Berikut tips dan trik mengerjakan soal-soal Ujian Nasional yang diambil dari berbagai sumber dengan penjelasan yang tak jelas dan masih bisa diperdebatkan di dunia persilatan maupun persuratan. Ingat, tips dan trik berikut ini bukan merupakan jaminan bahwa kalian semuanya akan tambah kurus apalagi tambah cakep. No no no no !
Jadi saran saya, sebelum mengaplikasikan ini, kalian mandi dulu sebanyak 7 kali tanpa air. Cukup sabun, dijamin aneh !
Oh ya, ini adalah tips dan trik Ujian Nasional yang masih perlu disempurnakan dan disempurnakan terus, ya kaya kurikulum negara mana gitchuuu ??? wkwkkwkwk.
Oke, tanpa melalui tol ataupun rel odong-odong, mari kita simak tips dan trik mengerjakan Ujian Nasional berikut ini.
Waspadalah ! waspadalah !
1. Mandi dulu
Jangan sampai kamu tidak mandi sebelum mengerjakan soal UN. Kenapa ? soalnya, kalau kamu tidak mandi, maka lalat-lalat akan menyerang tubuhmu. Ia akan menggigitmu, mencubitmu, ngelitikin kamu, sampai upz, maaf, mbe olin kamu.
Selain itu, teman di sampingmu akan merasa mual, muntah, sesak nafas, panu, kadas, kurap, korengen. Alhasil, konsentrasi kamu dalam mengerjakan soal ujian nasional akan terganggu. Repot kan ?
2. Sikat gigi kamu pakai sikat gigi
Coba bayangin jika kamu nyikat gigi nggunain sikat WC, bakalan berabeh muka kamu. Lalu apa hubungannya dengan kesuksesan mengerjakan soal UN ? Nah, begini ceritanya. Kalau kamu nyikat gigi kamu makai sikat WC, maka kebayang kan bagaimana jadinya wajah kamu, terutama bibir kamu ? jontorrr kale. Kalau sudah jontor, maka kamu ga akan pede buat berangkat sekolah.
Apalagi kalau ketemu cewek kamu, wah bakalan rempong. Kamu dikira habis selingkuh sama musang. Nah itu, bibirmu yang jontor, dikira habis dicium ma musang. Hahahahaa. Ga nyambung banget.
Intinya begini :
Kerjakan saja soal-soalnya. Lulus atau tidak lulus ga usah dipersoalkan. Karena pada dasarnya, masing-masing anak adalah bintang, ya bintang. Bintang pada bidangnya masing-masing. Bukankah seharusnya pendidikan itu menjadikan setiap bintang menjadi bintang ? Bukan untuk memadamkannya.
Selamat berjuang adik-adikku !
:)
Saturday, May 3, 2014
Thursday, March 20, 2014
JANGAN PERNAH SAKIT !
Setelah sekian lama tidak bisa nangkring di angkringan, akhirnya bisa juga saya menikmati gurihnya nasi kucing dan jahe susu di salah satu angkringan paporit (maksude favorit ) saya. Ya maklumlah, sehabis operasi usus buntu, ada beberapa makanan yang musti saya hindari. And now, setelah mendapat restu dari bapak dukun bayi ( he he he ), akhirnya saya mulai melahap beberapa makanan paporit saya, termasuk nasi kucing. Apa itu nasi kucing ? Ya nasi untuk kucing lah yaw ( Kucing Garong).
Bagi saya, nikmatnya nasi kucing itu terletak pada sambelnya yang rasanya sangat aseloleh. Wk wk wk. Selain itu, aroma geseknya begitu kentara menusuk lubang anus, eh maaf, hidung maksud saya. Ditambah sedapnya jahe susu hangat. Rasanya sangat jos gandhos menikmati makanan dan minuman tersebut di waktu malam. Belum lagi pemandangan kota lama Banyumas yang begitu antik. Lebayyyyyyyyyyy.
Lagi lahap-lahapnya menikmati nasi kucing, eit tiba-tiba terdengar dentuman suara motor yang dahsyat. Reflek, mata ini menoleh ke belakang. Upz, lelaki muda pengendara motor tersebut langsung menyapa saya, "Malem Bro. Kirain Motor CB, ternyata RS. Motor antik nih bro." Begitu celetuk dia sambil tersenyum.
Saya pun langsung menyahut, "Iya bro, ini RS. Cuman bodynya aja yang CB. He he he."
Akhirnya kami ngobrol ngalor ngidul kaya caleg yang lagi orasi. Pemuda ini berasal dari Surabaya, isterinya guru, orang Cilacap isterinya. Pekerjaannya touring ( ha ha ha). No no no, dia bikers dari club CB. Dan pekerjaannya masih berhubungan dengan sepeda motor, yupz, dia menjual spare part sepeda motor.
Ceritanya, sudah hampir seminggu dia nungguin adiknya yang kecelakaan. Tangan dan kaki adiknya patah. Dan sampai malam tadi, adiknya masih transfusi darah. Selain tangan dan kakinya yang patah, adiknya juga mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Karena kondisinya yang belum stabil, bagian-bagian tubuhnya yang patah belum dioperasi juga.
"Padahal sudah habis 45 juta bro." Katanya sembari melahapi nasi kucing.
" Empat puluh lima juta ? Belum dioperasi ?" Tanyaku heran.
"Iya bro, belum dioperasi. Nanti kalau dioperasi, biayanya tambah lagi." Timpalnya sembari mencari-cari sesuatu disakunya.
"Tapi bagaimanapun juga, seberapapun biayanya, tetap akan kami usahakan juga demi kesembuhan adik saya itu. Nyawa bro !"
Terharu juga saya mendengar kalimat yang diucapkan dengan sangat tegas oleh pemuda ini. Dia pun menceritakan tentang pekerjaan adiknya. Saya tahu persis bagaimana rasanya mengalami cobaan seperti itu. Ketika saya operasi dulu, sayapun membayar biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya biaya operasinya, tapi juga biaya lain yang menyertainya, termasuk obat. Memang saya mempunyai asuransi untuk kesehatan. Tapi ada beberapa obat yang berada diluar jaminan/asuransi. Mungkin bagi Bill Gate ataupun milyarder lainnya, 500 ribu itu tidak mahal. Tapi bagi saya, 500 ribu diluar asuransi itu adalah mahal. Padahal, sehari bisa 2 kali.
Dan yang lebih antik lagi, dari total belasan juta rupiah biaya operasi, perusahaan asuransi membantu tidak lebih dari separuhnya. Alhamdulillah. Saya jadi ingat tetangga saya yang sakit parah. Dia tidak mempunyai jaminan kesehatan yang cukup. Akhirnya, dia diobati melalui pengobatan alternatif karena kendala biaya. Dan akhirnya, karena takdir juga sih, ia pun meninggal.
Ada pelajaran yang saya ambil dari kisah yang saya sampaikan di atas, yaitu : JANGAN PERNAH SAKIT, KARENA SAKIT ITU MAHAL HARGANYA BRO !
Wkwkwkwkwkwkwkwkwk.....
Bagi saya, nikmatnya nasi kucing itu terletak pada sambelnya yang rasanya sangat aseloleh. Wk wk wk. Selain itu, aroma geseknya begitu kentara menusuk lubang anus, eh maaf, hidung maksud saya. Ditambah sedapnya jahe susu hangat. Rasanya sangat jos gandhos menikmati makanan dan minuman tersebut di waktu malam. Belum lagi pemandangan kota lama Banyumas yang begitu antik. Lebayyyyyyyyyyy.
Lagi lahap-lahapnya menikmati nasi kucing, eit tiba-tiba terdengar dentuman suara motor yang dahsyat. Reflek, mata ini menoleh ke belakang. Upz, lelaki muda pengendara motor tersebut langsung menyapa saya, "Malem Bro. Kirain Motor CB, ternyata RS. Motor antik nih bro." Begitu celetuk dia sambil tersenyum.
Saya pun langsung menyahut, "Iya bro, ini RS. Cuman bodynya aja yang CB. He he he."
Akhirnya kami ngobrol ngalor ngidul kaya caleg yang lagi orasi. Pemuda ini berasal dari Surabaya, isterinya guru, orang Cilacap isterinya. Pekerjaannya touring ( ha ha ha). No no no, dia bikers dari club CB. Dan pekerjaannya masih berhubungan dengan sepeda motor, yupz, dia menjual spare part sepeda motor.
Ceritanya, sudah hampir seminggu dia nungguin adiknya yang kecelakaan. Tangan dan kaki adiknya patah. Dan sampai malam tadi, adiknya masih transfusi darah. Selain tangan dan kakinya yang patah, adiknya juga mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Karena kondisinya yang belum stabil, bagian-bagian tubuhnya yang patah belum dioperasi juga.
"Padahal sudah habis 45 juta bro." Katanya sembari melahapi nasi kucing.
" Empat puluh lima juta ? Belum dioperasi ?" Tanyaku heran.
"Iya bro, belum dioperasi. Nanti kalau dioperasi, biayanya tambah lagi." Timpalnya sembari mencari-cari sesuatu disakunya.
"Tapi bagaimanapun juga, seberapapun biayanya, tetap akan kami usahakan juga demi kesembuhan adik saya itu. Nyawa bro !"
Terharu juga saya mendengar kalimat yang diucapkan dengan sangat tegas oleh pemuda ini. Dia pun menceritakan tentang pekerjaan adiknya. Saya tahu persis bagaimana rasanya mengalami cobaan seperti itu. Ketika saya operasi dulu, sayapun membayar biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya biaya operasinya, tapi juga biaya lain yang menyertainya, termasuk obat. Memang saya mempunyai asuransi untuk kesehatan. Tapi ada beberapa obat yang berada diluar jaminan/asuransi. Mungkin bagi Bill Gate ataupun milyarder lainnya, 500 ribu itu tidak mahal. Tapi bagi saya, 500 ribu diluar asuransi itu adalah mahal. Padahal, sehari bisa 2 kali.
Dan yang lebih antik lagi, dari total belasan juta rupiah biaya operasi, perusahaan asuransi membantu tidak lebih dari separuhnya. Alhamdulillah. Saya jadi ingat tetangga saya yang sakit parah. Dia tidak mempunyai jaminan kesehatan yang cukup. Akhirnya, dia diobati melalui pengobatan alternatif karena kendala biaya. Dan akhirnya, karena takdir juga sih, ia pun meninggal.
Ada pelajaran yang saya ambil dari kisah yang saya sampaikan di atas, yaitu : JANGAN PERNAH SAKIT, KARENA SAKIT ITU MAHAL HARGANYA BRO !
Wkwkwkwkwkwkwkwkwk.....
Wednesday, March 12, 2014
GUNUNG SLAMET
Ada teman kerja yang percaya dengan ramalan bahwasanya Gunung Slamet akan meletus pada tahun ini, Kiamat ! Begitu katanya (geleng2 bathuk).
==========================
Jika Tuhan berkehendak meletus, tentu saja meletus. Tapi percaya begitu saja dengan RAMALAN adalah sesuatu yang pantas dipertanyakan.
Saya, yang notabene orang Banyumas asli, sekuat mungkin untuk tidak mengatakan kalau gunung Slamet akan meletus. Bukan tanpa sebab, bukankah sebagai muslim kita telah diberitahu oleh Tuhan, bahwasanya Tuhan pernah bersabda : Aku seperti persangkaan hamba-Ku.
Jika saya berprasangka bahwa Gunung Slamet akan meletus, saya justru takut, Tuhan akan benar2 membuat meletus itu gunung.
Yang kedua dari segi penamaan. Leluhur kita menamai gunung tersebut dengan Gunung Slamet (Selamat). Sebagai orang Jawa, khususnya Banyumas yang penuh dengan ajaran spiritualitas dan filosofis, nama SLAMET yang disematkan pada gunung itu tentulah punya maksud tertentu. Jika kita belajar tentang filosofi Jawa, setiap kata mempunyai makna. Dan kata dalam budaya Jawa bukanlah sekedar kata. Ada aspek lain didalamnya, termasuk salah satunya adalah do'a.
Leluhur kita memberi nama Slamet, menurut saya adalah sebuah do'a supaya Tuhan senantiasa memberikan keselamatan dan kedamaian pada seluruh makhluk yang berada di gunung dan di sekitar gunung tersebut.
Bukankah selama ini daerah2 yg berada disekitar Gunung Slamet adalah daerah2 yang tergolong tentram ?
Dan sebagaimana saya tulis di awal kata, jika Tuhan berkehendak, maka kehendak-Nya adalah yg terbaik untuk kita, dan tak ada yang akan bisa melawan kehendak-Nya.
Marilah kita bersama-dama berdo'a : Semoga Allah SWT memberikan kedamaian dan keselamatan kepada kita semua.
Amiin.
==========================
Jika Tuhan berkehendak meletus, tentu saja meletus. Tapi percaya begitu saja dengan RAMALAN adalah sesuatu yang pantas dipertanyakan.
Saya, yang notabene orang Banyumas asli, sekuat mungkin untuk tidak mengatakan kalau gunung Slamet akan meletus. Bukan tanpa sebab, bukankah sebagai muslim kita telah diberitahu oleh Tuhan, bahwasanya Tuhan pernah bersabda : Aku seperti persangkaan hamba-Ku.
Jika saya berprasangka bahwa Gunung Slamet akan meletus, saya justru takut, Tuhan akan benar2 membuat meletus itu gunung.
Yang kedua dari segi penamaan. Leluhur kita menamai gunung tersebut dengan Gunung Slamet (Selamat). Sebagai orang Jawa, khususnya Banyumas yang penuh dengan ajaran spiritualitas dan filosofis, nama SLAMET yang disematkan pada gunung itu tentulah punya maksud tertentu. Jika kita belajar tentang filosofi Jawa, setiap kata mempunyai makna. Dan kata dalam budaya Jawa bukanlah sekedar kata. Ada aspek lain didalamnya, termasuk salah satunya adalah do'a.
Leluhur kita memberi nama Slamet, menurut saya adalah sebuah do'a supaya Tuhan senantiasa memberikan keselamatan dan kedamaian pada seluruh makhluk yang berada di gunung dan di sekitar gunung tersebut.
Bukankah selama ini daerah2 yg berada disekitar Gunung Slamet adalah daerah2 yang tergolong tentram ?
Dan sebagaimana saya tulis di awal kata, jika Tuhan berkehendak, maka kehendak-Nya adalah yg terbaik untuk kita, dan tak ada yang akan bisa melawan kehendak-Nya.
Marilah kita bersama-dama berdo'a : Semoga Allah SWT memberikan kedamaian dan keselamatan kepada kita semua.
Amiin.
Tuesday, March 4, 2014
PEMECUT ATAU PENGECUT ?
Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman istimewa kududuk di muka
Kududuk samping Pak Kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak
Suara sepatu kuda
==========================================
Hayo siapa yang ingat lagu di atas ? Saya yakin dengan seyakin-yakinnya pastilah kita yang pernah makan bangku Taman Kanak Kanak mengenal lagu itu (jengkol kalee dimakan). Sedikit bernostalgia, ndak apa-apa kan ? Bukankah nostalgia lebih bagus daripada lo yang gila ? Brrrrr...
Jika Anda menyanyikan lagu itu, apa yang terbayang dalam pikiran Anda ? Liburankah ? Delmannyakah ? Kusirnyakah ? atau jangan-jangan kotoran kudanya ? Waduh, bau dong !
Yee namanya juga nebak, boleh benar kan ?
Berdasarkan primbon yang saya curi dari Master Deddy Cor coran (emangnya sumur, dicor segala) saya bisa menebak, pasti apa yang saya sebutkan di atas adalah benar-benar apa yang ada dalam pikiran Anda. Tepuk tangan saudara-saudara !
Lah wong lagunya kan menceritakan itu semua (liburan, delman, kusir, dan tentunya kotoran kuda, eh kudanya maksud saya). Iya kan ? Baiklah, mari kita bahas kotoran kudanya. Gubrak !
Jujur, tulisan ini terinspirasi dari orang-orang yang katanya pemimpin tapi dalam praktiknya malah seperti pemimpi. Nah lho. Lalu apa hubungannya dengan lagu di atas tadi ? Baiklah, akan saya paksa agar bisa saling berhubungan. He he he. Ketika saya menyanyikan lagu di atas, hal yang saya ingat adalah kuda dan kusirnya. Coba perhatikan, sang sais atawa kusir didalam mengendalikan laju kudanya ia membawa alat yang super canggih. He he. Apakah itu ? Pecut ! Ya pecut alias cemeti.
Ketika kudanya dianggap santai, letoy atau bahkan salah arah ketika berjalan, maka si kusir dengan semangat tujuh limanya, eh empat limanya akan memukulkan pecutnya pada sang kuda agar jalannya sesuai dengan yang diinstrusikan. Saya ndak tahu apakah kudanya sakit atau tidak (soalnya saya bukan kuda, melainkan coverboy). So, saya pun ndak berani bilang kalau si kusir tadi tak berperikekudaan. Tapi ya namanya juga makhluk hidup. Saya pikir si kuda juga merasakan sesuatu yang bernama sakit. Lantas, apakah si kusir diartikan sebagai seseorang yang kejam ? Tidak kan ?
Ketika sang kuda sudah salah arah, maka kewajiban si kusirlah agar sang kuda kembali berada pada jalur yang benar, jalur horseway tentunya. Jika salah arah, bisa-bisa si kusir ditimpukin sendal jepit sama penumpangnya. Masih untung ditimpukin sendal jepit, coba kalau ada penumpang yang nimpukin makai baju. Pasti pingsan. Lho kok pingsan ? Ya karena di dalam baju itu ada durian montongnya, lima lagi. Nyaho kan ?
Seperti halnya pemimpin, ketika yang dipimpin ada yang berbelok arah atau melenceng, tidak berada pada rel of the rule (istilah ngawur namun benar) maka kewajban pemimpinlah untuk memecut bawahan (rok kaleee) yang dianggap sudah melenceng dari tujuan instansi ataupun organisasi yang ia pimpin. Beresiko ? Pasti beresiko.
Kenapa beresiko ? karena yang dipecut bukanlah kuda, melainkan manusia. Jika kuda, kemungkinan besar ia akan menurut, tapi manusia, belum tentu kan ? Inilah mengapa ada beberapa buku tentang seni dalam memimpin. Lalu mengapa saya menyamakan kuda dengan bawahan dan kusir adalah pemimpin ? Mari kita diskusikan lebih lanjut. Dalam hal ini, saya tidak akan menyamakan hal tersebut di atas dengan cara kasat mata, tapi dengan cara kasat hati, eh kebeningan hati. Pusing kan ?
Tidaklah mungkin menyamakan manusia dengan hewan, saya sekedar bertamsil bahwasanya pemimpin ya laiknya sang kusir yang mengendalikan kuda. Jangan sampai sebaliknya. Pemimpin yang dikendalikan oleh para bawahannya. Sekarang banyak lho para pemimpin yang di dalam ia memimpin justeru disetir oleh para bawahannya. Parahnya, ada pemimpin yang takut dengan bawahnnya sendiri dan akibatnya ia menjadi pemimpin yang inkonsistensi dengan putusan-putusannya sendiri serta tega mengorbankan orang lain agar ia tampak “tidak salah” dihadapan bawahannya yang lain. Apakah ini terjadi di tempat Anda bekerja ? Atau mungkin dalam penyelenggaraan pemerintahan di negeri antah barantah ini ? Hmmm...
Sepantasnyalah pemimpin harus menjadi pemecut bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukan malah menjadi pengecut yang bersembunyi dibalik rok kepemimpinannya dengan berbagai alasan. Tampak gagah di mata bawahan, padahal ia hanya menjadi pengecut dibalik kegagahannya itu. Sungguh memalukan.
Dan yang perlu kita renungkan, bahwasanya pemimpin tidaklah selalu bos di tempat Anda bekerja. Bahwa pemimpin tidaklah selalu jendral yang penuh tanda bintang di bajunya. Tetapi pemimpin bisa berwujud sesuatu yang bernama ruh. Jika ruh Anda sudah mampu memimpin jasad dengan keberanian, maka kebahagiaan sejati akan mengiringi Anda. Namun jika ruh Anda menjadi pemimpin yang pengecut, kalah dengan jasad Anda, maka bersiaplah menuju kegetiran hidup yang tiada tara. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amiin.
Naik delman istimewa kududuk di muka
Kududuk samping Pak Kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak
Suara sepatu kuda
==========================================
Hayo siapa yang ingat lagu di atas ? Saya yakin dengan seyakin-yakinnya pastilah kita yang pernah makan bangku Taman Kanak Kanak mengenal lagu itu (jengkol kalee dimakan). Sedikit bernostalgia, ndak apa-apa kan ? Bukankah nostalgia lebih bagus daripada lo yang gila ? Brrrrr...
Jika Anda menyanyikan lagu itu, apa yang terbayang dalam pikiran Anda ? Liburankah ? Delmannyakah ? Kusirnyakah ? atau jangan-jangan kotoran kudanya ? Waduh, bau dong !
Yee namanya juga nebak, boleh benar kan ?
Berdasarkan primbon yang saya curi dari Master Deddy Cor coran (emangnya sumur, dicor segala) saya bisa menebak, pasti apa yang saya sebutkan di atas adalah benar-benar apa yang ada dalam pikiran Anda. Tepuk tangan saudara-saudara !
Lah wong lagunya kan menceritakan itu semua (liburan, delman, kusir, dan tentunya kotoran kuda, eh kudanya maksud saya). Iya kan ? Baiklah, mari kita bahas kotoran kudanya. Gubrak !
Jujur, tulisan ini terinspirasi dari orang-orang yang katanya pemimpin tapi dalam praktiknya malah seperti pemimpi. Nah lho. Lalu apa hubungannya dengan lagu di atas tadi ? Baiklah, akan saya paksa agar bisa saling berhubungan. He he he. Ketika saya menyanyikan lagu di atas, hal yang saya ingat adalah kuda dan kusirnya. Coba perhatikan, sang sais atawa kusir didalam mengendalikan laju kudanya ia membawa alat yang super canggih. He he. Apakah itu ? Pecut ! Ya pecut alias cemeti.
Ketika kudanya dianggap santai, letoy atau bahkan salah arah ketika berjalan, maka si kusir dengan semangat tujuh limanya, eh empat limanya akan memukulkan pecutnya pada sang kuda agar jalannya sesuai dengan yang diinstrusikan. Saya ndak tahu apakah kudanya sakit atau tidak (soalnya saya bukan kuda, melainkan coverboy). So, saya pun ndak berani bilang kalau si kusir tadi tak berperikekudaan. Tapi ya namanya juga makhluk hidup. Saya pikir si kuda juga merasakan sesuatu yang bernama sakit. Lantas, apakah si kusir diartikan sebagai seseorang yang kejam ? Tidak kan ?
Ketika sang kuda sudah salah arah, maka kewajiban si kusirlah agar sang kuda kembali berada pada jalur yang benar, jalur horseway tentunya. Jika salah arah, bisa-bisa si kusir ditimpukin sendal jepit sama penumpangnya. Masih untung ditimpukin sendal jepit, coba kalau ada penumpang yang nimpukin makai baju. Pasti pingsan. Lho kok pingsan ? Ya karena di dalam baju itu ada durian montongnya, lima lagi. Nyaho kan ?
Seperti halnya pemimpin, ketika yang dipimpin ada yang berbelok arah atau melenceng, tidak berada pada rel of the rule (istilah ngawur namun benar) maka kewajban pemimpinlah untuk memecut bawahan (rok kaleee) yang dianggap sudah melenceng dari tujuan instansi ataupun organisasi yang ia pimpin. Beresiko ? Pasti beresiko.
Kenapa beresiko ? karena yang dipecut bukanlah kuda, melainkan manusia. Jika kuda, kemungkinan besar ia akan menurut, tapi manusia, belum tentu kan ? Inilah mengapa ada beberapa buku tentang seni dalam memimpin. Lalu mengapa saya menyamakan kuda dengan bawahan dan kusir adalah pemimpin ? Mari kita diskusikan lebih lanjut. Dalam hal ini, saya tidak akan menyamakan hal tersebut di atas dengan cara kasat mata, tapi dengan cara kasat hati, eh kebeningan hati. Pusing kan ?
Tidaklah mungkin menyamakan manusia dengan hewan, saya sekedar bertamsil bahwasanya pemimpin ya laiknya sang kusir yang mengendalikan kuda. Jangan sampai sebaliknya. Pemimpin yang dikendalikan oleh para bawahannya. Sekarang banyak lho para pemimpin yang di dalam ia memimpin justeru disetir oleh para bawahannya. Parahnya, ada pemimpin yang takut dengan bawahnnya sendiri dan akibatnya ia menjadi pemimpin yang inkonsistensi dengan putusan-putusannya sendiri serta tega mengorbankan orang lain agar ia tampak “tidak salah” dihadapan bawahannya yang lain. Apakah ini terjadi di tempat Anda bekerja ? Atau mungkin dalam penyelenggaraan pemerintahan di negeri antah barantah ini ? Hmmm...
Sepantasnyalah pemimpin harus menjadi pemecut bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukan malah menjadi pengecut yang bersembunyi dibalik rok kepemimpinannya dengan berbagai alasan. Tampak gagah di mata bawahan, padahal ia hanya menjadi pengecut dibalik kegagahannya itu. Sungguh memalukan.
Dan yang perlu kita renungkan, bahwasanya pemimpin tidaklah selalu bos di tempat Anda bekerja. Bahwa pemimpin tidaklah selalu jendral yang penuh tanda bintang di bajunya. Tetapi pemimpin bisa berwujud sesuatu yang bernama ruh. Jika ruh Anda sudah mampu memimpin jasad dengan keberanian, maka kebahagiaan sejati akan mengiringi Anda. Namun jika ruh Anda menjadi pemimpin yang pengecut, kalah dengan jasad Anda, maka bersiaplah menuju kegetiran hidup yang tiada tara. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amiin.
Saturday, February 15, 2014
SUDAHKAH KITA BERTUHAN ?
Pagi itu, seperti biasa sebelum berangkat kerja, saya memanjakan si Jengki ( Yamaha RS 100 tercinta :) ) dengan sentuhan-sentuhan ( ehemmm) lap kecil biar makin kinclong. Ya maklumlah, sebagai orang gantheng maka saya diharuskan menjaga kondisi tunggangan saya agar enak dipandang mata. Kata orang londo sana, eye cathing, yang artinya "nangkep mata." :P
Sentuhan demi sentuhan berjalan dengan lancar. Eits lagi asyik-asyiknya ngusap si Jengki, tetangga sebelah rumah datang menghampiri saya. Pak Sapun nama orang itu. Orang-orang di kampung ini biasa memanggilnya dengan nama Kang Sapun. Saya taksir (cewek kaleee ) usia kang Sapun dikisaran 60 an. Orangnya ramah, gemrapyak, dan apa adanya. Rumahnya tepat di sebelah utara rumahku, sama-sama menghadap ke arah matahari terbenam :). Saya biasa memanggil Ramane kepada Kang Sapun. Ya maklumlah, usia kami kan lumayan jauh berbeda. Saya kan masih swit sewen tin. Wkwkwkwk.
"Wis meling mas!" (sudah bersih mengkilap mas,red). Begitu kang Sapun mengawali percakapan kami di pagi yang cerah itu. " Ya jelaslah Ramane." (Ya jelas lah pak,red). Sahut saya sembari mengelus-elus si Jengki dengan lap yang mulai mengotor. "Tidak kesawah ?" Gantian saya yang bertanya. " Ora mas." (tidak mas,red). "Kenapa ?" Tanya saya heran. Biasanya jam segini kang Sapun sudah pergi ke sawah ataupun ke ladang. "Sedih mas kalau ke sawah". Wah, jadi tambah heran deh saya. Sambil melongo kaya kodok ijo, saya lantas bertanya lagi bak wartawan yang belum dapat berita karena sudah dead line alias mati garis :P
" Padi di sawah sedang kena hama mas. Hama wereng. Entah panen atau tidak. Karena itulah, saya jadi sedih kalau ke sawah."
"Oooohhhh." Melongo lagi deh saya, untung ndak ada laler (lalat,red).
"Wah, bisa ndak panen dong ramane?" Dag dig dug juga melempar pertanyaan seperti itu.
" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas."
=====================================
Sulit rasanya membayangkan bagaimana kehidupan para petani di kampung ini. Saya pikir bukan hanya di kampung ini saja. Bayangkan saja, mulai dari membeli bibit padi, merawat, dan memanennya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Parahnya lagi, jika musim memupuk tiba, itu pupuk pada jalan-jalan entah kemana. Konon bisa ngilang kaya Mak Lampir. Wuzzzzttt. Sangat menyedihkan dan menggelakan sekali. Kakek saya pernah nyari sampai ke Cilacap. Dan itupun belum tentu dapat. Sudah jauh-jauh dari Banyumas, eh di Cilacap juga lagi ndak ada pupuk. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga, tangganya dari besi, trus tanahnya ada kotoran ayam (TA satu) alias TA1. Wkwkwkwk. Belepot kan ? Itu belum cukup untuk menggambarkan betapa SUSAHNYA jadi petani. Ketika padi sudah mulai ditanam dan mulai mrocot (Kalian tanya sendiri dech pada KARTIKA pesbukers, mrocot itu artinya apa. wkwkwkk) para petani harus berhadapan lagi dengan beragam penyakit tanaman dan hewan yang menyerang padi atawa hama. Bulan ini, di kampung isteri saya, ya tempat tinggal saya juga saat ini, hama wereng sudah mulai menyerang areal persawahan. Tak tanggung-tanggung, hampir semua areal persawahan yang luasnya berhektar-hektar menjadi sasaran wereng.
Hama ini bukan kali pertamanya menyerang kampung ini. Sudah sering, dan hasilnyapun luar biasa. Bayangkan saja, ada areal seluas satu bau hanya menghasilkan padi 6 kandhi. Hebat tuh wereng !!!
BTW alias bai de we, saya tidak akan membahas pertanian ataupun perwerengan terlalu dalam. Karena saya bukan ahlinya, lagi pula terlalu mencakitkan, kata anak-anak alay :P.
Kembali ke cerita kang Sapun dan saya, jujur ketika kang Sapun bilang , " Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas." ada hal menarik yang bisa saya pelajari. Mari kita bicarakan lebih dalam. Hehehehe. Kalimat, Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas, merupakan kalimat "syukur". Nah lo. Oke, begini maksud saya, andaikata padi di ladang kang Sapun juga terkena hama, bagaimana kira-kira reaksi kang Sapun ? Pasti Anda bisa menebaknya kan ? ;)
Sayapun kembali merenung, bagaimana ya nasib para petani yang hanya memiliki sawah ? Yang pasti, mereka tidak akan mengucapkan kalimat kang Sapun tadi (" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas.") karena mereka tidak memiliki ladang. Kang Sapun terlihat masih tenang karena ia memiliki ladang dengan padi yang bagus. Dengan kata lain, ada harapan lain yang notabene sedang dinantikan oleh kang Sapun yaitu padi ladang alias pari gaga.
Lalu sekali lagi, bagaimana ya dengan nasib petani lain yang tidak memiliki ladang/gaga ? Hmmm... Mereka punya Tuhan. Saya harap, prinsip itu digigit kuat-kuat oleh petani yang sedang ditimpa musibah wereng tersebut. Ya, mereka punya Tuhan. Bukankah tidak ada kekhawatiran bagi mereka yang punya Tuhan ? Bukankah Tuhan sudah menjamin hidup dan kehidupan bagi hamba-Nya ? Tidak mudah memang. Tapi inilah yang menjadi akar kegelisahan saya atas berbagai hal yang terjadi di negeri ini.
Akar ? ya, akar kegelisahan saya. Jika orang-orang di negeri ini berprinsip bahwa "SAYA PUNYA TUHAN", saya yakin dengan seyakin yakinnya kalau negeri ini akan menjadi negeri yang makmur dan dirahmati oleh Tuhan. Saya tidak mengatakan kalau bangsa ini adalah bangsa ATHEIS, bukan sama sekali bukan ! Saya hanya bertanya-tanya, jika bangsa ini mengaku sebagai bangsa yang punya Tuhan, mengapa masih banyak "kelaliman" di negeri ini ? Korupsi, kolusi, nepotisme, pembunuhan, pemerkosaan, menghilangkan hak, semena-mena, dan......lain.........lainnnnn................... Masih terjadi di negeri ini.
Sudahkah kita BERTUHAN ?
#renungan sore
Sentuhan demi sentuhan berjalan dengan lancar. Eits lagi asyik-asyiknya ngusap si Jengki, tetangga sebelah rumah datang menghampiri saya. Pak Sapun nama orang itu. Orang-orang di kampung ini biasa memanggilnya dengan nama Kang Sapun. Saya taksir (cewek kaleee ) usia kang Sapun dikisaran 60 an. Orangnya ramah, gemrapyak, dan apa adanya. Rumahnya tepat di sebelah utara rumahku, sama-sama menghadap ke arah matahari terbenam :). Saya biasa memanggil Ramane kepada Kang Sapun. Ya maklumlah, usia kami kan lumayan jauh berbeda. Saya kan masih swit sewen tin. Wkwkwkwk.
"Wis meling mas!" (sudah bersih mengkilap mas,red). Begitu kang Sapun mengawali percakapan kami di pagi yang cerah itu. " Ya jelaslah Ramane." (Ya jelas lah pak,red). Sahut saya sembari mengelus-elus si Jengki dengan lap yang mulai mengotor. "Tidak kesawah ?" Gantian saya yang bertanya. " Ora mas." (tidak mas,red). "Kenapa ?" Tanya saya heran. Biasanya jam segini kang Sapun sudah pergi ke sawah ataupun ke ladang. "Sedih mas kalau ke sawah". Wah, jadi tambah heran deh saya. Sambil melongo kaya kodok ijo, saya lantas bertanya lagi bak wartawan yang belum dapat berita karena sudah dead line alias mati garis :P
" Padi di sawah sedang kena hama mas. Hama wereng. Entah panen atau tidak. Karena itulah, saya jadi sedih kalau ke sawah."
"Oooohhhh." Melongo lagi deh saya, untung ndak ada laler (lalat,red).
"Wah, bisa ndak panen dong ramane?" Dag dig dug juga melempar pertanyaan seperti itu.
" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas."
=====================================
Sulit rasanya membayangkan bagaimana kehidupan para petani di kampung ini. Saya pikir bukan hanya di kampung ini saja. Bayangkan saja, mulai dari membeli bibit padi, merawat, dan memanennya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Parahnya lagi, jika musim memupuk tiba, itu pupuk pada jalan-jalan entah kemana. Konon bisa ngilang kaya Mak Lampir. Wuzzzzttt. Sangat menyedihkan dan menggelakan sekali. Kakek saya pernah nyari sampai ke Cilacap. Dan itupun belum tentu dapat. Sudah jauh-jauh dari Banyumas, eh di Cilacap juga lagi ndak ada pupuk. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga, tangganya dari besi, trus tanahnya ada kotoran ayam (TA satu) alias TA1. Wkwkwkwk. Belepot kan ? Itu belum cukup untuk menggambarkan betapa SUSAHNYA jadi petani. Ketika padi sudah mulai ditanam dan mulai mrocot (Kalian tanya sendiri dech pada KARTIKA pesbukers, mrocot itu artinya apa. wkwkwkk) para petani harus berhadapan lagi dengan beragam penyakit tanaman dan hewan yang menyerang padi atawa hama. Bulan ini, di kampung isteri saya, ya tempat tinggal saya juga saat ini, hama wereng sudah mulai menyerang areal persawahan. Tak tanggung-tanggung, hampir semua areal persawahan yang luasnya berhektar-hektar menjadi sasaran wereng.
Hama ini bukan kali pertamanya menyerang kampung ini. Sudah sering, dan hasilnyapun luar biasa. Bayangkan saja, ada areal seluas satu bau hanya menghasilkan padi 6 kandhi. Hebat tuh wereng !!!
BTW alias bai de we, saya tidak akan membahas pertanian ataupun perwerengan terlalu dalam. Karena saya bukan ahlinya, lagi pula terlalu mencakitkan, kata anak-anak alay :P.
Kembali ke cerita kang Sapun dan saya, jujur ketika kang Sapun bilang , " Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas." ada hal menarik yang bisa saya pelajari. Mari kita bicarakan lebih dalam. Hehehehe. Kalimat, Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas, merupakan kalimat "syukur". Nah lo. Oke, begini maksud saya, andaikata padi di ladang kang Sapun juga terkena hama, bagaimana kira-kira reaksi kang Sapun ? Pasti Anda bisa menebaknya kan ? ;)
Sayapun kembali merenung, bagaimana ya nasib para petani yang hanya memiliki sawah ? Yang pasti, mereka tidak akan mengucapkan kalimat kang Sapun tadi (" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas.") karena mereka tidak memiliki ladang. Kang Sapun terlihat masih tenang karena ia memiliki ladang dengan padi yang bagus. Dengan kata lain, ada harapan lain yang notabene sedang dinantikan oleh kang Sapun yaitu padi ladang alias pari gaga.
Lalu sekali lagi, bagaimana ya dengan nasib petani lain yang tidak memiliki ladang/gaga ? Hmmm... Mereka punya Tuhan. Saya harap, prinsip itu digigit kuat-kuat oleh petani yang sedang ditimpa musibah wereng tersebut. Ya, mereka punya Tuhan. Bukankah tidak ada kekhawatiran bagi mereka yang punya Tuhan ? Bukankah Tuhan sudah menjamin hidup dan kehidupan bagi hamba-Nya ? Tidak mudah memang. Tapi inilah yang menjadi akar kegelisahan saya atas berbagai hal yang terjadi di negeri ini.
Akar ? ya, akar kegelisahan saya. Jika orang-orang di negeri ini berprinsip bahwa "SAYA PUNYA TUHAN", saya yakin dengan seyakin yakinnya kalau negeri ini akan menjadi negeri yang makmur dan dirahmati oleh Tuhan. Saya tidak mengatakan kalau bangsa ini adalah bangsa ATHEIS, bukan sama sekali bukan ! Saya hanya bertanya-tanya, jika bangsa ini mengaku sebagai bangsa yang punya Tuhan, mengapa masih banyak "kelaliman" di negeri ini ? Korupsi, kolusi, nepotisme, pembunuhan, pemerkosaan, menghilangkan hak, semena-mena, dan......lain.........lainnnnn................... Masih terjadi di negeri ini.
Sudahkah kita BERTUHAN ?
#renungan sore
Tuesday, February 11, 2014
TAK SEMAHAL YANG SAYA DUGA
Sudah menjadi kemafhuman, setiap kekasih pasti ingin membahagiakan kekasihnya, iya to ? He he. Saya yakin, Anda pasti setuju dengan apa yang saya katakan tadi. Kalau tidak juga tidak apa-apa, toh masih banyak rumput hijau dilahan sana (apa hubungannya?). Begini kisahnya, ini berhubungan dengan liburan, lho kok ? Iya liburan. Liburan adalah "sesuatu" yang ditunggu oleh masing-masing orang, tak terkecuali pasangan ataupun keluarga. Karena dengan liburan, dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kejenuhan. Apalagi bagi pasangan yang bekerja, pastilah liburan adalah salah satu agenda yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Kalau kita menonton ataupun membaca di berbagai media, ketika libur tiba maka banyak sekali manusia yang berbondong-bondong datang ke tempat hiburan (Diskotek kaleee). Maksud saya tentu saja obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata-wisata hiburan lainnya. Tujuannya satu, menikmati liburan. He he he. Mengeluarkan banyak duit ? Bisa jadi. Mahal ? bisa jadi. Stok tabungan menipis ? bisa jadi ? Hmmm. Lalu, bagaimana menurut Anda. Apakah hal-hal seperti mahalnya biaya liburan menjadi suatu masalah tersendiri bagi Anda ? Walah. Ketika menikmatinya mungkin Anda tidak begitu peduli, tapi ketika liburan usai, trus Anda lihat isi kantong atawa tabungan Anda... Eng ing ong... Rupanya "terkuras". Ya tidak apa-apa sih, tapi ada ndak sih liburan murah ?
Persiapan liburan, ya persiapan liburan mungkin akan sedikit mengurangi beban biaya ? lho kok bisa ? Saya mau tanya, pernah ndak sampeyan-sampeyan bertanya kepada pasangan atau keluarga Anda tentang rencana mengisi liburan ? Misalnya begini nih pertanyaannya : " Kekasihku yang cantik (ehemmm), liburan nanti kita kemana yah ?" Atau seperti ini, "Anak-anak, nanti liburan kita ke pantai yah ?" Pernah ga bertanya seperti itu ? Hayo jawab ! Hmmm ... Lalu apa hubungannya dengan pengurangan beban biaya ?
Begini maksud saya, jika kita mengalokasikan dana kita untuk liburan, saya pikir ini bagian dari persiapan yang kelak dikemudian harinya kita tidak akan njlimet dengan kondisi keuangan kita. Tentu saja karena hal ini sudah dipersiapkan sejak dini. Jadi, kebutuhan - kebutuhan pokok lainnya tidak akan tergoyah oleh "duit liburan" yang kita keluarkan. Atau, jangan-jangan, ketika Anda bertanya pada pasangan ataupun keluarga Anda, mereka menjawab begini... " Kita liburan di rumah saja dech yah. Menonton tivi bareng anak-anak kita sembari makan-makan masakan mama". Nah lo. Ngirit kan ?
Biasanya kan kalau kita mau liburan ada sederet tempat wisata yang kita tulis. Banyak banget, saking banyaknya, bingung mau kemana. Wkwkwkwkk. Padahal, bisa jadi pasangan atau keluarga Anda hanya ingin menghabiskan liburan bersama Anda di rumah. Sekadar nonton tivi, atau berleha-leha di rumah. Soalnya, isteri saya, kurang lebih setahun ini, lagi seperti itu. Kalau libur, penginnya berleha-leha dan bermalas-malasan di rumah. Tak semahal yang saya duga ternyata. Bagaimana liburan Anda selanjutnya ?
Salam bahagia :)
Kalau kita menonton ataupun membaca di berbagai media, ketika libur tiba maka banyak sekali manusia yang berbondong-bondong datang ke tempat hiburan (Diskotek kaleee). Maksud saya tentu saja obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata-wisata hiburan lainnya. Tujuannya satu, menikmati liburan. He he he. Mengeluarkan banyak duit ? Bisa jadi. Mahal ? bisa jadi. Stok tabungan menipis ? bisa jadi ? Hmmm. Lalu, bagaimana menurut Anda. Apakah hal-hal seperti mahalnya biaya liburan menjadi suatu masalah tersendiri bagi Anda ? Walah. Ketika menikmatinya mungkin Anda tidak begitu peduli, tapi ketika liburan usai, trus Anda lihat isi kantong atawa tabungan Anda... Eng ing ong... Rupanya "terkuras". Ya tidak apa-apa sih, tapi ada ndak sih liburan murah ?
Persiapan liburan, ya persiapan liburan mungkin akan sedikit mengurangi beban biaya ? lho kok bisa ? Saya mau tanya, pernah ndak sampeyan-sampeyan bertanya kepada pasangan atau keluarga Anda tentang rencana mengisi liburan ? Misalnya begini nih pertanyaannya : " Kekasihku yang cantik (ehemmm), liburan nanti kita kemana yah ?" Atau seperti ini, "Anak-anak, nanti liburan kita ke pantai yah ?" Pernah ga bertanya seperti itu ? Hayo jawab ! Hmmm ... Lalu apa hubungannya dengan pengurangan beban biaya ?
Begini maksud saya, jika kita mengalokasikan dana kita untuk liburan, saya pikir ini bagian dari persiapan yang kelak dikemudian harinya kita tidak akan njlimet dengan kondisi keuangan kita. Tentu saja karena hal ini sudah dipersiapkan sejak dini. Jadi, kebutuhan - kebutuhan pokok lainnya tidak akan tergoyah oleh "duit liburan" yang kita keluarkan. Atau, jangan-jangan, ketika Anda bertanya pada pasangan ataupun keluarga Anda, mereka menjawab begini... " Kita liburan di rumah saja dech yah. Menonton tivi bareng anak-anak kita sembari makan-makan masakan mama". Nah lo. Ngirit kan ?
Biasanya kan kalau kita mau liburan ada sederet tempat wisata yang kita tulis. Banyak banget, saking banyaknya, bingung mau kemana. Wkwkwkwkk. Padahal, bisa jadi pasangan atau keluarga Anda hanya ingin menghabiskan liburan bersama Anda di rumah. Sekadar nonton tivi, atau berleha-leha di rumah. Soalnya, isteri saya, kurang lebih setahun ini, lagi seperti itu. Kalau libur, penginnya berleha-leha dan bermalas-malasan di rumah. Tak semahal yang saya duga ternyata. Bagaimana liburan Anda selanjutnya ?
Salam bahagia :)
Monday, February 3, 2014
Ternyata Sampeyan .....................
Seperti biasa, Ahad atawa Minggu adalah hari yang senantiasa saya tunggu, kenapa eh kenapa ? Karena eh karena (Kaya Lagunya Wa Haji Rhoma saja... wkwkwk), karena bisa merefresh otak, walau sehari, tapi sangat berarti (sok sibuk). Dan seperti biasa, bersih-bersih rumah, memasak (hobby soalnya... he he), dan utak atik si Jengki, motor RS 100 kesayanganku. Eits, tak lupa, bersantai dengan si bidadari tentunya, adalah aktivitas rutin di setiap Ahad.
Ada yang spesial di Ahad kemarin. Ceritanya si bidadari kan beli lemari, maklumlah lemari yang lama udah mulai bubuken. Bubuken itu bahasa Jerman, artinya ya kurang lebih, mulai merapuh. Wkwkwkwk. Nah, jam dua an tuh lemari tiba juga di rumah, tentu saja dikirim sama sang juragannya bersama isterinya yang cantik itu.
"Aslinya orang mana mas ?", tanya bapak yang juga sekaligus pengusaha mebelair tersebut. "Jatilawang Pak." "Jatilawangnya mana ?" Bapak itu bertanya sekali lagi. " Perbatasan Purwojati pak". "Wah, kalau begitu njenengan kenal sama Romo Kyai....... (Rahasia) ?". "Bukan kenal lagi pak, saya sering sowan ke dalemnya Beliau....." Belum selesai saya bercerita, bapak itu langsung memberi kode supaya saya TOSS dengan Beliau. Dengan tertawa lebar, beliau langsung mengetosskan tangannya ke tangan saya. Sontan saja saya bengong kaya kucing ompong.
"Ternyata sampeyan santri Beliau yah mas." Giliran saya yang tertawa... "Saya bukan santri pak, malu saya. Saya ini orang bregajulan. Masa ada tampang santri dari orang seperti saya ini pak." Lalu Bapak tersebut berkata, "Ternyata bener, sampeyan itu muridnya Romo Kyai...... . Ha ha ha... Terserah sampeyan mas mau ngomong apa. Yang jelas, sampeyan mau ngakuin atau tidak, saya ini adalah kakak seperguruan sampeyan. Hahaha...." Waduh !!! Mati aku !(Gumam batinku).
Akhirnya, saya jabat erat tangan Beliau sambil mengucap hamdalah, tadinya mau nyium tangan Beliau, eits, dia mengelak !!! Satu guru satu ilmu... Hadeuh.... Sudah lama saya tidak menjumpai santri Kyai saya yang spesial seperti ini. Aslinya Purworejo, dia mantan pegawai yang akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri. Alasannya, Beliau ingin mandiri dan memiliki penghasilan sendiri . Bukan kehalalannya saja, bahkan yang subhat dan makruhpun berusaha Beliau hindari. "Benar-benar santrinya Romo Kyai........" Giliranku yang bicara seperti itu, walau dalam hati.
Ada yang spesial di Ahad kemarin. Ceritanya si bidadari kan beli lemari, maklumlah lemari yang lama udah mulai bubuken. Bubuken itu bahasa Jerman, artinya ya kurang lebih, mulai merapuh. Wkwkwkwk. Nah, jam dua an tuh lemari tiba juga di rumah, tentu saja dikirim sama sang juragannya bersama isterinya yang cantik itu.
"Aslinya orang mana mas ?", tanya bapak yang juga sekaligus pengusaha mebelair tersebut. "Jatilawang Pak." "Jatilawangnya mana ?" Bapak itu bertanya sekali lagi. " Perbatasan Purwojati pak". "Wah, kalau begitu njenengan kenal sama Romo Kyai....... (Rahasia) ?". "Bukan kenal lagi pak, saya sering sowan ke dalemnya Beliau....." Belum selesai saya bercerita, bapak itu langsung memberi kode supaya saya TOSS dengan Beliau. Dengan tertawa lebar, beliau langsung mengetosskan tangannya ke tangan saya. Sontan saja saya bengong kaya kucing ompong.
"Ternyata sampeyan santri Beliau yah mas." Giliran saya yang tertawa... "Saya bukan santri pak, malu saya. Saya ini orang bregajulan. Masa ada tampang santri dari orang seperti saya ini pak." Lalu Bapak tersebut berkata, "Ternyata bener, sampeyan itu muridnya Romo Kyai...... . Ha ha ha... Terserah sampeyan mas mau ngomong apa. Yang jelas, sampeyan mau ngakuin atau tidak, saya ini adalah kakak seperguruan sampeyan. Hahaha...." Waduh !!! Mati aku !(Gumam batinku).
Akhirnya, saya jabat erat tangan Beliau sambil mengucap hamdalah, tadinya mau nyium tangan Beliau, eits, dia mengelak !!! Satu guru satu ilmu... Hadeuh.... Sudah lama saya tidak menjumpai santri Kyai saya yang spesial seperti ini. Aslinya Purworejo, dia mantan pegawai yang akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri. Alasannya, Beliau ingin mandiri dan memiliki penghasilan sendiri . Bukan kehalalannya saja, bahkan yang subhat dan makruhpun berusaha Beliau hindari. "Benar-benar santrinya Romo Kyai........" Giliranku yang bicara seperti itu, walau dalam hati.
Monday, January 13, 2014
JANGAN DIBIKIN RIBET DECH
Met pagi, eh met pagiiiiii banget brada and sista. Gue harap sih lo semua lagi pada insomnia alias tidak bisa tidur. Hahaha. Mau nonton tivi, eh acaranya jelek-jelek, mau dengerin radio, eh penyiarnya udah pada molor ( yg ada cuman iklan melulu ). Akhirnya lo browsing internet sambil ngemil nasi goreng sama krupuk udang, eit tahu-tahu ada artikel keren, judulnya : JANGAN DIBIKIN RIBET DECH. Hahahaa. Jangan dibikin ribet dech. Kalimat yang sederhana itu sering terucap dari bibir siapa saja, baik bibir seksi maupun bibir yang dower sekalipun. Serius ! Kalau tak percaya, lo boleh tanya dech pada ikan di empang sebelah. Hah ?
Mari kita lanjutkan empangnya, eh, anunya, artikelnya maksudnya. Pernah gak sih lo punya masalah yang berat ? keinjak gajah misalnya, halah ! Pastinya sebagai manusia yang kompleks ( perumahan kaleee) lo lo pada, termasuk gue lah, tentunya pernah ngalamin masa-masa sulit yang menurut kita, itu menjadi masalah besar and tentunya berat untuk kita hadapi. Contohnya gue nih. Gue pernah ngalamin masalah yang sangat berat dan bikin stres juga. Bayangkan, sekelas Pak Polisi saja tidak bisa membantu masalah gue ! Luar binasa .... Ya, gue pernah kehilangan PENITI. Bayangkan saja, malam-malam, mati lampu pula, peniti gue lari entah kemana. Padahal kuping gue sudah gatal. Sialan, Gerutu gue.. Mau minta tolong ke Pak Polisi, ya jelas diketawain kan ( emangnya gue badut). Wkwkwwk.
Hmmmm, masalah itu jelas masalah yang berat bagi gue, kenapa ? soalnya penitinya mau tak pakai buat ngorek kuping gue. Ya ibarat pemain cadangan, karena cottonbud nya kaga ada, ya pakai peniti kecil itu. Benar-benar masalah yang berat. Wkwkwkwkkwkwkwkk. Kembali ke tangtop ! Coba yang pernah putus cinta mana ? Hayo ngacung ( awas, "u" nya jangan diganti huruf diantara "d" dan "f") wkwkwkwk. Nah coba ngacung, angkat tangannya tinggi-tinggi. Wah, banyak juga yah. Bagaimana rasanya putus cinta ? Bahagia banget kan ? Halah.
Bagi lo yang sangat demen alias cintrong sama cowok or cewek kalian, pasti sangat sakit ( ibarat ditusuk roti bakar yang rasanya coklat ), iya gak sih ? Pastinya lo ga bisa tidur 2 hari 2 malam ( ngarang aja biar seru ). Padahal,obat putus cinta itu gampang binti mudah alias easy. Apa tuh ? Ya cari pacar lagi ( ST12 ). Gampang kan ? Tapi gue terlanjur cinta ama ayang gue..... Ya itu sih masalah lo. Kalau dia dah ninggalin lo, berarti lo kudu tahu diri dong. Ngaca dong pada comberan air dibelakang rumah lo ! Intinya, kalau lo putus cinta, maka solusi sederhananya adalah lo nyari lagi. Simpel kan ? Truk aja gandengan. Masa lo ga bisa beli truk ? Apa hubungannya nich :P Nah, itu salah satu contoh masalah berat yang sebenarnya secara ilmu kanuragan tingkat 9 ( ceilehhhh... Pendekar kaleee) adalah sesuatu yang kaga perlu dibikin "ribet". Santai ajah coy :) Masih ada lagi sederetan masalah berat yang sebenarnya kagak usah dibikin ribet.
Berikut beberapa contoh masalah berat dan solusinya yang gue ambil dari otak gue, trus mengalir ke jemari mungil gue, dan gue tulis di wordpress yang mulia ini. Hahahaha.
1. Ga punya duit, solusinya : kerja
2. Pengen sukses, solusinya : jangan gagal
3. Pengen pintar, solusinya : jangan bego kaleee :P
4. Pengen punya pacar, ya carilah... Minimal di loakan ( ya bekas-bekas siapa gitu... yang penting lo cinta, dia suka :) )
5. Pengen jadi sales yang handal, ya jualanlah sebanyak-banyaknya
6. Pengen punya mobil, beli dong !
7. Pengen punya istri cantik, solusiny : jangan kawinin wanita yg berwajah "kurang". WKWKWK
Masih banyak lagi dech masalah-masalah beserta solusi-solusi lain yang sering kita jumpai di emperan-emperan toko. Namun berhubung terbatasnya mata ( ngantuk nih coy ), ya gue udahin dulu yach. Intinya, bahwa segala sesuatu yg menimpa lo dan gue, pasti ada solusinya.
Akhirnya..... DISANA GUNUNG DISINI GUNUNG, DITENGAH-TENGAH ADA POHON RAMBUTAN.... Woyyyy.... Rambutannya siapa tuch ? :P
Wednesday, December 18, 2013
Sudah jatuh, tertimpa cinta....
Upz, pagi tlah tiba... pagi tlah tiba... Hatiku sengsara !! :P
Nyanyian itu terdengar merdu, walau dari balik gardu yang tak berpenjaga itu. Hmmm, siapa sih yang tak suka pagi ? Mungkin hanya para jomblo yang masih mempersulit bertemu pagi (mikir). Bukan kenapa, karena aku pernah merasakannya.
Bangun pagi, sholat shubuh, kerja, kerja, kerja. Sehabis kerja paling hanya nonton tivi atau nongkrong digardu itu bersama "kesebelasan" jomblowan (gubrak). Begituuuu tiap hari, sampai-sampai jadwalku dihafal betul oleh ibu-ibu yang suka ngerumpi di warung pojok rumah temanku (maklum artis).
Keadaan berubah ketika tiba-tiba aku terjatuh dari langit kesepian menuju langit kebahagiaan(apa pula ini). Seiring berjalannya pak pos, eh waktu akhirnya aku bisa jatuh cinta juga (sok bangedz). Ya namanya juga cinta, dia kan datang tak diundang dan pulangpun tak diantar, seperti pantun lama, dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, disitulah lintahnya mandi. Wkwkwkwkwkk....
Oh ya singkat SMS :P akhirnya aku terjatuh dalam pelukan wanita yang begitu cantik. Tak bisa dibayangkan, lelaki sekeren aku (hahaha), berhasil mendapatkan bidadari cantik yang begitu baik. Jadwalpun berubah. Namun sayang, ikatan hati antara aku dengan "kesebelasan" jomblowan mulai sedikit goyah. Ya maklumlah mulai saat itu aku sudah menjadi orang penting. Aku menempatkan diri sebagai penasihat spiritual kesebelasan jomblowan (Hahahaha). Tentu saja mereka tersinggung. Kenapa mereka tersinggung ? Bukankah penasihat spiritual adalah "profesi" mulia. Apalagi penasehat spiritual bagi kaum jomblo yang tersisihkan sebagai lelaki kalah ( hahahahahaaa... Nusuk bangedz). Kalian tahu kenapa ? Karena semua yang kuceritakan pada mereka tentang bidadari cantik dan pacar baru hanyalah cerita dalam mimpiku (gubrak).
#Tulisan ini dibuat dalam rangka menyemangati para Jomblo. Hayo semangat, ingatlah, Bahwa jomblo terjadi bukan karena ada niat dan kesempatan, tapi karena kamu tak laku saja !!!
:P
Nyanyian itu terdengar merdu, walau dari balik gardu yang tak berpenjaga itu. Hmmm, siapa sih yang tak suka pagi ? Mungkin hanya para jomblo yang masih mempersulit bertemu pagi (mikir). Bukan kenapa, karena aku pernah merasakannya.
Bangun pagi, sholat shubuh, kerja, kerja, kerja. Sehabis kerja paling hanya nonton tivi atau nongkrong digardu itu bersama "kesebelasan" jomblowan (gubrak). Begituuuu tiap hari, sampai-sampai jadwalku dihafal betul oleh ibu-ibu yang suka ngerumpi di warung pojok rumah temanku (maklum artis).
Keadaan berubah ketika tiba-tiba aku terjatuh dari langit kesepian menuju langit kebahagiaan(apa pula ini). Seiring berjalannya pak pos, eh waktu akhirnya aku bisa jatuh cinta juga (sok bangedz). Ya namanya juga cinta, dia kan datang tak diundang dan pulangpun tak diantar, seperti pantun lama, dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, disitulah lintahnya mandi. Wkwkwkwkwkk....
Oh ya singkat SMS :P akhirnya aku terjatuh dalam pelukan wanita yang begitu cantik. Tak bisa dibayangkan, lelaki sekeren aku (hahaha), berhasil mendapatkan bidadari cantik yang begitu baik. Jadwalpun berubah. Namun sayang, ikatan hati antara aku dengan "kesebelasan" jomblowan mulai sedikit goyah. Ya maklumlah mulai saat itu aku sudah menjadi orang penting. Aku menempatkan diri sebagai penasihat spiritual kesebelasan jomblowan (Hahahaha). Tentu saja mereka tersinggung. Kenapa mereka tersinggung ? Bukankah penasihat spiritual adalah "profesi" mulia. Apalagi penasehat spiritual bagi kaum jomblo yang tersisihkan sebagai lelaki kalah ( hahahahahaaa... Nusuk bangedz). Kalian tahu kenapa ? Karena semua yang kuceritakan pada mereka tentang bidadari cantik dan pacar baru hanyalah cerita dalam mimpiku (gubrak).
#Tulisan ini dibuat dalam rangka menyemangati para Jomblo. Hayo semangat, ingatlah, Bahwa jomblo terjadi bukan karena ada niat dan kesempatan, tapi karena kamu tak laku saja !!!
:P
Tuesday, December 17, 2013
Pliss lah.... Pergi dari Hatiku (Essay Cinta)
Dewa Amor, mungkin kau kejam kali ini. Namun aku tidak bisa begitu saja mengumpatmu dari balik jendela hati ini. Bukankah aku yang menarik panahmu ? Hmmm, cinta memang sulit diterka, tapi ia datang bukan tanpa alasan (termangu).
Sekali lagi, aku tidak menggerutu atau menjadikan Panah Sang Amor sebagai kambing hitamku, aku hanya bercerita disini, bercerita tentang sepotong cinta yang terlalu kuat untuk dilunakkan. Sepotong cinta yang seharusnya telah berlalu, namun belum berkesudahan. Menyebalkan memang. Tapi ... bukankah musafir harus berjalan menuju tujuannya ?
Masih dalam potongan-potongan kisah itu. Ketika kapal sudah tertambat di dermaga, maka tak mungkin ia akan pergi kemana. Namun, bukankah tsunami bisa saja merubah takdir tambatan itu ? Hmmm.... sekali lagi, menyebalkan ! Khawatir ? tidak ! sekali lagi kukatakan, Tidak ! Aku tidak perlu khawatir akan "kecurangan-kecurangan" cinta. Karena jiwaku sudah terpaut dalam... dalam... sangat dalam... Disana, dirongga hati sang Kamaratihku. Jadi aku tak risau. Lalu untuk apa essay cintaku ini ? Sudahlah, marilah kita lanjutkan. Biarlah pertanyaan demi pertanyaan menjadi bagian jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan itu sendiri (mikir).
Today
Ini hari yang gila, mungkin sangat gila. Bagaimana tidak, engkau masih tersenyum di depanku (menyebalkan). Sudah kubilang, jangan mencoba tersenyum di depan wajah imutku (tendang)! Eh, masih saja engkau tersenyum. Awas ya, panah Amor itu beracun. Lain kali kulumasi dengan detergent yang sudah expired (lagi ngomong apa sihhh). Begitulah hari-hariku, bergelut dengan paras indah yang menyebalkan itu (gigit jari). Ugh !
Yesterday
Sama kayak today, tapi aku berhasil melarikan diri (yeahhh). Eksyen coy :)
Tomorrow
Mau pakai kacamata kuda, biar ga ngelihat kusirnya... Wahaha.
Cinta memang aneh. Tapi tak seaneh wajahmu yang sering kali kulihat nongkrong di panci dapurku (khayalan). Wesssstraaahhh....
#Sekadar coretan hati...
Met aktivitas semuanya ;)
Sekali lagi, aku tidak menggerutu atau menjadikan Panah Sang Amor sebagai kambing hitamku, aku hanya bercerita disini, bercerita tentang sepotong cinta yang terlalu kuat untuk dilunakkan. Sepotong cinta yang seharusnya telah berlalu, namun belum berkesudahan. Menyebalkan memang. Tapi ... bukankah musafir harus berjalan menuju tujuannya ?
Masih dalam potongan-potongan kisah itu. Ketika kapal sudah tertambat di dermaga, maka tak mungkin ia akan pergi kemana. Namun, bukankah tsunami bisa saja merubah takdir tambatan itu ? Hmmm.... sekali lagi, menyebalkan ! Khawatir ? tidak ! sekali lagi kukatakan, Tidak ! Aku tidak perlu khawatir akan "kecurangan-kecurangan" cinta. Karena jiwaku sudah terpaut dalam... dalam... sangat dalam... Disana, dirongga hati sang Kamaratihku. Jadi aku tak risau. Lalu untuk apa essay cintaku ini ? Sudahlah, marilah kita lanjutkan. Biarlah pertanyaan demi pertanyaan menjadi bagian jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan itu sendiri (mikir).
Today
Ini hari yang gila, mungkin sangat gila. Bagaimana tidak, engkau masih tersenyum di depanku (menyebalkan). Sudah kubilang, jangan mencoba tersenyum di depan wajah imutku (tendang)! Eh, masih saja engkau tersenyum. Awas ya, panah Amor itu beracun. Lain kali kulumasi dengan detergent yang sudah expired (lagi ngomong apa sihhh). Begitulah hari-hariku, bergelut dengan paras indah yang menyebalkan itu (gigit jari). Ugh !
Yesterday
Sama kayak today, tapi aku berhasil melarikan diri (yeahhh). Eksyen coy :)
Tomorrow
Mau pakai kacamata kuda, biar ga ngelihat kusirnya... Wahaha.
Cinta memang aneh. Tapi tak seaneh wajahmu yang sering kali kulihat nongkrong di panci dapurku (khayalan). Wesssstraaahhh....
#Sekadar coretan hati...
Met aktivitas semuanya ;)
Monday, December 16, 2013
Banyak Orang Miskin di Indonesia ? Kata Siapa ?
Kata siapa orang Indonesia miskin ?
Tiap tahun mall-mall megah dibangun, toh banyak orang yang belanja disana,
atau sekedar cuci mata kesana
Bukankah cuci mata kesana juga butuh biaya ?
Kata siapa orang Indonesia miskin ?
Tiap tahun mobil-mobil dengan harga yang fantastis selalu saja meningkat penjualannya,
Bahkan mobil-mobil yang "katanya" harganya milyaranpun banyak bertebaran di jalan-jalan aspal yang bergelombang
Aneh bukan ?
Lalu, kata siapa kalau orang Indonesia miskin ?
Properti yang harganya mulai puluhan sampai ratusan jutapun banyak yang memiliki
bahkan milyaranpun sanggup dibeli ?
Kata siapa orang Indonesia miskin ?
Disini, dikampungku yang rumahnya masih terbuat dari bambu, bahkan lantainyapun masih berdebu
setiap pagi ada dering telepon berbunyi dan penyanyi menari di televisi
Bajupun setiap hari berganti
Hmmm...
Lalu sebenarnya siapa yang miskin ?
#Ditulis dalam rangka menenangkan dan menyenangkan diri sendiri selaku rakyat biasa yang sering terbebani dan terbohongi...
Wkwkwkwkwkk....
:)
Tiap tahun mall-mall megah dibangun, toh banyak orang yang belanja disana,
atau sekedar cuci mata kesana
Bukankah cuci mata kesana juga butuh biaya ?
Kata siapa orang Indonesia miskin ?
Tiap tahun mobil-mobil dengan harga yang fantastis selalu saja meningkat penjualannya,
Bahkan mobil-mobil yang "katanya" harganya milyaranpun banyak bertebaran di jalan-jalan aspal yang bergelombang
Aneh bukan ?
Lalu, kata siapa kalau orang Indonesia miskin ?
Properti yang harganya mulai puluhan sampai ratusan jutapun banyak yang memiliki
bahkan milyaranpun sanggup dibeli ?
Kata siapa orang Indonesia miskin ?
Disini, dikampungku yang rumahnya masih terbuat dari bambu, bahkan lantainyapun masih berdebu
setiap pagi ada dering telepon berbunyi dan penyanyi menari di televisi
Bajupun setiap hari berganti
Hmmm...
Lalu sebenarnya siapa yang miskin ?
#Ditulis dalam rangka menenangkan dan menyenangkan diri sendiri selaku rakyat biasa yang sering terbebani dan terbohongi...
Wkwkwkwkwkk....
:)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting
Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...
-
Bagi anda yang sedang mengembangkan bisnis dalam skala mikro kecil dan menengah di bidang retail, pengadaan barang ataupun penjualan barang ...
-
Cinta bukanlah dagangan yang dijajakan di pinggir-pinggir trotoar jalan. Tapi bukan berarti ia tak ada di trotoar-trotoar itu. Ia senantiasa...
-
Sebelumnya penulis telah membahas seberapa penting alexa rank untuk sebuah blog atau website. Dan sekarang kita akan membahas bagaimana cara...