Tuesday, August 4, 2015

PENGUNGSI (BANJIR DARAH DI KAMPUNG JATI)

Malam benar-benar mencekam di kampung Glagah. Penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan Belanda dan antek-antek mereka pada malam sebelumnya benar-benar membuat warga kampung trauma. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah mulai mengungsi semenjak pagi tadi. Dengan dikawal beberapa pemuda kampung yang masih hidup, sebagian warga kampung Glagah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Kampung Jati tujuan mereka.

Selama ini kampung Jati adalah kampung yang dianggap paling aman. Entah kekuatan apa yang melindungi kampung itu. Yang jelas, setiap laskar pejuang yang masuk ke kampung itu, dapat dipastikan aman dari tentara-tentara Belanda dan antek-anteknya yang memuakkan itu.

"Kang, sebentar lagi tugas kita selesai. Lihatlah bukit itu! Dibalik bukit itulah tujuan perjalanan kita. Kampung penyelamat, kampung Jati."

Suara pemuda yang berparas tampan dengan kumis tipis yang membentang lebar itu sedikit memecahkan suasana. Sementara yang diajak berbicara hanya mengangguk saja. Maklumlah, dia adalah lelaki bisu. Lelaki yang tidak bisa berkata-kata lagi. Lelaki dimana setahun yang lalu ditangkap oleh antek-antek Belanda.

Bengis! Begitu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi lelaki itu ketika tertangkap setahun yang lalu. Yang menyedihkan, orang-orang yang menangkapnya adalah kaum pribumi. Kaum yang seharusnya bersama-sama melawan Belanda, bangsa kejam yang tak berperikemanusiaan. Namun anehnya, justru mereka menjadi anjing-anjing Belanda. Bajingan!

Semenjak penangkapan itu, lelaki paruh baya yang bernama Karsa itu tidak lagi bisa berkata-kata. Lidahnya dikuliti oleh anjing-anjing Belanda yang menangkapnya. Sementara matanya yang satu, dicukil oleh salah satu perwira Belanda yang menginterogasinya. Untunglah, ia bisa melarikan diri. Salah satu pejuang yang dipenjara bersamanya mendadak syahid di tengah malam. Sebelum pejuang itu menemui kesyahidannya, ia memberikan hadiah kepada Karsa berupa jimat. Kantong Macan namanya. Dengan jimat itulah, Karsa berhasil melarikan diri dari bajingan-bajingan itu.

Syahdan, sampailah mereka di kampung Jati. Mendadak, hidung para pemuda dan pengungsi dari kampung Glagah mencium bau aneh. Bau yang sudah tak asing lagi bagi mereka. Bau yang pernah ada di kampung mereka malam tadi. Darah!


Mayat-mayat bergelimpangan disana sini. Tak ada kobaran api ataupun bekas pertempuran di kampung Jati. Namun penghuninya, ah bagaimana dengan penghuninya? Tak satupun dari mereka yang hidup. Semua mati mengenaskan. Usus-usus mereka keluar. Kepala mereka hancur. Semua mayat sama. Sama seperti itu. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Kang. Apa yang akan kita lakukan disini?"

Mata para pengungsi itu saling bertabrakan. Tak ada isak, tak ada tangis. Hanya sapuan angin yang menghempas hati mereka yang mulai rapuh. Perlahan... tapi pasti. Dan tiba-tiba, suara gagak terdengar dari langit yang mulai menghitam. Kelam.......

KASIH TAK SAMPAI

Masih menatap sedikit guratan awan di langit sana
Sekilas, tampak membentuk seperti gambar wajahmu

ah kamu......
sudah berapa lama singgah di beranda hatiku?

Saturday, August 1, 2015

HARAP DISENTOR!

Entah sudah yang keberapa kalinya ketika aku masuk ke WC itu ada saja kotoran yang belum disentor alias disiram. Perasaan, itu bukanlah WC umum, melainkan WC yang dikhususkan untuk manusia-manusia dengan tingkat pendidikan yang terbilang tinggi di negeri ini. Hihihiy....

Habis pakai disentor yah!

Bukannya lagi ngumpat-ngumpat nih, cuman heran saja. Apa sih susahnya nyentor kotoran sendiri? Apalagi airnya melimpah. Dan gayungnya juga belum lenyap kok :) Serius! Gayungnya masih ada. Ada gambar kartun yang lucu-lucu pula. Pokoknya manis dech gayungnya ;)

Sekali lagi, entah yang keberapa kalinya aku menyentor kotoran orang lain. Ndak apa-apa kok. Sungguh! Apalagi sakit hati.... Gak sama sekali. #koprol sambil minum kopi

Jujur saja, saya itu orang yang sangat risih ketika ada kotoran yang belum disentor di WC. Ada memang beberapa temanku yang ndak jadi masuk gara-gara masih ada kotoran yang tersisa. Jangan ditanya bau apa tidak. Apalagi pertanyaannya multiple choice. Please dech jangan....... Jawabannya cuman satu kok. WANGI! Mbuehehehe.....

Oh ya, ngomong-ngomong kalau kalian habis buang hajat, disentor yah! Kasihan pak penghulu.  #Jaka Sembung naik bebek... Gak nyambung Jek!

Nah, bagi kamu yang sering nemuin WC atau toilet yang seperti itu, berikut tips atau cara yang musti kamu lakukan dalam rangka menjaga kebersihan WC.

1. Sentor dengan segera. Ingat, jangan disentor pakai air liur kamu :P

2. Hubungi petugas yang bertanggung jawab dengan kebersihan WC itu. Ingat, petugasnya! Jangan kamu hubungi mantan kamu. Apalagi gebetan kamu. Ntar kamu dikira penjaga WC. #Jlebz jlebz jlebz

Minta tolong kepada petugas yang bertanggung jawab itu untuk membersihkan dengan segera. Setelah selesai, kasih tip pada petugas tersebut berupa nyanyian-nyanyian anak-anak.

3. Photo WC tersebut. Masukkan via medsos. Angkat dan viralkan masalah tersebut di medsos biar ramai. #lebay lebay lebayyyyy

Intinya, jika kamu nemuin WC kotor seperti itu, JANGAN DIHINDARI. Hadapi dengan gentleman/gentlegirl. Kenapa? Ya itung-itung untuk melatih jiwa kita dalam menghadapi kenyataan hidup. Kelihatannya mungkin sepele, tapi percayalah, tak ada hal yang sepele di dunia ini. Emangnya Tuhan menciptakan segala kondisi di dunia ini dengan main-main? Nggak bingit lah yaw! Hehehe.

Nb.

KEBERSIHAN PANGKAL KESEHATAN

KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

Tuesday, July 28, 2015

Sedikit Bertanya

Sedikit bertanya padamu,
"Adakah semerbak cinta menghantuimu?"

Sedikit bertanya padamu,
"Apakah semerbak cintaku memabukkanmu?"

Sedikit bertanya padamu,
"Apakah segumpal rindu masih menganga dalam hatimu?"

Sedikit bertanya padamu,
"Apakah kebencianmu masih bersemayam dalam sukmamu?"

Sedikit bertanya padamu.........

Ah, maafkan aku

sedikit-sedikit bertanya padamu

karena cintaku,

memang sedikit untukmu

Saturday, July 25, 2015

Adakah Sisa THR di hatimu? eh, kantongmu?

Akhirnya bisa nongol lagi disini... Maklum, sepersekian detik saya menghilang dari jagat persilatan dunianya si maya karena saking sibuknya saya di dunianya si nyata ;)

Oh ya, ngomong-ngomong walaupun sangat telat, saya beserta keluarga kecil saya mengucapkan happy idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. Dimaapin ya?  ;)

Bicara soal lebaran alias idul fitri, maka pembicaraan kita kali ini juga tidak akan lepas dengan yang namanya baju baru, sepatu baru, celana baru, sendal baru, isteri baru..#eh!

Disamping itu, ada juga yang namanya ketupat lebaran, opor, soto, roti, dan sirup. Apa lagi coba? Mbuehehe.

Entah siapa yang mengajari hal-hal tersebut di atas. Perasaan guru-guru saya waktu sekolah, dan dosen-dosen saya juga tidak mengajari harus beli sesuatu yang serba baru di hari raya idul fitri.

Tapi ternyata, ketika saya masih kecil dan imut (sekarang juga sama, cuman tambah ganteng) orang tua saya senantiasa membelikan baju baru untuk menyambut hari raya :)

Jadi orang tua dong yang ngajarin? Entahlah.... Nyatanya, walaupun saya dibelikan baju baru, ternyata kedua orang tua saya tidak selalu memakai baju baru di hari raya. Bukannya sombong nih, bukan berarti ayah saya tidak mampu untuk membeli baju baru, membeli sepeda motor saja yang waktu itu jarang yang punya, eh ternyata ayahku mampu beli lho. Namun, karena Beliau enggan belajar naik sepeda motor, akhirnya sepeda motor itu menjadi cerita yang lumayan pahit. Motornya dijual oleh......... ah, ndak boleh buka-buka rahasia ;)

Yupz, pakaian baru, makanan nikmat, dan angpao adalah hal-hal yang sulit dihindarkan di hari raya ini. Sudah menjadi tradisi. Sekali lagi, entah siapa yang mengajari. Jangan-jangan kamu! HAYOO NGAKU! hehehe...

Bukannya saya menolak atau tidak menyetujui hal-hal seperti disebutkan di atas, justru sebagai muslim saya bangga. Kenapa? Saya pikir tidak ada salahnya kita membeli pakaian baru, asesoris baru, membeli roti dan beberapa makanan dan minuman lezat. Ada hikmah di dalamnya. Ya hikmah.

Dengan pakaian baru, maka diharapkan semangat kita terutama iman kita terbarukan. Bukankah kita sudah melatih diri kita untuk menjadi manusia bertakwa selama Ramadhan?

Dengan makanan dan minuman yang belum tentu setiap hari kita maupun tetangga kita menikmatinya, maka dengan menyediakan makanan dan minuman tersebut, secara otomatis kita telah memberikan kebahagiaan dan kehormatan pada keluarga dan tamu-tamu yang datang ke rumah kita. Iya nggak sih? Iya in aja dech...   :)

Oh ya berkaitan dengan angpao, bukankah itu juga termasuk bahagian dari sedekah? Wuihh.. top markotop dech dengan adanya Idul fitri ini.

Oh ya, ngomong-ngomong, adakah sisa THR di hatimu? eh kantongmu? Mbuehehehe....

THR

Sunday, July 12, 2015

KOMEDI PAGI

Tak seperti biasanya, jam tiga pagi kurang beberapa menit dan sepersekian detik gue harus bangun. Wah tumben pakai kata gue? Ya iyalah, ini kan musim mudik... Biasanya banyak kata gue dan elo yang tiba-tiba muncul di perkampungan "gue"  ;)
Al Kindi and me...

Lha itu, kok makai kata tak seperti biasanya, emangnya elo biasa bangun jam berapa sih kang? Hehehe... Biasanya ya jam segituan gue udah bangun. Gue makai kata tak seperti biasanya karena pagi itu gue sahurnya sendirian. Kenapa? *(sambil ter-Komar-Komar....) Karena isteri gue lagi cuti puasa, biasalah perempuan. Mbuehehe.......
Baiklah langsung ke TKP.....
Bagitu bangun langsung gue meluncur ke dapur mungil rumah kami. Langsung saja gue buka wadah nasi yang dulunya adalah kado pernikahan dari teman-teman kami :)... Dan... Alangkah terseok-seoknya hati gue. Ketika gue buka, ternyata ZOOONK! Ndak ada nasi mas bro! Walah.... Baru keingetan kalau malamnya isteri gue bilang kalau belum menanak nasi. Karena lagi agak sakit juga, akhirnya isteri gue minta tolong supaya malam itu juga gue harus menanak nasi. Wah, karena malamnya gue juga lumayan capek, maka gue putuskan untuk menanak nasi di pagi hari nanti saja menjelang sahur.
Wuihhh.... saking lelapnya kayaknya nih gue pas tidur, akhirnya gue bangun agak sedikit terlambat. Karena niatnya, gue mau menanak nasin jam dua pagi. Ah, sudah tua juga kelesss... Begitu bangun pagi, gue lupa kalau gue belum menanak nasi..... Hasilnya ya itu... ZOONK... Kagak ada nasi mas broh! Weka weka weka...............
Setelah menanak nasi di rice cooker, gue langsung menuju kamar mandi untuk berwudlu. Oh ya, di rumah mungil kami, air bersumber dari sumur bor. Karena sumur bornya lumayan dalem, kamipun menggunakan jet pam guna keperluan sehari-hari yang berhubungan dengan air. Tak terkecuali wudlu. Selesai berwudlu, ketika gue lagi di garasi rumah, tiba-tiba saja pet... MATI LAMPU.
Waduh, baru keingetan kalau daya listrik di rumah kami tidak kuat jika digunakan bersamaan untuk menanak nasi dan jetpam. Belum lemari es yang menyala 24 jam nonstop. Ditambah beberapa lampu yang senantiasa menyala di malam hari. Hadeuhhh... Sikring terputus. Pagi-pagi buta seperti ini, mana ada warung atau toko yang buka di kampung ini?
Akhirnya gue akalin tuh sikring.... Nyari-nyari kabel yang pas untuk ngegantiin serabut kabel pada sikring yang putus. Bingung yah? Gak usah bingung.... Wong gue biasa ngakalin sikring sewaktu muda dulu...  *sekarang udah tuaaaa.... hahaha...
Setelah mencari kesana kesini, akhirnya, gue nemuin kabel buat ngakalin tuh sikring. Dengan bersusah payah gue berhasil memasang salah satu serabut kabel itu pada sikring. And... saatnya beraksi...
Gue pasang tuh sikring dan ... JEGLEG........... Ternyata lampu masih mati. Gagal Bro! Hadeuuhh.........
Ya mau bagaimana lagi, akhirnya makan sahur berubah menu. Tanpa nasi! Untunglah ada bingkisan parcel lebaran dari tempat kerja gue. Nah, ada roti.... Lumayanlah untuk sahur. Roti plus teh manis :)
Untungnya lagi, gue punya lampu darurat... itu tuh, lampu yang pakai baterai. Dengan ditemani lampu itu, gue makan sahur, eh minum dan nyenack sahur... hahaha.... Kegembiraanpun bertambah manakala anak gue, Al Kindi yang baru berusia 10 bulan terbangun dan ikutan sahur..... Jadi dech dua orang ganteng rebutan roti parcel.... Maklumlah, si Al Kindi lagi seneng-senengnya sama si roti........Hahahahaaa..........
Apakah "kegembiraan" itu sudah selesai sampai disitu. Tidak saudara-saudara!
Menjelang jam enam pagi, dua keponakan kami datang ke rumah. Tanpa babibu apalagi babi babi, isteri gue langsung nyuruh kedua keponakan gue buat beli sikring. Kebetulan, ya lagi-lagi kebetulan, dua keponakan kami tadi lagi senang-senangnya naik sepeda motor. Soalnya baru beberapa minggu mereka baru bisa mengendarai sepeda motor. Jadinya ya itu... kerjaan mereka di liburan kali ini ya muter-muter kayak baling-baling bambunya si Doraemon :P
Setelah mereka membeli sikring, langsung saja gue tancepin tuh sikring. Dan.... lagi-lagi listrik masih mati. Ugh, listrik pulsa lagi... Mbingungin juga nich. Akhirnya gue minta tolong ke tetangga gue yang sedikit paham tentang instalasi listrik.
Dengan membawa peralatan tempur seadanya :)  tetangga gue tersebut langsung utak dan atik. Oper sini oper sana...  *sepakbola mbok :P
Hasilnya sama... Listrik masih modiar... alias mati binti MEDODONG!
Dia nyaranin agar gue menghubungi PLN. Langsung gue berniat menelpon pak PLN... Eh, baru inget kalau hape gue mati sedari semalam dan belum di charge......... hadeuh....
Tanpa banyak pertimbangan, apalagi pagi itu gue harus berangkat kerja, akhirnya gue langsung ke kantor PLN yang jaraknya lumayan dekat :) Kurang lebih 7 menitan akhirnya sampai juga gue ke kantor PLN.
Setelah menceritakan permasalahan listrik kepada petugas jaga, akhirnya gue pulang ke rumah. Kata si petugas sih sekitar jam setengah delapanan atau jam delapanan petugas akan datang ke rumah gue... Gue tunggu sampai jam tengah delapan, masih belum juga nongol tuh petugas. Akhirnya gue dan isteri gue berangkat kerja sembari menitipkan informasi pada tantenya isteriku yang biasa ngejagain si Al Kindi kalau pagi ini petugas dari PLN mau datang ke rumah untuk mengecek listrik yang padam sedari pagi.
Hmmmm..... Pagi itu gue terlambat di tempat kerja gue. Padahal hari itu gue ada jadwal sebagai pemateri pesantren kilat di tempat kerja. Teknik Dakwah, begitu gue baca materi jadwal yang ada di meja gue yang harus gue isi.......
Benar-benar komedi pagi :)

Monday, June 29, 2015

PERCAYALAH, TUHAN ITU TIDAK ADA


Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan wajah itu. Wajah yang selama ini tertutupi hanya dengan sebuah nama. Manusia Biasa. Begitu nama akun blog miliknya yang dengan setia hampir setiap postingannya aku baca.

Sungguh tak ada sesuatu yang istimewa yang muncul dari dirinya. Begitu kesan pertama kali ketika aku bertatap muka dengannya. Hanya satu ciri yang menonjol, badannya besar. Ah, untuk ukuran orang asia, dia terlalu besar. Rambutnya yang gondrong dan mulai terlihat memutih semakin menambah kekhasan dirinya.

"Bagaimana anak muda, apakah engkau masih percaya dengan adanya Tuhan?"

Suaranya menggelegar. Mungkin dari sudut gedung ini yang letaknya sekitar dua puluh meteran dari keberadaan kami, suara itu masih bisa terdengar dengan jelas.

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Lantas ia pun kembali berbicara dengan kata-kata yang sudah sangat familiar di mataku. Ya, dimataku. Karena kata-kata yang ia ucapkan itu senantiasa muncul di home blog miliknya. Ha ha ha.

"Percayalah, Tuhan itu tidak ada."

Kemudian ia melanjutkan kembali kata-katanya. "Ia hanyalah ilusi yang hadir pada otak dan perasaanmu saja. Percayalah!"

Sebatang rokok mild ini belum habis ketika ia pergi begitu saja. Tanpa kata-kata selanjutnya, tanpa basa basi berikutnya.

Ah, mungkin Tuhan memang tak ada. Atau..... jika ada yang menganggap-Nya ada, mungkin ia hanya sedang bergurau saja. Bukankah masih banyak kezaliman yang dikerjakan oleh manusia-manusia yang konon beragama?

Ahai tiba-tiba hape ku bergetar Ada SMS rupa-rupanya. JIKA TUHAN ITU ADA, MAKA AKUPUN PERCAYA KALAU SETAN JUGA ADA.

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...