Tuesday, February 19, 2013

TESTIMONI PAGI

Pagi melepuh ...
membunuh sisa - sisa malam yang masih bergantung pada dahan rembulan kusam...
Kicau burung tak terdengar merdu.... Hening....
Sementara awan masih meronta dijejali cerita - cerita perawan yang diculik ganasnya menjangan...

 Ugh, secangkir harap kuhirup erat membujur pekat.... Siapa tahu pagi ini aku berjumpa dengan sederetan malaikat yang memberi salam hangat pada jiwaku yang pekat.....
Eitt.... Seraut wajah menyunggingkan senyum diatas lamunanku yang kaku.... Aku tidak tahu, mengapa ia selalu memburu setiap helaan nafasku....
Takdir, ya takdir menjadikanku bertemu dengannya... Dan takdir pula yang menjatuhkanku pada setiap kisah - kisahnya yang syahdu....
Kali ini ia bercerita tentang kekokohan karang.....
bla....bla......bla......bla..... bla......

 Aku tidak tahu apakah aku sedang mendengarkannya, menyimaknya, atau bahkan tak memperdulikaannya....
Karena sedari tadi aku sedang memandangi foto diri yang kian lama tercuri...


Ahhh... sudahlah.....
Karena cinta ini bukan milik siapa....
Dan kaupun tahu apa jawabannya....



Jatilawang, 07 November 2011.

TAMU SPESIAL

Kedatangan seorang tamu spesial....

Ia masih punya satu garis keturunan denganku.... Usianya 30-an,mendekati 40, kisaran 6 atau 7 an lebih tua di atasku. Sekilas, tak ada yang terlihat "istimewa", bahkan sangat biasa....
Ia punya seorang isteri dan 3 orang anak. Setiap pagi ia bangun sebelum kumandang adzan shubuh menggema di pelosok kampungnya.... Sholat di rumah, lalu ia pergi ke Masjid. Terkadang ia menjadi muadzin dan imam di masjid kampungnya.... Sekembalinya dari masjid, ia membantu isterinya, mencuci peralatan masak.... Dan terkadang, disela kesibukan isterinya yang juga bekerja, tak canggung ia mencuci popok dan pakaian seisi rumah.... hihihihi....
Pagi harinya ia berangkat berangkat kerja... Sholat Dhuha, hampir menjadi menu makanannya setiap hari... Apakah di rumah, ataupun di masjid2/musholla disela perjalanannya..... Pulangnya sore, bahkan lebih sering ia pulang di malam hari....


"Wis wengi kyeh son, aku rep bali." ( Sudah malam nih son, aku mau pulang).
Katanya sewaktu ia bertamu.
"Arep turu yah mas ??? hahahhaa... apa wis detelpon bojone kon bali ???"
( Mau tidur yah mas, apa sudah ditelpon sama isteri supaya pulang ???)
sergahku....

"Arep ngaji koh." ( Mau ngaji ).

Kontan saja aku tertawa.....
Yaaa begitulah, setiap pekan ia mengikuti pengajian....

Eits, lalu bagaimana dengan keluarganya ???
Hohoho... jangan salah, pekerjaannya tidak menuntut ia untuk selalu berangkat. Apalagi sekarang, ia hanya mengecek pekerjaan teman2nya.. Yaaa bisa dibilang atasan gitu... hanya saja wilayah kerjanya sangat luas, Eks Karesidenan Banyumas, Tegal, Pemalang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo....
So, selalu ada waktu senggang buat bercengkrama dengan keluarganya....

Masing - masing orang punya cerita tersendiri tentang hidup dan kehidupannya....
Ini ceritaku tentang saudaraku, sahabatku, dan juga guru ngajiku ( Waktu Ia SMA dan kuliah, bahkan sampai sekarang menurutku).

Hmmmm.... Apa sih yg istimewa dari cerita ini ???
BUkan ceritanya sob, tapi sewaktu ia menikah ... hehehe....
Ia menikah ketika ia dlm keadaan sakit, belum punya pekerjaan, dan uang tabungannya sewaktu ia bekerja telah habis untuk membiayai pengobatan dirinya.
Dan yang lebih "tragis" adalah 3 hari sebelum puteri pertamanya lahir, ayahandanya kecelakaan dan tewas.....
Ia bangkit dari keterpurukan itu....

Bukankah Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya dengan ujian yg tidak bisa ditanggung oleh hamba-Nya ???
Dan keyakinan inilah yg berhasil membangkitkan "keterpurukannya".

Selamat pagi buat kalian semua,
Tetap semangat ....
:)

Monday, February 18, 2013

ENGGANE INYONG

Enggane inyong dadi Pak RT,

Duit kas tek bagi senajan langka jaminane

Kon ora padha ngutang maring rentenire



Enggane inyong dadi Pak Bau,

Warga-warga padha tek latih gawe tahu

Kon ora padha rubungan dopokan sing wagu-wagu



Enggane inyong dadi pak lurah,

Warga desa tek warahi nandur wit mirah

Sekang duit desa sing mambrah-mambrah

kon wargane lega ora patia gerah



Enggane inyong dadi Pak Camat,

Desa-desa rutin tek tiliki

Kon masyarakate katon padha kerumat



Enggane inyong dadi Pak Bupati,

dalan-dalan tek alusi

kon gampang deliwati



Enggane inyong dadi Pak Gubernur,

Kabeh warga tak gawe makmur jibar jibur

senajan inyong teles kejebur-jebur



Enggane inyong dadi Pak Presiden

Rakyat tek dadekna kaya raden

Ora usah maring kuburan, ora usah aweh sajen...







Dacho Darsono

Ndesa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Kab. Banyumas

thn. 2003.

( Dimuat di majalah basa banyumasan ANCAS Nomer 28///Taun3 Juli 2012 ).

Wednesday, January 9, 2013

BUDAYAWAN ATAU SENIMAN

Waahh lama sekali tidak berbagi cinta, eh berbagi pendapat di blogku ini. Lumayan ada waktu senggang buat menulis di blog ini, jadi ya .... sikat mas brooo !!! :)

Budayawan atau seniman ? hmmm... jujur tadinya bingung mau nulis apa, tiba-tiba teringat pada kicauannya mbah Djiwo (Sudjiwo tedjo ) di akun twitternya,@sudjiwotedjo. Dalam kicauannya, mbah Djiwo bilang kalau ada orang yang menstempel dirinya sebagai seniman, bukan budayawan. Akhirnya mbah Djiwo pun bilang kalau budayawan berbeda dengan seniman, tentu saja dengan gaya kicauan ber IQ nya yang lumayan bisa bikin orang bingung.... hehee.

Okelah kalo begitu, saya lanjutkan lagi tulisan saya yang tentu saja sekehendak saya sendiri. Ketika saya SD, kebetulan waktu itu saya mengikuti lomba Mata Pelajaran antar siswa di tingkat kecamatan, dalam babak 3 (tiga) besar ada pertanyaan dari juri seperti ini : " Indonesia dan Malaysia mempunya berbagai macam kerja sama. Salah satunya adalah acara Titian Muhibah yang disiarkan langsung di TVRI. Pertanyaannya, Titian Muhibah adalah kerjasama dalam bidang apa ?" Kontan saja saya langsung mengacungkan jempol, eh jari saya sambil menjawab (tentu saja seteah diizinkan juri), "KESENIAN PAK !" begitu jawabanku.

Apa yang terjadi para pemirsa ??? apakah juri langsung mengiyakan, atau langsung menolak. Jujur saja, dalam hati saya berteriak pasti benar ( soalnya hobiku waktu kecil kan nonton tivi di tetangga sebelah... maklum ga punya tivi.. hehee ). Yang terjadi malah.... JURINYA PADA BERISIK SENDIRI....  Ealaahhh...

Sayup kudengar diskusi diantara juri-juri tersebut. Ada yang bilang salah, itu bukan kesenian pak, tapi budaya... Ada yang bilang benar, benar itu bu, itu adalah kesenian. Ada yang bilang, ahhh sama saja budaya atau seni itu sama... kita benarkan saja (padahal itu adalah pertanyaan penentuan setelah 4 pertanyaan tak ada yang menjawab satupun). Alhasil, setelah kurang lebih hampir 5 menit juri "berbisik-bisik", sang juri pertamapun membenarkan... Yaa benar, itu adalah bidang kesenian atau kebudayaan... Sontan saja Guru pembimbingku yang juga wali kelasku waktu SD teriak kegirangan....  "Kamu juara !!!"....  Singkat cerita akupun juara 1 (satu) dan harus mewakili lomba mapel PMP, IPS dan PSPB di tingkat Kabupaten Banyumas... Gara-gara "Kegalauan seni atau budaya"... hihihi... Dan semenjak itu tertanam di benakku bahwa kebudayaan atau kesenian adalah sama.

Hal itu berlangsung sampai aku mendapatkan pengertian tentang seni dan budaya waktu SMP. Waktu SMP malah aku yang galau (bingung, kok beda ya waktu jaman SD tidak seperti itu). Apa gurunya yang salah ya ??? hihihihi.... Sotoy bangedh....

Terpuaskan ketika aku mendapatkan hadiah buku "Primitive Culture" karya Edward B. Taylor ( Kebetulan sedang ada diskusi budaya). Dalam bukunya tersebut, Edward memberikan pengertian tentang kebudayaan. Bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat. Naaah lo. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka jelaslah, bahwa penyandang gelar "Budayawan" bukanlah gelar sembarang gelar.

Budayawan harus paham seni, religi, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berat kan ???

Naahh ketika kita menggadang-gadang bahkan memproklamirkan diri sebagai bangsa yang berbudaya, maka sepantasnyalah kita harus berupaya untuk mendalami berbagai macam pengetahuan yang termaktub dalam pengetahuan kebudayaan menurut Edward Taylor tadi. Berarti kita harus memiliki seni, religi, hukum, adat isitidat yang jelas, serta kemampuan pengetahuan lainnya yang tentu saja hidup di masyarakat ini. Sudahkah ???

Nahh lalu apa itu seni ? dan siapa itu seniman ?

Lain kali kita bahas bersama-sama yah...  heheee....

Bagi yang mau berkomentar, silahkan, gratis dan tidak berbayar....

Semangat Indonesia !!!





Tuesday, November 29, 2011

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut....
Dengarlah sapaan hatiku....
Masuklah engkau ke tungku asmaraku....
kan kubakar engkau dengan senyum cintaku......

... ahhh.....
Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut
mengguncang rinduku....

Hoooaaammmhhh…….
Aku terbangun dari mimpiku....



Banyumas, 22 Agustus 2011

Dacho Darsono

Wednesday, August 24, 2011

Masih tentangmu

Embun pagi masih mengurai sajak malam yang bercerita tentang sebuah rindu
Sementara kabut masih menyelimuti sebagian tubuhmu yang merona...
menggigil....
tanpa dekapan rindu...
dari pemburu rindu.....

Namun......

senyum manis masih tersungging dari bibirmu yang lembut...

Dan harum tubuhmu masih mewangi..... menelusup kedalam pori - pori hati....

Duhai bidadari....
Masuklah ke perjamuan rinduku...
berkelilinglah engkau di taman cintaku....
Biar mereka tahu....
betapa anggunnya dirimu.....
betapa cantiknya senyummu....

Wajahmu

seuntai kata terungkap dari jiwa
seulas senyum memberi pesona
ku alun nada tapi tak bersuara
hanya lewat kata ku berikanmu rasa ..
ahhh jiwa...
akankah ini akan berlalu ???
sedangkan wajahmu temani sepiku....

untukmu

Angin menyepuh wajahmu yang anggun

langit memburu senyummu yang ranum

dan rembulan selimuti matamu yang syahdu

tak ada kata yg terucap

kecuali indah ada padamu

dan aku hanya bisa menatapmu

dari bayang-bayang tidurku

karena jiwaku

pergi bersama rinduku

Duhai bidadari

Maafkan aku

karena mengganggu  cintamu

Maafkan aku

maafkan aku

karena engkau bukanlah milikku

Friday, May 13, 2011

sajak gerimis senja

Rintihan gerimis membangunkanku dari mimpi
Tentang sajak – sajak hidup yang berangsur berdiri
Memenuhi ....
Rongga – rongga hati

Dan gerimis perlahan membesar
Nyanyian petirpun bersahutan
Silih berganti

Kini....
Giliranmu yang terbangun dari mimpi.....
Tentang cita.....
Tentang cinta....
Tentang rasa .......
Yang kan membawamu pergi
Membumbung tinggi
Ditemani bidadari – bidadari llahi
Yang mengajakmu menari
menikmati.......
Indahnya surgawi...


Dacho “Ali” Darsono
Gentawangi, Januari 2010

SEPENGGAL KISAH TUA

Segala puji bagi Engkau yaa Robb yg tlah memberikan kenikmatan pd hamba shg bisa kembali menginjakan kaki di musholla ini...
di musholla ini, sedari kecil, ustadz - ustadz dan kyai - kya ku memberiku pencerahan dan pengajaran tentang warna hidup... hadouwh benar - benar malu diri ini ketika didaulat menjadi imam... sungguh ... tak pantas untukku....
dan kerinduan ini pun memuncak manakala santri - santri yang dulu mengaji padaku, satu demi satu mencium tanganku yg penuh dosa ini... tak terasa air mata ini menetes... kalian sudah besar... aku masih ingat ketika kalian satu demi satu menghafalkan doa - doa yang ku ajarkan... ahh... begitu cepat waktu berlalu... bahkan ada diantara kalian yang sudah mulai kuliah... padahal waktu itu kalian msh duduk di bangku taman kanak2- kanak... dan kesyahduan pun bertambah, ketika menyempatkan diri untuk berkumpul bersama Majelis Dzikir Al ikhLas melafadzkan kalimat - kalimat Mu yaa Robb...

Maafkan aku jamaah.... Aku tidak bisa kembali seperti dulu... bukankah hidup adalah pilihan ??? tetapi... tenanglah jamaah... karena hatiku selalu ada untuk kalian... walau raga ini tidak bersama kalian.... sebab kalian adalah ikhwahku.... dan sebab Allah lah yg mengajari kita untuk seperti itu... inilah persaudaraan yang diajarkan pada setiap muslim... persaudaraan yang tak dibatasi oleh apapun... imanlah yg mengikat persaudaraan kita...
dan teruslah berjuang santri - santriku... selagi mentari masih bersinar,teruslah engkau menghunus pedang !!!



05 Agustus 2010

CEMARA DI UJUNG SENJA

Senja menggantungkan badannya dikaki langit jingga


Dahan – dahan cemara

masih saja basah ditelan gerimis sore

nan indah........

sementara itu,

nun jauh

di bukit sana

kulihat dirimu menari

ditemani bidadari – bidadari surgawi

bercadar pelangi....

Aduhai rindu....

sampaikan salamku

pada cintaku nan syahdu....




21 Agustus 2010

dacho " Ali" Darsono


Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...