Ya bingung. Setelah engkau bersedia menerimaku sebagai suamimu, apakah isteriku akan bersedia menerimamu sebagai isteri keduaku ?



image by : imanbendjedidi.blogspot.com

Tuesday, December 9, 2014

MAU NULIS APA YA ?

Selamat siang sobat semua :)

Selamat berjumpa kembali dalam acara live ini :)

Disiarkan langsung melalui sotodio-sotodio enternasional. Hikz.....

nulis

Mau nulis apa ya ? Sengaja postingan kali ini aku beri judul seperti itu. Jujur saja, terkadang ketika ada hasrat untuk menulis, eh salah..... memencet tuts-tuts keyboard maksudku :) terkadang bingung mau nulis apa. Hasrat ada tapi kadang ide tidak muncul begitu saja. Dan kadang kebalikannya. Ide ada, tapi ketika mau nulis, ya ampyun..... malasnya luar binasa :P  Seperti mau mendaki gunung Slamet.  Slamet Rahardjo mbok !  :P

Yupz, hasrat dan ide, apakah hanya sebatas itu ? ternyata tidak ! Pernah mau nulis, eh ternyata ide yang bermunculan membludak..... Akhirnya tambah bingung mau nulis yang mana dulu. Kadung udah semangat, ealah.... malah bingung mau nulis yang mana dulu. Ternyata, otak inipun harus memiliki keputusan yang cepat dalam mengamputasi keputusan.  Ngeri-ngeri mual mendengar kata amputasi ini. Ha ha ha haaa..................

Aku tidak tahu apakah hal-hal seperti ini pernah sobat rasakan atau tidak. Yang jelas, bagiku, yang konon katanya suka menulis :) hal-hal seperti itu sering aku alami. Butuh refreshing kali ya ? *halah alesan !

Merujuk pada salah satu kultwitnya Oom Prie GS, bahwasanya Beliau menulis sesuai dengan intuisi. Tak peduli tulisannya akan laku atau tidak. Menulis dengan intuisi, menurut Beliau, adalah hasil dari sebuah tirakat. Luar biasa !

Apa yang dikatakan Beliau menurutku cucok sekali dengan apa yang aku alami. Walaupun ide membludak, tapi pada akhirnya, keputusanku adalah menulis sesuai dengan keinginanku. Dan keinginan yang aku tulis tersebut, ternyata bukan dari salah satu ide yang lahir membludak tersebut. Tapi bukankah itu termasuk ide juga ? Mungkin juga. Yang jelas, tulisan ini pun hadir karena intuisi kebingunganku. Apalagi sebentar lagi mau mati lampu. Mau nulis apa ya ?  :)



Ilustrated by : ibosocial.com

Saturday, December 6, 2014

CATATAN CINTA

Setelah kepulanganku ini, mungkin aku tidak lagi dapat melihatmu. Entah besok atau lusa ketika aku singgah disini, ya disini, mungkin aku bisa menikmati lagi segelas teh manis buatanmu. Atau sekedar melepaskan pandanganku ke arah wajahmu yang ayu itu. Sungguh aku merindukan semua itu.

Aku tak dapat lagi berkata-kata. Hanya catatan kecil ini yang bisa kutinggalkan untukmu. Catatan kecil yang entah akan kau baca atau tidak. Sungguh, aku tidak bisa meninggalkan apa-apa kecuali catatan ini.

Cinta memang sulit diterka. Seperti anak panah yang lepas tertiup angin nan kejam. Ia bisa menembus siapa saja, tak terkecuali aku dan .... kamu.

Aku tidak tahu, bagaimana bisa keacuhanku menjadi cinta di jiwaku. Aku hanyalah lelaki kecil yang tak beralas kaki, dan kaupun tahu itu. Kenapa dan untuk apa aku mencintaimu ? Akupun tak tahu. Yang aku tahu, bahwa cinta tak pernah salah. Itu saja !

Adakah pertanyaan seperti itu dalam hatimu ?

Saat ini aku harus pergi. Sudah lama aku tak melakukan perjalanan seindah ini. Walau hati terluka.... menganga, tapi aku harus tetap melakukan perjalanan suci ini.

Harapanku, aku bisa singgah kembali di rumahmu. Jika tidak, maka kutunggu engkau di istana kecilku. Bukankah engkau juga mengaharapkan itu ?


Ah sudahlah.....

Aku selalu mencintaimu, dan kuharap engkaupun seperti itu. Selamat tinggal sayang............

Friday, December 5, 2014

PERIHAL HUJAN DAN JIWAKU

Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi di blog tercinta ini. Bagaimana kabar agan-agan/wati hari ini ? Semoga dalam keadaan sehat, sukses, dan dilimpahi rezeki yang banyak. Amiin. Bagi yang sedang sakit, rasain lu ! hahahaha.....   *pisssss



Musim hujan terkadang membuat kita sedikit malas untuk beraktivitas. Bayangkan saja, mau berangkat kuliah, hujan. Mau berangkat sekolah, hujan. Mau berangkat bekerja, hujan. Mau ke kamar pengantin, hujan. *eh !

Namun bagi orang-orang yang berkualitas seperti kamu, iyaaa kamu, aku yakin hujan tidak menjadi penghalang yang begitu berarti. Dan ngomong-ngomong soal hujan, coba jawab tebakanku : "Hujan, hujan apa yang sering dinanti para jombloers ? " Kirim jawaban kamu via SMS. SMS ke siapa saja, boleh sahabat, pacar, suami, isteri ataupun selingkuhan.  #halah

Mari kita lanjutkan perihal hujan. Pernah aku ditanya oleh temanku. Begini pertanyaannya :

" Bro, gemana sih caranya bisa punya anak ? gue dah nunggu lama. Udah berusaha bikin tiap ada kesempatan, eh belum punya juga. Ada saran atau kiat-kiat tersendiri dari lu gak bro ?"

"Hujan-hujanan !" Jawabku singkat.

"Hadeuh. Gue bertanya serius. Lu malah jawabnya sambil cengengesan kayak gitu. sambil ngusap-ngusap upil pula. Asal-asalan juga jawabmu. Perdonseh !Ha ha ha !"

Akhirnya aku perjelas jawabanku. Dan akhirnya ia pun mulai mengerti. Dan sepertinya ia akan mempraktekkannya (hujan-hujanan). Ha ha ha.

Apa sih hubungan antara hujan dan anak ? Baiklah, marilah kita belajar bersama. Jika aku salah, mohon diberi hadiah. Ha ha ha.

Kami dikaruniai anak setelah kurang kebih empat tahun menikah. Penantian yang cukup lama memang. Berbagai usaha kami lakukan untuk mendapatkan buah hati. Mulai dari ke dokter, dukun bayi, kyai, pijat tradisional, herbal, ziarah ke makam beberapa wali di Banyumas dan tentunya mohon doa restu orang tua kami. Hal itu kami lakukan beberapa kali. Dan suatu pagi, di salah satu stasiun televisi nasional, Ustadz Yusuf Mansur bertausiah perihal waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Beliau bukan hanya bercerita, namun beberapa orang pernah mempraktekan apa yang Beliau sampaikan, bahwa ketika hujan, berdoalah.Niscaya doamu dikabulkan. Karena salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah ketika hujan.

Seingatku, setiap aku berangkat kerja atau pulang kerja, justru ketika hujan aku sangat bersemangat untuk melakukan perjalanan. Karena apa ? Karena saat-saat itulah yang aku tunggu. Berdoa ditengah hujan lebat ketika dalam perjalanan. Dengan harapan agar doaku terkabul.

Alhamdulillah beberapa saat setelah itu kami dikaruniai seorang anak. Laki-laki. Lalu kami beri nama MUHAMMAD AL KINDI.

Bagiku, Allah SWT lah yang memberi karunia tersebut. Sedangkan doa-doaku ketika hujan, doa-doaku sehabis shalat, doa-doa orang tua kami,doa-doa sahabat-sahabat kami, doa-doa keluarga kami dan semua yang kami lakukan untuk mendapatkan keturunan hanyalah ikhtiar semata.

Bukankah salah satu kewajiban manusia adalah berikhtiar ?

Salam sukses !





Monday, November 24, 2014

CERITA TENTANG KATAK YANG TULI

Seperti biasa, sehabis pengajian rutin pekanan, aku bersama beberapa temanku ngobrol santai di dalam musholla. Obrolan yang menarik. Malam itu yang diobrolkan adalah hal-hal yang berhubungan dengan motivasi.

Upz, dari salah satu laptop temanku, kulihat ada file yang menurutku menarik. File dalam bentuk power point itu akhirnya aku copy. Wuih, benar juga. Ternyata isinya roti, eh bukan ! File tersebut berisi cerita tentang perlombaan bagi kaum katak (he he he). Gambar-gambar katak dan berbagai ilustrasi yang menyertainya cukup membuatku mengernyitkan dahi :)

Tanpa berpanjang tangan dan berpanjang lebar, akan aku ceritakan perihal perlombaan bagi kaum katak tersebut (tanpa mengubah maksud dan tujuan cerita, ada beberapa yang aku edit biar tambah seru :)  ).

Begini ceritanya..................

Syahdan disuatu negeri antah barantah diadakanlah perlombaan memanjat tiang pemancar  yang tingginya 50 meter bagi kaum katak. Banyak diantara para katak yang tak peduli dengan lomba tersebut walau hadiahnya besar. Ketinggian tiang menjadi salah satu sebab mereka banyak yang tidak ikut. 50 meter bro !

Namun tidak bagi beberapa katak yang bermental baja. Tanpa rasa takut, mereka mengikuti perlombaan tersebut.

Dan perlombaanpun dimulai. Satu persatu para katak mulai menaiki tiang pemancar tersebut. Ada yang jatuh. Ada yang masih berjuang keras, namun akhirnya jatuh juga. Ha ha ha ha. Dari sekian katak, ada salah satu katak muda yang terus berusaha untuk naik. Para penonton, dari kaum katak sampai kaum monyet meneriaki katak muda tersebut. Banyak diantara mereka, termasuk katak yang sudah jatuh ketika menaiki tiang pemancar berteriak keras, "Sudahlah, turun saja wahai katak muda. Semakin engkau jatuh dari tempat yang lebih tinggi, maka engkau akan semakin sakit pula menanggung rasa jatuhmu itu ! ha ha ha."

Kaum monyet tak kalah lincahnya dalam meneriakkan yel-yel "penghinaan". He he he.

"Loncat terus ! Loncat terus ! Nanti lu juga akan jatuh. Dan sakitnya tuh disini !" #nunjuk pantat  :P

Yel-yel dan teriakan-teriakan semakin menjadi jadi.

Kembali ke arena perlombaan. Satu persatu peserta lomba kembali berjatuhan. Kini, tinggal katak muda seorang diri. Teriakan demi teriakan kembali terdengar.

"Turun mas ! Ntar jatuh lho. Kasihan pacarmu. Ntar jadi jodi. Ha ha ha !"

Namun sang katak muda masih meloncat.... meloncat.... dan terus meloncat.... Hingga akhirnya, tinggal ia sendirian yang masih menaiki tiang pemancar tersebut.

Dan sang katak muda itupun menjadi juaranya.

Dengan secepat kilat, beberapa wartawan dari media cetak maupun media ball point memburu sang katak muda untuk melakukan interview. Berbagai pertanyaan dilontarkan kepada sang juara itu. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara ? Sang katak muda hanya tersenyum. Hmmm.... Usul punya usul, ternyata sang katak muda tidak bisa mendengar alias tuli. He he he he.

Kesimpulan :  ternyata salah satu jurus jitu untuk meraih kemenangan atau kesuksesan adalah dengan "TULI !"

Salam sukses !


Wednesday, November 19, 2014

SAKITNYA TUH DISINI ====> DOMPET


Seperti yang sudah-sudah, jika BBM naik, maka menjadi bahan pembicaraan yang ramai bahkan kelewat ramai menurut saya. Ha ha ha. Ya maklumlah, dengan kenaikan BBM ini, harga-harga kebutuhan pokokpun akan ikut naik. Bagi sebagian orang yang kantongnya tebal, mungkin tidak begitu masalah. Tapi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, tentu saja harus bersiap-siap untuk lebih mengencangkan ikat pinggang. Bagi yang ikatannya sudah kuat, bersiap-siaplah untuk menguatkannya lagi. Jika sudah sangat kuat, maka bersiap-siaplah untuk mendendangkan lagu ini , "SAKITNYA TUH DISINI..... DIDALAM DOMPETKU !"We he he he he.

Berhubung sudah banyak yang beropini dan menulis perihal kenaikan BBM ini, maka saya tidak akan  bertele-tele untuk menulis kembali berbagai alasan dan berbagai akibat dari kenaikan harga ini. Cukup satu kalimat, "Let's move on !" 

Bukan berarti saya menyetujui kenaikan harga BBM ini. Sebagai warga negara, kita juga mempunyai hak politik untuk beropini perihal berbagai macam kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dan jika kita sudah beropini ataupun berjuang memperjuangkan opini kita tersebut, baik setuju maupun tidak, maka tugas kita selanjutnya adalah berkarya, berkarya dan berkarya !

Jangan sampai dengan "cobaan" kenaikan BBM ini justru melemahkan kita. Ingat, tahun depan pasar bebas Asia tenggara sudah menanti. Kita akan dihadapkan pada berbagai persaingan yang lebih sengit lagi. Persiapkan diri sebaik mungkin. Berkarya sebaik mungkin. Jangan sampai kesuksesan yang merupakan hak kita justru hilang begitu saja hanya karena memikirkan kenaikan BBM yang memang cukup menyesakkan dada ini. Bagaimana tidak menyesakkan, lah wong kebutuhan pokok semakin meninggi harganya ?

Semoga pemerintah semakin jeli dan semakin peduli dengan kondisi rakyatnya. Bukan hanya memikirkan kekuasaan dan kepentingan dirinya saja. Dan semoga juga pemerintah semakin cerdas dalam mengembil berbagai kebijaksanaan, bukan sekedar kebijak-sini-an.

Selamat berjuang saudara-saudara semua !

Friday, November 14, 2014

REVIEW NOVEL CINTA NAIK TANGGA


Indra Defandra, mungkin masih cukup asing ditelinga para penggila novel di negeri ini. Namun, novelis yang juga musisi ini sudah berhasil membuat satu karya novel yang menurut saya bagus. CINTA NAIK TANGGA, begitu judul novel perdananya yang bergenre komedi ini. Dari Judulnya bisa ditebak, kalau novel ini berisi tentang lika-liku percintaan manusia.

Novel yang terdiri dari Prolog, bagian satu sampai dua puluh empat, epilog, epilog 2, penuh dengan kisah-kisah seru dan romantis. Dan tentu saja, karena novel ini bergenre komedi, maka bersiap-siaplah untuk tertawa, minimal tersenyum-senyum sendiri sambil memukul-mukulkan tangan Anda ke ke kepala, eh kaki. He he he.

Cerita ini diawali dari sepasang suami isteri yang mendapati sesuatu tergeletak di depan rumah mereka. Sesuatu yang ternyata adalah anak manusia berumur sekitar sebelas atau dua belas tahun dalam keadaan lupa ingatan. Akhirnya, anak tersebut diasuh sebagaimana anak mereka sendiri dan diberi nama Wasis Bagus Rupawan. Nama yang mengandung do'a, tentu saja do'a yang baik. Wasis berarti Pintar. Bagus Rupawan bermakna seorang lelaki yang tampan wajahnya.

Tapi apa yang terjadi ? Ternyata kenyataan berbalik ratusan derajat dengan nama yang di sandang si anak. Wasis Bagus Rupawan ternyata tidak menjadi anak yang cerdas dan rupawan. Tapi sebaliknya, bodoh, bahkan teramat bodoh. Untuk ukuran ketampanan, wah jauh panggang dari air, eh api. Pada bagian awal novel ini, kalian akan mendapati bagaimana wujud dan keadaan Si Wasis Bagus Rupawan ini. Mengenaskan ! Mungkin itu kalimat yang tepat.

Sebagai lelaki normal, si Wasis Bagus Rupawan ini menaruh hati pada wanita yang konon paling cantik, pintar, dan supel di SMA nya. Gita nama gadis itu. Berbagai cara ia lakukan. Mulai dari yang normal-normal, sampai yang konyol-konyol. Hadeuh.

Bukan tanpa tantangan, gara-gara mendekati Gita, si Bagus ini pernah dihajar habis-habisan oleh cowok yang juga mencintai cewek dambaannya. Namun, bukanlah bernama Wasis Bagus Rupawan kalau ia hanya pasrah untuk mendapatkan pujaannya. Ia senantiasa bangkit, walau berbagai halangan, cemoohan, dan hinaan menerpa perjalanan cinta dan hidupnya.

Kisah-kisah semasa SMA yang penuh dengan romantika, kisah-kisah lucu, organisasi, musik, dan berbagai gita cinta semasa SMA tersaji dalam novel cinta ini. Saya jadi ingat ketika dulu saya membaca salah satu karya Hilman, Lupus. Lucu, konyol, dan penuh cerita cinta.

Ada yang menarik pada bagian ke sembilan novel ini. Pada bagian ini, dikisahkan berbagai cerita cinta si Wasis Bagus Rupawan. Tentu saja, cerita kegagalan cinta si Bagus. Mulai dari nembak anaknya juragan angkot, sampai nembak nenek-nenek kempong peot. Semua cerita tersebut tersaji dengan kocaknya. Wah, sungguh konyol. Namun ada pesan di dalam bagian ini. Pantang menyerah mas bro ! He he he.

Dalam novel ini, sebagaimana saya tulis pada bagian awal review ini, bahwa selain sebagai novelis, Indra Defandra adalah juga seorang musisi. Dan dalam novel ini pun, terdapat beberapa lirik lagu yang sangat rumantis. Lirik-lirik romantis ini semakin menambah hidup suasana kisah percintaan di dalamnya. Tersirat dari covernya lho.

Sungguh cerita dalam novel ini penuh dengan kejutan-kejutan yang mungkin tidak kita sangka-sangka. Pun demikian dengan jalan hidup si Bagus. Berbagai kejadian yang tidak disangka-sangkapun mampir dalam kisah hidupnya.

Kejadian-kejadian yang mengejutkan dan luar biasa itulah yang akhirnya menghantarkan ia bisa bersanding dengan gadis pujaannya, Gita. Wasis Bagus Rupawan ternyata adalah seorang agen rahasia yang cerdas dan tampan, namun sedikit sombong. Bagaimana bisa terjadi ? Mengejutkan bukan ?

Novel yang diterbitkan oleh Tebe Agisna Mandiri, dengan halaman setebal 349 halaman ini menurut saya bisa masuk dalam agenda bacaan kalian selanjutnya. Selain bisa mengocok perut dan sedikit melupakan masalah yang menghimpit kalian, novel ini juga sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Alur ceritanya yang terkadang sulit ditebak juga menjadi sensasi tersendiri bagi yang membacanya.

Bagaimana untuk harga ? Saya pikir harga yang dibanderol sesuai dengan isi cerita dan tentu saja ketebalan halamannya. Catat juga nih, harga sesuai dengan kondisi anak kost. He he he.

Bagi yang berminat memiliki novelnya, atau sekadar ingin berkenalan dengan penulisnya, silahkan add account fesbuknya, Indra Defandra.

Semoga bermanfaat.

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...