Skip to main content

Posts

Showing posts with the label sosial budaya

PROSTITUSI ARTIS INDONESIA, BENARKAH?

Sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk membahas prostitusi online yang konon dilakukan oleh artis Indonesia yang berinisial AA. Kenapa? Karena ini bukan kali pertamanya saya mendengar prostitusi yang dihubungkan dengan para pelaku di dunia entertainment di Indonesia. Sudah beberapa kali saya mendengar masalah tersebut. Walaupun kebenarannya, tentu saja saya tidak tahu secara pasti. Namun dari beberapa media yang menurut saya bisa dipercaya, bisa jadi prostitusi yang melibatkan artis itu benar-benar terjadi. #usap2 dada :( Dan di zaman serba canggih seperti  ini, modus operandi yang digunakanpun mengikuti zaman. On line bos! Via media sosial bisa. Bahkan ampuh! Wah wah wah.... Gemana ndak keren? #Don't try at home! Media sosial yang beraneka wujudnya itu sungguh ibarat pisau yang bermata dua. Ia bisa digunakan untuk kebaikan, tapi juga bisa digunakan untuk keburukan/kejahatan. Tergantung pada si pemegang :) Nah, prostitusi yang melibatkan artis yang baru saja dibongkar oleh pih

SAMPAH-SAMPAH DI SAWAH

Kemarin, pagi-pagi sekali, aku harus bergegas mengantar isteriku ke salah satu universitas ternama di Purwokerto untuk mengikuti seminar. Kalau ndak salah, seminar yang diikuti oleh isteriku adalah seminar perpajakan. Maklumlah, isteriku itu kan bergelut di dunia akuntansi. So, dengan penuh semangat ia mengikuti seminar tersebut. Apalagi di seminar itu ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya waktu kuliah dulu. Ramai, kata isteriku. Okey, aku ndak akan membincangkan keseruan "reunian" isteriku dengan beberapa sahabatnya waktu kuliah dulu, aku hanya ingin mengatakan pada manusia-manusia yang biasa lalu lalang di sekitar areal persawahan di universitas tersebut. Oh ya, areal persawahan tersebut berada di sebelah tenggara universitas tersebut. Aku hanya ingin mengatakan, "Please jangan buang sampah di sawah!" Gitu aja :) Entah apa yang ada dipikiran mereka-mereka yang membuang sampah di areal persawahan tersebut. Kok bisa-bisanya membuang sampah di sawah. Padahal di sebela

BACK TO THE BOOK

Sebelumnya walaupun terlambat, saya ucapkan selamat Hari Buruh untuk kita semua (saya kan termasuk buruh). Dan khusus hari ini, saya ucapkan selamat  Hari Pendidikan Nasional untuk seluruh warga bangsa di Indonesia Raya tercinta ini. Semoga setiap anak bangsa, tanpa terkecuali, dapat mencicipi pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Amiin.  #optimis Berkenaan dengan hari pendidikan nasional ini, saya akan menulis hal yang masih berkaitan dengan pendidikan. Apa itu? budaya membaca. Tulisan ini terinspirasi ketika pagi tadi saya melihat informasi di salah satu televisi swasta di negeri ini. Dalam berita tersebut dikatakan bahwa menurut UNESCO, minat baca di negeri ini termasuk rendah. Berdasarkan penelitian UNESCO, konon dari 1.000 orang hanya 1 orang saja yang terbiasa dengan budaya membaca. Nah lho... Memprihatinkan. Masih kalah dengan tetangga sebelah, yaitu Thailand dan Malaysia apa lagi Jepang. Konon katanya, minat baca di jepang sudah mencapai angka 85%. Keren kan? Lalu, bag

Siapa saja berhak untuk galau, termasuk elo dan gue

Okey mas bro dan mbak sist, kali ini kita akan membicarakan masalah galau. Hmmm, kayaknya asyik nich, sore-sore ngebahas galau sambil ngopi or minum teh hijau. Sueger...... Tahukah kalian, bahwasanya salah satu kehebatan dari si galau ini, ia tak pandang siapa. Kok bisa? Ya tentu saja bisa. Karena galau tak punya mata. Kalau dia punya mata, kayaknya dia bakalan milih manusia-manusia yang kuat saja. Lho kok bisa? Ya biar si galau lekas pergi. Kalau nyemplung ame manusia  lemah, wah bisa berabad-abad baru bisa  keluar tuh dari tubuh itu. Lebay! Laiknya cinta dan banci, eh benci. Galau ini pun dapat tumbuh dan berkembang pada siapa saja. Wah kaya klinik saja ya, tumbuh dan berkembang. Mbuehehhe.... Anak-anak, ABG, anak yang bener-bener sudah gede, orang tua, orang waras, orang gila (wkwkwk), tukang becak, pegawai negeri, karyawan, pengusaha, pengamen, presiden, yang kurus, yang gemuk, yang lurus, yang bengkok, yang bulet, yang bodoh, yang pinter kerap ia kunjungi. Pokoknya galau itu ibara

Life must gogon.... eh, go on

Hampir setiap minggu bahkan hari, ada saja keluh kesah tentang hidup dan kehidupan yang konon semakin susah saja di negeri ini. Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja. Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial. Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok ?   :P Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendap

Ternyata, hidup bahagia di zaman ini susah ya?

Semangat pagi kawan :) Sebelum aku lebih lanjut menulis postingan ini, sebelumnya jawablah pertanyaan berikut ini : Pada jam berapakah kalian pertama kali membuka gadget di pagi ini? Apa isi berita di gadget tersebut? Apa yang terlintas ketika kalian membaca informasi tersebut? Adakah pengaruhnya terhadap kalian dari informasi yang kalian dapatkan tersebut? Nah pertanyaan yang kelima sengaja tidak aku kasih nomor. Kenapa? Ya iseng saja. Mbuehehehe. Lantas, apa sih pertanyaan yang nomor 5 tersebut. Pertanyaannya sederhana. Ketika sudah mendapatkan informasi tersebut, apakah kesimpulan yang ada pada pikiran kalian (kesimpulan kalian dari informasi itu) langsung kalian tulis di media sosial? Facebook atau twittter misalnya? Hayo jawab :) Hmmm, sebenarnya mau ngomong apaan sih, kok muter-muter kayak gini. Apalagi kalau dihubungkan dengan judul postingannya. Apa hubungannya boy? He he he. Baiklah, saya cuman berharap semoga informasi pertama kali ketika kalian membuka gadget atau informasi

"Permainan" Sang Mantan

Ada begitu banyak mantan di dunia ini. Mulai dari mantan petinju sampai kambing. Lho, kok kambing? Ya itu, kambing "mantan". Hadeuh, kambing jantan kaleee :P Nah, untuk mantan yang akan kita bahas disini adalah mantan pacar. Sebelum membaca lebih lanjut postingan ini, coba deh, kamu hitung berapa jumlah mantan pacar kamu yang masih tersisa. Eh, terkenang maksudku :) Okey, kita mulai penghitungannya setelah semua gajah di ragunan disunat semua oleh si bapak mantri. Mbuehehehe. Bagaimana, apakah sudah kamu hitung semua mantan pacar kamu yang masih tersisa di dunia ini. Ih, sisa. Nasi mbok :P Okey, kita lanjutkan permainannya ;) Dari mantan-mantan yang sudah kamu hitung itu : 1. Berapa dari mereka yang masih kasih perhatian ke kamu? 2. Berapa dari mereka yang sampai detik ini masih membencimu? 3. Berapa dari mereka yang sampai saat ini masih suka berhubungan, eh menghubungimu? 4. Berapa dari mereka yang masih mencintai kamu? Nah, jika sudah menjawab semua pertanyaan di atas, co

ASAL DAN NGAWUR, MASALAH BANGSA YANG TAK KUNJUNG SELESAI

Everyday is Monday . Saya buka postingan kali ini dengan kalimat tersebut biar berasa fresh selalu. Mbuehehe. Ide postingan kali ini berasal dari sebuah pohon yang ada di depan rumah saya. Kok bisa boy? Nah, begini ceritanya..... Awas lho, ndak boleh kabur! Kalau kabur tak doain kamu jadi sopirnya montor mabur :P Hari Ahad kemarin, saya dan keponakan saya bermain bola di depan rumah saya. Ealah, ternyata ada yang nempelin promosi dalam bentuk spanduk. Promosi itu berkenaan dengan pinjaman uang yang konon bisa langsung cair seketika itu juga. Tentu saja ada syaratnya. Lha wong  "ngepe t"  saja harus ada yang ngejaga lampunya.Iya to? #kamu pernah kan? Hahahaha.... Sejujurnya saja saya tidak keberatan kepada siapapun itu yang bermaksud mempublikasikan perusahaan/usahanya di depan rumah saya. Yang saya sayangkan adalah, kenapa reklame itu harus dipaku di pohon milik keluargaku? Bukannya saya maupun keluarga saya ingin "dipuja" sedemikian rupa, saya hanya menyayangkan s

DEMONSTRASI BEBEK

Sebelum tulisan ini saya selesaikan, izinkanlah saya untuk sejenak menyeruput teh manis bikinan tangan manis dari lelaki manis yang tak suka bermanis-manis kata saja, tapi bermanis perbuatan. Itu aku!  ;) Ceritanya tadi habis blogwalking, ups, aku terdampar pada sebuah blog yang biasa aku gunakan ketika akan mencari ataupun membeli sepeda motor. Itu lho, blognya kang Iwan Banaran :) Kali ini yang menarik adalah judul postingannya yang berhubungan dengan harga bensin yang konon bisa saja sampai tembus di angka 30 ribuan perliternya. Edan kiyeh tah! Kalau benar-benar terjadi, saya ndak tahu apa yang akan terjadi sama bebek-bebek dan ayam-ayam di belakang rumah saya. Lah, kok ngomongin bebek sama ayam segala? Kalau mau ngomongin dunia binatang di blog ini, jangan diskriminasi dong. Kan masih ada binatang yang lain, buaya darat contohnya. Huh, itu sih kamu! Mbuehehehe.... Ya soalnya, kalau harga BBM nyentuh ke angka tersebut, nantinya saya sekeluarga juga akan membeli beras sedikit. Ya nam

PETRUK DADI RATU (Bag. 2)

Selamat pagi sahabat-sahabat blogger semua. Sesuai dengan janji saya pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan melanjutkan cerita Petruk dadi Ratu bagian kedua. Pada tulisan sebelumnya dikisahkan bahwa Petruk sudah menjadikan jimat jamus kalimasada sebagai piyandel atau agemannya. Akibatnya, kini Petruk menjadi orang yang sakti mandraguna. Dengan kesaktiannya inilah satu demi satu kerajaan ia taklukan. Tak seorangpun mampu mengalahkannya. Berbekal jamus kalimasada, kini Petruk menjadi orang yang teramat sakti dan penuh wibawa. Ia ditakuti oleh siapapun. Salah satu kerajaan yang berhasil Petruk kuasai ada kerajaan Sanyowibowo. Di kerjaan inilah akhirnya Petruk menobatkan dirinya menjadi raja dengan gelar Prabu Belgeduwelbeh Tongtongsot. Kini atas kesaktian dan kekuasaan sang Raja Belgeduwelbeh Tongtongsot yang luar biasa mashurnya, beberapa kerajaan tetangga mulai takut pada kebesaran kerajaan Sanyowibowo. Mereka takut kalau-kalau suatu waktu kerajaan mereka diserang oleh kerajaan S

PETRUK DADI RATU, SEBUAH HIKMAH TENTANG MANISNYA TAQWA

Sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan di Banyumas, tentu saja saya menyukai berbagai macam budaya banyumasan, termasuk wayang kulit. Dan kebetulan sedari kecil saya sudah terbiasa menonton wayang kulit sampai pagi hari. Seringnya bersama almarhum kakek saya. Saya digendong. Saya masih ingat betul waktu itu saya masih kecil. Jam sembilanan saya digendong kakek saya untuk menonton wayang kulit. Sedangkan tokoh idola saya adalah Bratasena/Bima, Antareja, Wisanggeni, dan tentu saja ikon Banyumas, ki Lurah Bawor. Hehehe.... Salah satu dalang favorit saya adalah Ki Sugino Siswo Carito swargi. Wayang yang berarti bayang/bayangan/bayang-bayang mengandung maksud bahwa kisah dalam dunia pewayangan adalah bayangan atau gambaran dari kehidupan manusia. Cerita wayang diambil dari kisah Mahabharata yang berasal dari India. Namun, sebagai bangsa yang juga telah memiliki akar budaya sendiri, cerita Mahabharata tersebut telah diolah sedemikian rupa. Disesuaikan dengan budaya Jawa yang adiluhung.

BULLY MEMBULLY............. #sedikit bicara politik

Jujur saya rada malas untuk membicarakan masalah yang bersentuhan dengan politik. Bukan berarti saya anti politik. Bukan! Saya hanya kecewa karena hakikat dari politik itu seakan hilang di negeri ini. Bagi saya, hakikat politik adalah mensejahterakan manusia dan aneka rupa kehidupan yang menyertai manusia itu sendiri. Ndak tahu menurut kalian politik itu apa. Tapi menurut saya, itulah hakikat dari politik yang sebenarnya. Politik, yang konon berasal dari bahasa luar sana ( ndak tahu bahasa mana... wkwkwkwk), menurut saya adalah sesuatu yang mulia. Ia bukan sesuatu yang kotor. Ibarat pisau, maka ia tergantung pada si pemegang pisau tersebut. Mau digunakan buat ngiris bawang, atau justeru ngiris tangan orang lain. Hiy... ngeri! Tulisan ini terinpirasi dari berbagai macam kasus yang sedang menjadi pembicaraan orang di negeri ini. Sudah cukup lama. Karena kelamaan itulah akhirnya saya menulis postingan ini. Kasus apakah itu? Kasus KPK dan POLRI. Kok tadi bilangnya berbagai macam kasus? K

Plisss..... Jangan Kau Nyanyikan Lagi Lagu Nina Bobo Itu

Nina bobo  Ooh Nina bobo Kalau tidak bobo digigit nyamuk =================================================== Siapa sih yang tak kenal lagu tersebut? Jika ada yang belum kenal, silahkan kalian kenalan lebih dahulu. Cocok ya syukur, kalau ndak cocok ya sahabatan saja. Wkwkwkwk. #comblang kaleee :) Tadinya bingung mau posting apa, eh pas semalam bidadariku nyanyi lagu "Nina Bobo" tiba-tiba munculah sesuatu yang sudah lama tak cari-cari. Ee siapa dia? Ide. Yupz, dari nyanyian tersebut munculah ide untuk postinganku kali ini. Ide ini muncul ketika tiba-tiba saja naluri kabapakanku tidak terima dengan baris terakhir dari lagu tersebut. Wah sok kebapakan banget sih lu son. Son son.. Wehehehe... Kalau tidak bobo digigit nyamuk . Nah ini dia bagian terakhir dari lagu Nina Bobo itu yang menyentuh relung hatiku yang terdalam. #lebayyyyy Lebay? Mungkin saja! Tapi coba ulang-ulang bait tersebut sembari bernyanyi. Bukan hanya dimulut sahaja, tapi cobalah untuk diresapi. Mari kita nyanyika

SAKITNYA TUH DISINI ====> DOMPET

Seperti yang sudah-sudah, jika BBM naik, maka menjadi bahan pembicaraan yang ramai bahkan kelewat ramai menurut saya. Ha ha ha. Ya maklumlah, dengan kenaikan BBM ini, harga-harga kebutuhan pokokpun akan ikut naik. Bagi sebagian orang yang kantongnya tebal, mungkin tidak begitu masalah. Tapi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, tentu saja harus bersiap-siap untuk lebih mengencangkan ikat pinggang. Bagi yang ikatannya sudah kuat, bersiap-siaplah untuk menguatkannya lagi. Jika sudah sangat kuat, maka bersiap-siaplah untuk mendendangkan lagu ini , "SAKITNYA TUH DISINI..... DIDALAM DOMPETKU !"We he he he he. Berhubung sudah banyak yang beropini dan menulis perihal kenaikan BBM ini, maka saya tidak akan  bertele-tele untuk menulis kembali berbagai alasan dan berbagai akibat dari kenaikan harga ini. Cukup satu kalimat, "Let's move on !"  Bukan berarti saya menyetujui kenaikan harga BBM ini. Sebagai warga negara, kita juga mempunyai hak politik untuk beropini per

G30/S- Lupa ..............

Tak seperti pagi biasanya, hari ini aku bangun siang. Yupz, jam 6 ! Hebat kan ? Lha kok bisa ? Ya bisa sajalah. Burung saja bisa terbang. Ya kan ? #garuk celana Pekerjaan mungkin bukan alasan, tapi memang itulah kenyataannya. Sebagai petugas pendataan sekolah alias DAPODIK, tanggal 30 September ini merupakan garis mati ( dead line ) batas waktu pengiriman data. So (to babat), kemarin berkejar-kejaran dengan waktu. #anjing kali main kejar Lembur di sekolah sampai jam delapan malam. Dilanjut di rumah mungilku sampai pagi. Menjelang subuh masih belum kelar juga. Sehabis sholat subuh, mungkin saking lelahnya, tertidur sampai jam enam. Wah ! Alhasil, berangkat kerja pun telat. Yes !  #bathukmu. Sembari menaiki si jengki, Yamaha RS 100 thn 74 ku tercinta, aku berangkat. Ugh, asyik juga berangkat kesiangan. Tak terlalu banyak, terutama sepeda motor yang dikendarai oleh manusia-manusia yang kerjanya jam 7 pagi dan juga anak-anak sekolah tentunya. Semrawut ! Mungkin itu kata yang tepat untuk me

KURIKULUM BARU........ SOLUSIKAH ?

Gonta ganti kelamin, eh kurikulum. Ini sekadar opiniku saja. Yang suka silahkan baca, yang ndak suka silahkan baca juga. Hi hi. Yupz, mulai tahun pelajaran 2013/2014 ini, Pemerintah akan menerapkan kurikulum baru, Kurikulum 2013. Untuk nama kurikulumnya sich, kata pejabat di Kemendikbud masih belum ditentukan secara pasti. Yang jelas, kurikulumnya baru. Gituuuuuu. Jujur saya heran, kenapa ya kurikulum di Negeri ini kok gonta-ganti melulu. Coba hitung, sudah berapa kali kurikulum di negeri ini mengalami perubahan ? “Susah bos ngitungnya ?.” “Gampang kok, tinggal ngitung jumlah menterinya sampai sekarang sudah berapa ? He he.” Ya namanya juga opini, boleh kan ? Perasaan hampir tiap ganti menteri kurikulumnya juga ikut berganti. Hayo, pada berlomba-lomba pengin masuk sejarah Indonesia ya ? He he. Tapi sebagai warga negara yang baik, aku ikut mendukung dech. Apalagi, katanya, kurikulum ini akan berbasis bukan hanya pada IQ saja, tapi juga kecerdasan-kecerdasan lainnya. Soalnya, kalau te

Ooh my street ....

Jalan raya ibarat areal pertempuran sengit, banyak korban berjatuhan. Wah begitu mengerikankah jalanan di negeri ini ? Hmmm, hiperbola ? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Nah lho. Sebagai biker , ceileh, keren banget tuh bahasanya. Saya ulangi, sebagai biker , yang namanya melihat kecelakaan, hampir tiap bulan, bahkan terkadang setiap minggu saya melihatnya. Ya, maklumlah saban hari saya naik si Janggo (nama motor Mega Proku tercinta, sorry sebut merk, siapa tahu dapat honor dari pabrikannya, ha ha ha) dengan jarak kurang lebih 90 kilo meter pulang pergi. Daerah yang kulewati terbilang berbahaya. Mungkin mas bro dan mbak bro yang pernah lewat atau mengenal daerah Pageralang ( Wilayah sekitar kota Banyumas lama ke selatan ) cukup memahaminya. Entah berapa kali terjadi kecelakaan disitu. Suatu pagi, saya melihat kecelakaan bus yang menghantam salah satu tebing. (Fotonya saya unggah di Facebook ). Kebanyakan penumpang yang waktu itu adalah anak-anak sekolah, banyak diantara mereka y

Jembatan Comal Putus.... #apa ? dia yg putus lalu gue yang harussengsara gitu ?

Seperti biasa, setiap pagi bergelut dengan jalanan. Untung saja jalanan tidak melawan, kalau melawan....  Aku TONJOK dia ! #pisang kaleee. Namun dalam beberapa bulan ini ada sesuatu yang berbeda di jalanan yang biasa aku lalui. Apa itu ? Cewek cantik ? Bukan ! Cowok cantik ? Iiihhh.... amit-amit ! Kambing lepas ? Bukan ! Kolor lepas ? Idiiih maluuuu ! Jalan berlubang ? Ihhh... udah biasa kaleee.  #sambil megang ember So, apa sih  yang berbeda ? Okey... Sembari menunggu jawabannya kita ikuti dulu pesan-pesan berikut ini ! Cekidot....  #eng ing ooong Ini dia yang berbeda dari biasanya : Banyak truk besar berseliweran. Nah lho, bukannya itu biasa ada di jalan ? Iya sih, tapi yang ini spesial. Ya gara-gara jembatan Comal yang putus itu. Hah putus ? #dia yang putus, trus gue yang susah gitu ? Yupz, di jalan yang biasa aku lalui memang truk-truk besar setiap hari ada. Tapi ketika jembatan Comal putus, maka ini menjadi sesuatu yang luar biasa. Keluarbiasaan itu bukan hanya dari segi jumlah ke

JANGAN PERNAH SAKIT !

Setelah sekian lama tidak bisa nangkring di angkringan, akhirnya bisa juga saya menikmati gurihnya nasi kucing dan jahe susu di salah satu angkringan paporit (maksude favorit ) saya. Ya maklumlah, sehabis operasi usus buntu, ada beberapa makanan yang musti saya hindari. And now , setelah mendapat restu dari bapak dukun bayi ( he he he ), akhirnya saya mulai melahap beberapa makanan paporit saya, termasuk nasi kucing. Apa itu nasi kucing ? Ya nasi untuk kucing lah yaw ( Kucing Garong). Bagi saya, nikmatnya nasi kucing itu terletak pada sambelnya yang rasanya sangat aseloleh. Wk wk wk. Selain itu, aroma geseknya begitu kentara menusuk lubang anus, eh maaf, hidung maksud saya. Ditambah sedapnya jahe susu hangat. Rasanya sangat jos gandhos menikmati makanan dan minuman tersebut di waktu malam. Belum lagi pemandangan kota lama Banyumas yang begitu antik. Lebayyyyyyyyyyy. Lagi lahap-lahapnya menikmati nasi kucing, eit tiba-tiba terdengar dentuman suara motor yang dahsyat. Reflek, mata in

GUNUNG SLAMET

Ada teman kerja yang percaya dengan ramalan bahwasanya Gunung Slamet akan meletus pada tahun ini, Kiamat ! Begitu katanya (geleng2 bathuk). ========================== Jika Tuhan berkehendak meletus, tentu saja meletus. Tapi percaya begitu saja dengan RAMALAN adalah sesuatu yang pantas dipertanyakan. Saya, yang notabene orang Banyumas asli, sekuat mungkin untuk tidak mengatakan kalau gunung Slamet akan meletus. Bukan tanpa sebab, bukankah sebagai muslim kita telah diberitahu oleh Tuhan, bahwasanya Tuhan pernah bersabda : Aku seperti persangkaan hamba-Ku. Jika saya berprasangka bahwa Gunung Slamet akan meletus, saya justru takut, Tuhan akan benar2 membuat meletus itu gunung. Yang kedua dari segi penamaan. Leluhur kita menamai gunung tersebut dengan Gunung Slamet (Selamat). Sebagai orang Jawa, khususnya Banyumas yang penuh dengan ajaran spiritualitas dan filosofis, nama SLAMET yang disematkan pada gunung itu tentulah punya maksud tertentu. Jika kita belajar tentang filosofi Jawa, s