Thursday, February 21, 2013

Catatan Lorong Hati ( Teruntuk Anak Indonesia )

Lelaki tua itu masih memegangi lembaran kertas yang ada ditangannya. Sungguh, ia pantas dipanggil "kakek", daripada dipanggil "bapak". Perlahan.... keluarlah butiran - butiran air bening dari matanya.... Tangannya yang keriput masih saja bergetar memegang lembaran kertas itu.... yaaa....  kertas.... yang disitu tercantum  angka yang menunjukkan nama seorang perempuan...

Perempuan yang tak asing baginya, perempuan yang senantiasa menghiburnya dikala ia sedih... Perempuan yang senantiasa memberikan senyuman dikala ia susah....

Masih segar betul dalam ingatanya, ketika musim hujan kemarin... Waktu itu hujan turun dengan derasnya. Badannya yang renta mulai merasakan rasa aneh, rasa yang sudah biasa ia rasakan.... Aneh ?? Yaa karena ia menganggap aneh pada dirinya sendiri... " Kenapa orang setua aku bisa terjatuh sakit, padahal aku harus menanggung isteriku, anak-anakku... Bukankah Tuhan tahu itu ??? Tuhan benar-benar aneh.. Kenapa ia memberikanku sakit ???"

Terkadang ia merasa Tuhan tidak adi, namun ia bukanlah lelaki seperti itu... Ia adalah lelaki yang tahu betul tentang hakikat kehambaan... Sedangkan keluhannya, adalah bukti bahwa ia adalah manusia sebenarnya....

Angin berdesir sangat kuat... Tubuhnya mulai menggigil... Namun ia berusaha menutupi itu ditengah kesunyian jiwanya.... Sang isteri yang sedari tadi berdiri didepan pintu mulai beranjak dari tempatnya. " Ndhuk...ndhuk... semoga Gusti Pengeran menjagamu dari hujan angin yang besar ini.".

Belum lama sang isteri menutup pintu, terdengar suara ketukan pintu disertai salam yang cukup parau....

"Akhirnya kau pulang juga ndhuk..... "


Sembari batuk, si anak mencium tangan ibunya yang keriput itu... ia pun beranjak menemui sang ayah yang sedari tadi melihatnya dengan penuh kerinduan.....

Dengan manja dan keceriaan, si anak memeluk ayahnya..... " Bapak, Gusti Allah selalu menyayangi kita... jangan pernah takut kehilangan apapun dan siapapun." Lantas dengan penuh kasih sayang, sang bapak mencium kening anaknya.... Badannya yang menggigil perlahan sirna diterjang aroma kebahagiaan tatkala mendengar puterinya bercerita tentang cita-citanya..................

 "Pak, gemana... Yanti diterima kan di sekolah ini ???" Teriakan yang tiba - tiba  itu membangunkan kesadaran si lelaki tua.

Diberikannya lembaran kertas yang sedari tadi dipegangnya, lembaran kertas yang mulai basah terkena siraman air matanya... Lembaran kertas yang membuatnya bahagia sekaligus berduka.... Bagaimana ia tidak bahagia ??? puterinya diterima... dan yang membuatnya berduka adalah lembaran berikutnya.... Lembaran yang berisi sederetan biaya....

 "Pak..... Bapak jangan berduka ya ??? Yanti akan bekerja... Bukankah Allah mencintai hamba-Nya yang bekerja ???".

Tangispun pecah.... Menyambar siapa saja yang berada disekitarnya....

Perlahan, mentari yang sedari tadi tersenyum, mulai meredupkan sunggingnya.... Namun bibir senja memapah kedua manusia itu pulang kerumah.... mencoba meraih hari yang kian terbebani....

Tuesday, February 19, 2013

wONG gEMBLUNG ( CRAZY PEOPLE )

Lelaki itu bernama Kasuko... Tubuhnya tegap, kekar... Tidak lebih tinggi dari orang yang berperawakan tinggi, tidak lebih pendek dari orang yang berperawakan pendek... Kulitnya sawo matang, tapi jika dilihat sekilas, cenderung menuju ke warna hitam... Rambutnya kusam, sekusam harapannya yang kian padam... Giginya putih kekuning-kuningan... Hidungnya mancung seperti halnya Petruk, tokoh punakawan dalam cerita wayang... Hanya saja, yang ia bawa bukan pethel... Tapi bilah panjang yang mulai mengering... dan seutas tali rafia yang menjungkal dari balik saku celananya....

Suaranya keras menggelegar... Sesekali, ingus keluar dari hidungnya yang masam...
Pekerjaannya adalah menghitung setiap jengkal tanah yang ia lalui....
Bersiul adalah kegemarannya....
Namun yang paling aku sukai dari dia adalah ketika ia bergumam.... Tak jelas tapi aku suka...
Orang-orang memanggil dia si gila....
Tapi aku pikir, dia bukan orang gila.... Masih kuingat jelas ketika dia menghiba pada tetangga sebelah untuk meminta makan siang.... Tapi dilempar sendal jepit...
Dia malah tertawa....
Aku pikir dia beruntung, coba bayangkan.... Dia hanya dilempari sendal jepit gara-gara dia minta makanan.... BUKANKAH SOPAN, KETIKA SESEORANG MENGINGINKAN SESUATU LALU DIA MEMINTA ????
Walaupun dia gemblung alias GILA !!!!


Lihatlah di zaman sekarang !!!
banyak orang yang katanya "waras", malah mengambil sesuatu tanpa permisi .....
( malas mau bilang pungli, korupsi, dsb.... BOSEN )

Aku jadi malu.... Jangan-jangan aku termasuk didalamnya....
walahhh..... walahhhhh.......

TESTIMONI PAGI

Pagi melepuh ...
membunuh sisa - sisa malam yang masih bergantung pada dahan rembulan kusam...
Kicau burung tak terdengar merdu.... Hening....
Sementara awan masih meronta dijejali cerita - cerita perawan yang diculik ganasnya menjangan...

 Ugh, secangkir harap kuhirup erat membujur pekat.... Siapa tahu pagi ini aku berjumpa dengan sederetan malaikat yang memberi salam hangat pada jiwaku yang pekat.....
Eitt.... Seraut wajah menyunggingkan senyum diatas lamunanku yang kaku.... Aku tidak tahu, mengapa ia selalu memburu setiap helaan nafasku....
Takdir, ya takdir menjadikanku bertemu dengannya... Dan takdir pula yang menjatuhkanku pada setiap kisah - kisahnya yang syahdu....
Kali ini ia bercerita tentang kekokohan karang.....
bla....bla......bla......bla..... bla......

 Aku tidak tahu apakah aku sedang mendengarkannya, menyimaknya, atau bahkan tak memperdulikaannya....
Karena sedari tadi aku sedang memandangi foto diri yang kian lama tercuri...


Ahhh... sudahlah.....
Karena cinta ini bukan milik siapa....
Dan kaupun tahu apa jawabannya....



Jatilawang, 07 November 2011.

TAMU SPESIAL

Kedatangan seorang tamu spesial....

Ia masih punya satu garis keturunan denganku.... Usianya 30-an,mendekati 40, kisaran 6 atau 7 an lebih tua di atasku. Sekilas, tak ada yang terlihat "istimewa", bahkan sangat biasa....
Ia punya seorang isteri dan 3 orang anak. Setiap pagi ia bangun sebelum kumandang adzan shubuh menggema di pelosok kampungnya.... Sholat di rumah, lalu ia pergi ke Masjid. Terkadang ia menjadi muadzin dan imam di masjid kampungnya.... Sekembalinya dari masjid, ia membantu isterinya, mencuci peralatan masak.... Dan terkadang, disela kesibukan isterinya yang juga bekerja, tak canggung ia mencuci popok dan pakaian seisi rumah.... hihihihi....
Pagi harinya ia berangkat berangkat kerja... Sholat Dhuha, hampir menjadi menu makanannya setiap hari... Apakah di rumah, ataupun di masjid2/musholla disela perjalanannya..... Pulangnya sore, bahkan lebih sering ia pulang di malam hari....


"Wis wengi kyeh son, aku rep bali." ( Sudah malam nih son, aku mau pulang).
Katanya sewaktu ia bertamu.
"Arep turu yah mas ??? hahahhaa... apa wis detelpon bojone kon bali ???"
( Mau tidur yah mas, apa sudah ditelpon sama isteri supaya pulang ???)
sergahku....

"Arep ngaji koh." ( Mau ngaji ).

Kontan saja aku tertawa.....
Yaaa begitulah, setiap pekan ia mengikuti pengajian....

Eits, lalu bagaimana dengan keluarganya ???
Hohoho... jangan salah, pekerjaannya tidak menuntut ia untuk selalu berangkat. Apalagi sekarang, ia hanya mengecek pekerjaan teman2nya.. Yaaa bisa dibilang atasan gitu... hanya saja wilayah kerjanya sangat luas, Eks Karesidenan Banyumas, Tegal, Pemalang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo....
So, selalu ada waktu senggang buat bercengkrama dengan keluarganya....

Masing - masing orang punya cerita tersendiri tentang hidup dan kehidupannya....
Ini ceritaku tentang saudaraku, sahabatku, dan juga guru ngajiku ( Waktu Ia SMA dan kuliah, bahkan sampai sekarang menurutku).

Hmmmm.... Apa sih yg istimewa dari cerita ini ???
BUkan ceritanya sob, tapi sewaktu ia menikah ... hehehe....
Ia menikah ketika ia dlm keadaan sakit, belum punya pekerjaan, dan uang tabungannya sewaktu ia bekerja telah habis untuk membiayai pengobatan dirinya.
Dan yang lebih "tragis" adalah 3 hari sebelum puteri pertamanya lahir, ayahandanya kecelakaan dan tewas.....
Ia bangkit dari keterpurukan itu....

Bukankah Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya dengan ujian yg tidak bisa ditanggung oleh hamba-Nya ???
Dan keyakinan inilah yg berhasil membangkitkan "keterpurukannya".

Selamat pagi buat kalian semua,
Tetap semangat ....
:)

Monday, February 18, 2013

ENGGANE INYONG

Enggane inyong dadi Pak RT,

Duit kas tek bagi senajan langka jaminane

Kon ora padha ngutang maring rentenire



Enggane inyong dadi Pak Bau,

Warga-warga padha tek latih gawe tahu

Kon ora padha rubungan dopokan sing wagu-wagu



Enggane inyong dadi pak lurah,

Warga desa tek warahi nandur wit mirah

Sekang duit desa sing mambrah-mambrah

kon wargane lega ora patia gerah



Enggane inyong dadi Pak Camat,

Desa-desa rutin tek tiliki

Kon masyarakate katon padha kerumat



Enggane inyong dadi Pak Bupati,

dalan-dalan tek alusi

kon gampang deliwati



Enggane inyong dadi Pak Gubernur,

Kabeh warga tak gawe makmur jibar jibur

senajan inyong teles kejebur-jebur



Enggane inyong dadi Pak Presiden

Rakyat tek dadekna kaya raden

Ora usah maring kuburan, ora usah aweh sajen...







Dacho Darsono

Ndesa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Kab. Banyumas

thn. 2003.

( Dimuat di majalah basa banyumasan ANCAS Nomer 28///Taun3 Juli 2012 ).

Wednesday, January 9, 2013

BUDAYAWAN ATAU SENIMAN

Waahh lama sekali tidak berbagi cinta, eh berbagi pendapat di blogku ini. Lumayan ada waktu senggang buat menulis di blog ini, jadi ya .... sikat mas brooo !!! :)

Budayawan atau seniman ? hmmm... jujur tadinya bingung mau nulis apa, tiba-tiba teringat pada kicauannya mbah Djiwo (Sudjiwo tedjo ) di akun twitternya,@sudjiwotedjo. Dalam kicauannya, mbah Djiwo bilang kalau ada orang yang menstempel dirinya sebagai seniman, bukan budayawan. Akhirnya mbah Djiwo pun bilang kalau budayawan berbeda dengan seniman, tentu saja dengan gaya kicauan ber IQ nya yang lumayan bisa bikin orang bingung.... hehee.

Okelah kalo begitu, saya lanjutkan lagi tulisan saya yang tentu saja sekehendak saya sendiri. Ketika saya SD, kebetulan waktu itu saya mengikuti lomba Mata Pelajaran antar siswa di tingkat kecamatan, dalam babak 3 (tiga) besar ada pertanyaan dari juri seperti ini : " Indonesia dan Malaysia mempunya berbagai macam kerja sama. Salah satunya adalah acara Titian Muhibah yang disiarkan langsung di TVRI. Pertanyaannya, Titian Muhibah adalah kerjasama dalam bidang apa ?" Kontan saja saya langsung mengacungkan jempol, eh jari saya sambil menjawab (tentu saja seteah diizinkan juri), "KESENIAN PAK !" begitu jawabanku.

Apa yang terjadi para pemirsa ??? apakah juri langsung mengiyakan, atau langsung menolak. Jujur saja, dalam hati saya berteriak pasti benar ( soalnya hobiku waktu kecil kan nonton tivi di tetangga sebelah... maklum ga punya tivi.. hehee ). Yang terjadi malah.... JURINYA PADA BERISIK SENDIRI....  Ealaahhh...

Sayup kudengar diskusi diantara juri-juri tersebut. Ada yang bilang salah, itu bukan kesenian pak, tapi budaya... Ada yang bilang benar, benar itu bu, itu adalah kesenian. Ada yang bilang, ahhh sama saja budaya atau seni itu sama... kita benarkan saja (padahal itu adalah pertanyaan penentuan setelah 4 pertanyaan tak ada yang menjawab satupun). Alhasil, setelah kurang lebih hampir 5 menit juri "berbisik-bisik", sang juri pertamapun membenarkan... Yaa benar, itu adalah bidang kesenian atau kebudayaan... Sontan saja Guru pembimbingku yang juga wali kelasku waktu SD teriak kegirangan....  "Kamu juara !!!"....  Singkat cerita akupun juara 1 (satu) dan harus mewakili lomba mapel PMP, IPS dan PSPB di tingkat Kabupaten Banyumas... Gara-gara "Kegalauan seni atau budaya"... hihihi... Dan semenjak itu tertanam di benakku bahwa kebudayaan atau kesenian adalah sama.

Hal itu berlangsung sampai aku mendapatkan pengertian tentang seni dan budaya waktu SMP. Waktu SMP malah aku yang galau (bingung, kok beda ya waktu jaman SD tidak seperti itu). Apa gurunya yang salah ya ??? hihihihi.... Sotoy bangedh....

Terpuaskan ketika aku mendapatkan hadiah buku "Primitive Culture" karya Edward B. Taylor ( Kebetulan sedang ada diskusi budaya). Dalam bukunya tersebut, Edward memberikan pengertian tentang kebudayaan. Bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat. Naaah lo. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka jelaslah, bahwa penyandang gelar "Budayawan" bukanlah gelar sembarang gelar.

Budayawan harus paham seni, religi, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berat kan ???

Naahh ketika kita menggadang-gadang bahkan memproklamirkan diri sebagai bangsa yang berbudaya, maka sepantasnyalah kita harus berupaya untuk mendalami berbagai macam pengetahuan yang termaktub dalam pengetahuan kebudayaan menurut Edward Taylor tadi. Berarti kita harus memiliki seni, religi, hukum, adat isitidat yang jelas, serta kemampuan pengetahuan lainnya yang tentu saja hidup di masyarakat ini. Sudahkah ???

Nahh lalu apa itu seni ? dan siapa itu seniman ?

Lain kali kita bahas bersama-sama yah...  heheee....

Bagi yang mau berkomentar, silahkan, gratis dan tidak berbayar....

Semangat Indonesia !!!





Tuesday, November 29, 2011

Dream of My Heart

Duhai dewiku yang lembut....
Dengarlah sapaan hatiku....
Masuklah engkau ke tungku asmaraku....
kan kubakar engkau dengan senyum cintaku......

... ahhh.....
Matamu yang sayu, bibirmu yang lembut
mengguncang rinduku....

Hoooaaammmhhh…….
Aku terbangun dari mimpiku....



Banyumas, 22 Agustus 2011

Dacho Darsono

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...