Okey mas bro dan mbak sist, kali ini kita akan membicarakan masalah galau. Hmmm, kayaknya asyik nich, sore-sore ngebahas galau sambil ngopi or minum teh hijau. Sueger......
Tahukah kalian, bahwasanya salah satu kehebatan dari si galau ini, ia tak pandang siapa. Kok bisa? Ya tentu saja bisa. Karena galau tak punya mata. Kalau dia punya mata, kayaknya dia bakalan milih manusia-manusia yang kuat saja. Lho kok bisa? Ya biar si galau lekas pergi. Kalau nyemplung ame manusia lemah, wah bisa berabad-abad baru bisa keluar tuh dari tubuh itu. Lebay!
Laiknya cinta dan banci, eh benci. Galau ini pun dapat tumbuh dan berkembang pada siapa saja. Wah kaya klinik saja ya, tumbuh dan berkembang. Mbuehehhe....
Anak-anak, ABG, anak yang bener-bener sudah gede, orang tua, orang waras, orang gila (wkwkwk), tukang becak, pegawai negeri, karyawan, pengusaha, pengamen, presiden, yang kurus, yang gemuk, yang lurus, yang bengkok, yang bulet, yang bodoh, yang pinter kerap ia kunjungi.
Pokoknya galau itu ibarat pengelana. Langit sebagai atap rumahnya dan bumi sebagai lantainya. Hidupnya menyusuri jalan. Sisa orang yang aku makan. #malah nyanyi.
Ngawur! Emangnya pernah survey mas bro? Kok berani nulis kek gitu? Ya karena semuanya manusia mas bro. Pastinya ya pernah galau. Hehehe.
Siapa sih yang tak pernah galau? Bahkan konon, para pemuka Agama atau para rohaniawan merupakan manusia-manusia yang mempunyai tingkat kegalauan paling tinggi.
Apalagi di zaman seperti ini. Zaman dimana yang salah bisa menjadi benar, dan yang benar bisa disulap menjadi salah.
Merekalah para rohaniawan yang paling galau kalau sudah seperti ini. Kok tahu? Ya tahu lah. Karena gue pernah berbincang-bincang dengan beberapa diantara mereka. Sungguh mereka memiliki tingkat kegalauan yang teramat tinggi dimana ketika manusia-manusia sudah mulai berani melawan Tuhannya.
Galau memang identik dengan sifat kemanusiaan. Manusia yang tidak pernah galau justeru dipertanyakan kemanusiaannya. Hanya saja, galau yang seperti apa yang dimaksud?
Jika kita galau karena adanya ketidakbenaran dalam hidup, maka galau seperti itu adalah galau yang diperbolehkan, bahkan wajib. Gemana nih maksudnya? Kenapa wajib?
Tentu saja wajib. Coba elo jawab pertanyaan berikut ini. Apakah elo tidak galau ketika banyak ketidakbenaran semakin merajai di sekelilingmu?
Fitnah, korupsi, kolusi dan aneka kejahatan lainnya yang berada dilingkungan sekitarmu.
Tidak galau bang! Wah wah wah.... Buahaya itu.
Jika ada galau yang sifatnya wajib, lalu ada gak sih galau yang sifatnya kagak wajib? Sunah gitu? Wehehehe...
Tentu saja ada! Untuk lebih lanjutnya, kita ikuti dulu dech pesan-pesan berikut ini!
Eng ing ong...
Ada ada saja bang darsono ini. Pakai iklan segala. Emangnya acara kawinan apa? Hikz.
Contoh galau yang tidak wajib itu misalnya, galau karena putus cinta. Wah, jlep banget nih bang. Masa putus cinta tidak galau? Kelainan ini!
Tunggu sebentar yah. Jika elo merasa bahwa elo itu cewek or cowok yang perkasa, harusnya ketika elo putus dengan pacar elo maka elo akan bilang, “Gue rapopo.” Jangan sampai elo bilang, “Sakitnya tuh disini.” Sembari memegang upil kamu. Eh!
Jika elo putus dengan pacar, seperti yang sudah biasa kita baca dan kita dengar, maka kalimat yang semestinya keluar dari hati elo adalah ucapan terima kasih.
Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh Tuhan. Petunjuk bahwasanya mantan lo itu bukanlah orang yang terbaik untuk mendampingi hidup lo. Dengan putus, maka Tuhan telah memberikan petunjuk kepada elo guna nyari pasangan yang lebih baik lagi. Gitu...
Makanya jika elo putus cinta, harusnya elo jangan galau, tapi ... menangislah! #wehlah
Wah kok jadi panjang lebar kayak rumus persegi panjang yah?
Intinya, siapa saja bisa dan berhak dihinggapi perasaan galau ini. Karena galau adalah salah satu sifat yang bernilai universal bagi makhluk-Nya. Wuihhh bahasanya....
So, sudahkah kalian galau di hari ini?
Hehehe....
Tuesday, April 28, 2015
Aku dan Jennifer Lopez
Semenjak perkenalanku dengan Jennifer Lopez alias Jelo, aku makin kesengsem dengan tingkah lakunya yang menggemaskan. Perkenalanku itu berlangsung ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sungguh mengesankan bisa berkenalan dengan artis sekaliber Jelo. Ruaarrr binasa... Begitu kata iklan di tivi yang bisa mewakili isi hatiku dan isi dompetku tentunya. Mbuehehehe....
Seperti pepatah lama, witing tresna jalaran saka kulina atau dalam bahasa enggrisnya, waiting tresyen bikos of kuleyen, maka seiring berjalannya waktu, aku semakin kesengsem sama Jelo. Bagiku, walaupun dia beda agama, beda budaya, dan beda tinggi badan tentunya, namun cintaku ternyata tumbuh tak terhentikan seperti rambut yang ada di anuku, itu... di kepalaku maksudnya.
Dan begitulah cinta..... Dari dulu deritanya itu-itu saja. Begitu kata siluman basi dalam film Kerak Sakit. Seperti itu juga kisah cintaku....
Walaupun aku sudah sangat mencintainya, tapi apa daya, ia tak dapat melihat wajahku yang ketampanannya tak terbantahkan (versi majalah TRABAS).
Lha bagaimana dia bisa melihatku, wong selama ini aku hanya mengenalnya lewat tivi kok ;) Oh, Jelo... Kutunggu sendal kau.... Wekekekekek.....
Seperti pepatah lama, witing tresna jalaran saka kulina atau dalam bahasa enggrisnya, waiting tresyen bikos of kuleyen, maka seiring berjalannya waktu, aku semakin kesengsem sama Jelo. Bagiku, walaupun dia beda agama, beda budaya, dan beda tinggi badan tentunya, namun cintaku ternyata tumbuh tak terhentikan seperti rambut yang ada di anuku, itu... di kepalaku maksudnya.
Dan begitulah cinta..... Dari dulu deritanya itu-itu saja. Begitu kata siluman basi dalam film Kerak Sakit. Seperti itu juga kisah cintaku....
Walaupun aku sudah sangat mencintainya, tapi apa daya, ia tak dapat melihat wajahku yang ketampanannya tak terbantahkan (versi majalah TRABAS).
Lha bagaimana dia bisa melihatku, wong selama ini aku hanya mengenalnya lewat tivi kok ;) Oh, Jelo... Kutunggu sendal kau.... Wekekekekek.....
Monday, April 27, 2015
Life must gogon.... eh, go on
Hampir setiap minggu bahkan hari, ada saja keluh kesah tentang hidup dan kehidupan yang konon semakin susah saja di negeri ini.
Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja.

Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial.
Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok? :P
Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendapatan, maka berhematlah dan pintar-pintarlah mengatur uang. Hmmm...
Terasa bijak sekali omongan itu. Namun bagaimana dengan orang-orang yang memang tidak mampu menaikkan pendapatan karena kehidupannya mau tidak mau tergantung pada uang gajian bulanan mereka?
Bagaimana juga dengan orang-orang yang memang sudah hemat? Apalagi yang mau dihematin? Heuheueheu.....
Lantas, bagaimana pula nasib orang-orang yang memang sudah mengatur dengan pintar keuangannya? Apalagi yang perlu diatur? Mbuehehe...
Namun, begitulah seni kehidupan ini. Life must gogon eh, go on!
Jika kita terlalu menyalahkan pemerintahan, itu juga tidak fair dan bukan solutif. Bukankah kita sendiri juga ikut andil dalam memilih mereka?
Nah, dengan sedikit tulisan yang ada di blog ini, saya berharap masih ada beberapa jengkal kebahagiaan yang masih tertanam di hati anak-anak bangsa ini. Bukankah kebahagiaan adalah sebuah pilihan?
Marilah kita lanjutkan hidup, perkuat diri, tingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hidup dan kehidupan. Bukankah Tuhan senantiasa berjalan di atas segala pengharapan?
Mari bergerak!
:)
Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja.

Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial.
Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok? :P
Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendapatan, maka berhematlah dan pintar-pintarlah mengatur uang. Hmmm...
Terasa bijak sekali omongan itu. Namun bagaimana dengan orang-orang yang memang tidak mampu menaikkan pendapatan karena kehidupannya mau tidak mau tergantung pada uang gajian bulanan mereka?
Bagaimana juga dengan orang-orang yang memang sudah hemat? Apalagi yang mau dihematin? Heuheueheu.....
Lantas, bagaimana pula nasib orang-orang yang memang sudah mengatur dengan pintar keuangannya? Apalagi yang perlu diatur? Mbuehehe...
Namun, begitulah seni kehidupan ini. Life must gogon eh, go on!
Jika kita terlalu menyalahkan pemerintahan, itu juga tidak fair dan bukan solutif. Bukankah kita sendiri juga ikut andil dalam memilih mereka?
Nah, dengan sedikit tulisan yang ada di blog ini, saya berharap masih ada beberapa jengkal kebahagiaan yang masih tertanam di hati anak-anak bangsa ini. Bukankah kebahagiaan adalah sebuah pilihan?
Marilah kita lanjutkan hidup, perkuat diri, tingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hidup dan kehidupan. Bukankah Tuhan senantiasa berjalan di atas segala pengharapan?
Mari bergerak!
:)
Ternyata, hidup bahagia di zaman ini susah ya?
Semangat pagi kawan :)
Sebelum aku lebih lanjut menulis postingan ini, sebelumnya jawablah pertanyaan berikut ini :
- Pada jam berapakah kalian pertama kali membuka gadget di pagi ini?
- Apa isi berita di gadget tersebut?
- Apa yang terlintas ketika kalian membaca informasi tersebut?
- Adakah pengaruhnya terhadap kalian dari informasi yang kalian dapatkan tersebut?
Nah pertanyaan yang kelima sengaja tidak aku kasih nomor. Kenapa? Ya iseng saja. Mbuehehehe.
Lantas, apa sih pertanyaan yang nomor 5 tersebut. Pertanyaannya sederhana. Ketika sudah mendapatkan informasi tersebut, apakah kesimpulan yang ada pada pikiran kalian (kesimpulan kalian dari informasi itu) langsung kalian tulis di media sosial? Facebook atau twittter misalnya? Hayo jawab :)
Hmmm, sebenarnya mau ngomong apaan sih, kok muter-muter kayak gini. Apalagi kalau dihubungkan dengan judul postingannya. Apa hubungannya boy? He he he.
Baiklah, saya cuman berharap semoga informasi pertama kali ketika kalian membuka gadget atau informasi via internet adalah informasi yang menyejukkan hati.
Syukur-syukur bisa membahagiakan hati kalian. Contohnya, kamu diterima di universitas favoritmu, kamu diterima kerja, dapat tips-tips berguna, dapat hadiah on line dan sebagainya. Pokoknya yang happy-happy sajalah.
Kenapa? Karena jika sebelum beraktivitas suasana hati kamu lagi happy, maka nanti ketika kamu memulai beraktivitas akan tercipta suasana positif dan manis. Ceileh bahasanya :)
Tapi seandainya informasi yang kalian dapatkan adalah informasi yang bikin suasana hati kamu miris, kecewa, marah atawa bersedih, maka aku berharap kamu tetep happy-happy ajah :)
Karen jika sebelum beraktivitas saja suasana hatimu sudah bersedih, kecewa, ataupun marah, maka akan menimbulkan hil-hil eh hal-hal yang kurang baik terhadap kehidupanmu di hari ini. Khususnya adalah kebahagiaanmu :)
Tidak percaya? Sudahlah.... Percaya saja sama aku. #maksaBingit
Dan sayang seribu kali sayang.... Berdasarkan pengamatanku pribadi, ternyata adagium good news is bad news, masih mendominasi dunia informasi di negeri ini, bahkan jagat raya ini.
Berita-berita yang "negatif" justru menjadi popular news atawa trending topics di kalangan netizen.Tak percaya, lihat saja popular news di dunia maya di pagi ini. Bagaimana menurut kalian?
Bukan hanya di dunia maya saja. Informasi-informasi di dunia elektronik lainpun kurang lebih sama.
Saling menjelek-jelekkan dan fitnah adalah hal yang lumrah. Misalnya, Pejabat anu membuat bla bla bla yang bikin rakyat jadi bla bla bla.
Jika bla bla nya positif, kayaknya jarang yang baca, Tapi jika bla blanya negatif, apalagi dibumbui dengan kata-kata bombastis yang sedemikian rupa, maka akan menjadi trending topic atawa popular news. Dan dapat dipastikan, komen-komenpun akan bejibun, termasuk komen-komen yang kurang pantas menurut segi agama maupun budaya ketimuran kita.
Entahlah, seolah hal-hal yang demikian sudah menjadi lumrah. Seperti tak ada batasannya. Bebas posting, bebas ngomong, fitnah ini fitnah itu, jegal sana jegal sini. Entah siapa yang benar siapa yang salah.Seakan menjadi abu-abu.
Dan parahnya, kita yang tidak bersinggungan dengan manusia-manusia ataupun hal-hal yang ada di pemberitaan tersebut, terkena dampaknya juga.
Nah lho, kok bisa? Ya iya lah. Jika kita membaca berita, korupsi misalnya (padahal belum tentu benar), maka hati kita seakan terkoyak.
Bagaimana tidak terkoyak, ditengah kemiskinan negeri ini, ternyata masih ada pejabat yang tega-teganya memakan uang rakyat.
Bagaimana perasaanmu? Miris bukan? Padahal belum tentu beritanya benar.
Bahkan, seandainya benar sekalipun, bukankah hati ini menjadi sedikit kecewa? Atau langsung marah? Hmmmm... Jadi berkurang kan kebahagiaannya. Atau justeru langsung hilang seketika? ;)
Sungguh saya, Anda, dan kalian pasti ingin bahagia. Tapi jejalan-jejalan informasi negatif dari beragai media yang demikian sungguh kadang diluar dugaan.
Padahal, bagi kita yang doyan ngenet, tidak mungkin menghindari berita-berita yang demikian.
Hmmm, susah memang untuk mendapatkan kebahagiaan di zaman ini. Disaat kita ingin bahagia, eh tiba-tiba ada bacaan mengesalkan di internet. Jadi tidak bahagia dech! Mbuehehe.
Lalu, apa yah tipsnya biar kita hidup bahagia?
Bagaimana kalau gadget kita, kita lempar saja ke laut! Biar puteri duyung saja yang menderita. Setuja?
Hahahahaha.....
Saturday, April 25, 2015
LASIH, SANG KEMBANG DESA
Malam semakin larut. Biduan-biduan cantik dari grup organ tunggal yang sedang meramaikan pesta pernikahan itu semakin menggairahkan. Tidak hanya suara saja yang mereka pamerkan. Keseksian gerakan tubuh dan desahan-desahan menggemaskan mereka keluarkan dengan penuh candaan. Tamu undangan dan penonton semakin malas untuk meninggalkan kemeriahan pesta itu.
Sementara itu di kamar pengantin, sang pengantin pria sudah bersiap-siap menunaikan kewajibannya. Senyumnya merekah, matanya tajam seperti singa yang hendak menangkap mangsanya.
Lasih, begitu nama sang mempelai wanita, masih tertegun dihadapan lelaki yang telah dengan sah menikahinya. Tidak seperti sang mempelai lelaki, perasaannya justru berseberangan dengan lelaki yang ada dihadapannya.
Ah, andai dia tahu, ini bukan pertama kalinya aku merasakan keringat lelaki. Dan sebentar lagi mungkin dia tahu.
Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia akan rela menerima keadaanku yang sesungguhnya? Atau... jangan-jangan malam ini menjadi malam terakhir dalam hidupku. Ahhh.... Mati aku.... Begitu batin Lasih berkata.
Lasih, kembang desa yang cantik, kini pulang ke kampungnya. Ia hanya pulang untuk menikah. Tidak ada lagi alasan kepulangannya selain itu. Ia tak pernah ditanya apa pekerjaannya di kota. Bahkan calon suaminya pun tak pernah menanyainya.
Lasih, kembang desa yang baru pulang ke kampungnya, hanyalah penghibur di ibu kota sana. Entah apa yang akan terjadi di malam pertamanya.
Friday, April 24, 2015
TIPS KELUAR DARI GOOGLE SANDBOX
Betapa senangnya ketika blog tercinta ini keluar dari dekapan sang google sandbox. Wuih.... Mak nyozz!
Dalam postingan ini saya tidak akan membahas apa itu google sandbox. Bisa kalian cari sendiri lah dengan bersurfer ria via mbah google ataupun tante yahud :)
Jujur saja, setelah masuk dalam dekapan sandbox, aku jadi sering ngelongok traffic blog ini tiap harinya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih rajin untuk melihat traffic blog. Sesuatu yang jarang saya lakukan. Ya seperti sarapan pagi lah. JARANG BOY! Hahahaha.
Siapa sih yang ndak mangkel kalau masuk kedalam dekapan mbah google sandbox? Pengunjung yang tiap harinya ratusan bahkan ribuan, tiba-tiba saja menjadi hanya puluhan saja. Weh!
Memang sih, bagi sebagian blogger mungkin traffic tidaklah penting. Ya karena tujuan mereka ngeblog hanya mengungkapkan isi hati maupun ide saja. Tapi bagi yang blognya digunakan untuk kepentingan entrepreneur, ya seperti saya ini, maka traffic menjadi salah satu hal yang krusial. Mbuehehehe.
Singkat cerita, akhirnya blog ini terbebas juga dari dekapan mbah sandbox. Yeahhh........
Baiklah, bagi sobat blogger yang blognya masih masuk dalam dekapan sandbox, berikut cara yang saya gunakan untuk terbebas dari dekapan sandbox.
Pertama, cari postingan kamu yang merupakan hasil copas. Hapus segera, ndak usah nunggu ayam jantan berbunyi ;)
Kedua, Tetaplah posting. Usahakan minimal sehari satu postingan. Jika ada satu hari yang terlewat, maka buatlah dua postingan. Jika tiga hari, buatlah tiga postingan. Dan seterusnya. Kuncinya, satu hari minimal satu postingan. Yang sabar yoooo? :)
Ketiga, share postingan kamu via media sosial seperti facebook dan twitter.
Keempat, lakukan lakukan dan lakukan terus. Ingat, disini diperlukan kesabaran. Saya saja hampir dua bulan setelah melakukan hal-hal diatas baru dapat keluar dari dekapan google sandbox.
Demikian tips dari saya untuk bisa keluar dari google sandbox. Semoga bermanfaat.
Keep blogging!
:)
Dalam postingan ini saya tidak akan membahas apa itu google sandbox. Bisa kalian cari sendiri lah dengan bersurfer ria via mbah google ataupun tante yahud :)
Jujur saja, setelah masuk dalam dekapan sandbox, aku jadi sering ngelongok traffic blog ini tiap harinya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih rajin untuk melihat traffic blog. Sesuatu yang jarang saya lakukan. Ya seperti sarapan pagi lah. JARANG BOY! Hahahaha.
Siapa sih yang ndak mangkel kalau masuk kedalam dekapan mbah google sandbox? Pengunjung yang tiap harinya ratusan bahkan ribuan, tiba-tiba saja menjadi hanya puluhan saja. Weh!
Memang sih, bagi sebagian blogger mungkin traffic tidaklah penting. Ya karena tujuan mereka ngeblog hanya mengungkapkan isi hati maupun ide saja. Tapi bagi yang blognya digunakan untuk kepentingan entrepreneur, ya seperti saya ini, maka traffic menjadi salah satu hal yang krusial. Mbuehehehe.
Singkat cerita, akhirnya blog ini terbebas juga dari dekapan mbah sandbox. Yeahhh........
Baiklah, bagi sobat blogger yang blognya masih masuk dalam dekapan sandbox, berikut cara yang saya gunakan untuk terbebas dari dekapan sandbox.
Pertama, cari postingan kamu yang merupakan hasil copas. Hapus segera, ndak usah nunggu ayam jantan berbunyi ;)
Kedua, Tetaplah posting. Usahakan minimal sehari satu postingan. Jika ada satu hari yang terlewat, maka buatlah dua postingan. Jika tiga hari, buatlah tiga postingan. Dan seterusnya. Kuncinya, satu hari minimal satu postingan. Yang sabar yoooo? :)
Ketiga, share postingan kamu via media sosial seperti facebook dan twitter.
Keempat, lakukan lakukan dan lakukan terus. Ingat, disini diperlukan kesabaran. Saya saja hampir dua bulan setelah melakukan hal-hal diatas baru dapat keluar dari dekapan google sandbox.
Demikian tips dari saya untuk bisa keluar dari google sandbox. Semoga bermanfaat.
Keep blogging!
:)
Wednesday, April 22, 2015
WANITA MALAM DAN LELAKI-LELAKI HILANG YANG TERJUNGKAL DALAM PERADUAN
Guratan malam masih berjajar di trotoar cinta
Satu persatu, wanita-wanita penjaja kenikmatan mulai terlelap dalam rencana selanjutnya
Tak ada keangkuhan,
tak ada kesombongan
Mereka hanya berharap
agar pagi tak memberi sedikit mimpi
agar pagi tak sekadar pagi
Begitulah mereka,
senantiasa mengharap pagi
Setelah malam-malam keangkuhan
mereka harus tersenyum pada lelaki-lelaki riang
Lelaki-lelaki hilang yang terjungkal dalam peraduan
Mungkin menjemukan
Tapi apalah arti menjemukan bila dibanding dengan rencana siang
bukankah setiap insan perlu santapan
Ah, dimanakah kau iman?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting
Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...

-
Cinta bukanlah dagangan yang dijajakan di pinggir-pinggir trotoar jalan. Tapi bukan berarti ia tak ada di trotoar-trotoar itu. Ia senantiasa...
-
Sebelumnya penulis telah membahas seberapa penting alexa rank untuk sebuah blog atau website. Dan sekarang kita akan membahas bagaimana cara...
-
Bagi anda yang sedang mengembangkan bisnis dalam skala mikro kecil dan menengah di bidang retail, pengadaan barang ataupun penjualan barang ...