Saturday, February 15, 2014

SUDAHKAH KITA BERTUHAN ?

Pagi itu, seperti biasa sebelum berangkat kerja, saya memanjakan si Jengki ( Yamaha RS 100 tercinta :) ) dengan sentuhan-sentuhan ( ehemmm) lap kecil biar makin kinclong. Ya maklumlah, sebagai orang gantheng maka saya diharuskan menjaga kondisi tunggangan saya agar enak dipandang mata. Kata orang londo sana, eye cathing, yang artinya "nangkep mata."  :P

Sentuhan demi sentuhan berjalan dengan lancar. Eits lagi asyik-asyiknya ngusap si Jengki, tetangga sebelah rumah datang menghampiri saya. Pak Sapun nama orang itu. Orang-orang di kampung ini biasa memanggilnya dengan nama Kang Sapun. Saya taksir (cewek kaleee ) usia kang Sapun dikisaran 60 an. Orangnya ramah, gemrapyak, dan apa adanya. Rumahnya tepat di sebelah utara rumahku, sama-sama menghadap ke arah matahari terbenam :). Saya biasa memanggil Ramane kepada Kang Sapun. Ya maklumlah, usia kami kan lumayan jauh berbeda. Saya kan masih swit sewen tin. Wkwkwkwk.

"Wis meling mas!" (sudah bersih mengkilap mas,red). Begitu kang Sapun mengawali percakapan kami di pagi yang cerah itu. " Ya jelaslah Ramane." (Ya jelas lah pak,red). Sahut saya sembari mengelus-elus si Jengki dengan lap yang mulai mengotor. "Tidak kesawah ?" Gantian saya yang bertanya. " Ora mas." (tidak mas,red). "Kenapa ?" Tanya saya heran. Biasanya jam segini kang Sapun sudah pergi ke sawah ataupun ke ladang. "Sedih mas kalau ke sawah". Wah, jadi tambah heran deh saya. Sambil melongo kaya kodok ijo, saya lantas bertanya lagi bak wartawan yang belum dapat berita karena sudah dead line alias mati garis :P

" Padi di sawah sedang kena hama mas. Hama wereng. Entah panen atau tidak. Karena itulah, saya jadi sedih kalau ke sawah."

"Oooohhhh." Melongo lagi deh saya, untung ndak ada laler (lalat,red).

"Wah, bisa ndak panen dong ramane?" Dag dig dug juga melempar pertanyaan seperti itu.

" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas."

=====================================



Sulit rasanya membayangkan bagaimana kehidupan para petani di kampung ini. Saya pikir bukan hanya di kampung ini saja. Bayangkan saja, mulai dari membeli bibit padi, merawat, dan memanennya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Parahnya lagi, jika musim memupuk tiba, itu pupuk pada jalan-jalan entah kemana. Konon bisa ngilang kaya Mak Lampir. Wuzzzzttt. Sangat menyedihkan dan menggelakan sekali. Kakek saya pernah nyari sampai ke Cilacap. Dan itupun belum tentu dapat. Sudah jauh-jauh dari Banyumas, eh di Cilacap juga lagi ndak ada pupuk. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga, tangganya dari besi, trus tanahnya ada kotoran ayam (TA satu) alias TA1. Wkwkwkwk. Belepot kan ? Itu belum cukup untuk menggambarkan betapa SUSAHNYA jadi petani. Ketika padi sudah mulai ditanam dan mulai mrocot (Kalian tanya sendiri dech pada KARTIKA pesbukers, mrocot itu artinya apa. wkwkwkk) para petani harus berhadapan lagi dengan beragam penyakit tanaman dan hewan yang menyerang padi atawa hama. Bulan ini, di kampung isteri saya, ya tempat tinggal saya juga saat ini, hama wereng sudah mulai menyerang areal persawahan. Tak tanggung-tanggung, hampir semua areal persawahan yang luasnya berhektar-hektar menjadi sasaran wereng.

Hama ini bukan kali pertamanya menyerang kampung ini. Sudah sering, dan hasilnyapun luar biasa. Bayangkan saja, ada areal seluas satu bau hanya menghasilkan padi 6 kandhi. Hebat tuh wereng !!!

BTW alias bai de we, saya tidak akan membahas pertanian ataupun perwerengan terlalu dalam. Karena saya bukan ahlinya, lagi pula terlalu mencakitkan, kata anak-anak alay :P.

Kembali ke cerita kang Sapun dan saya, jujur ketika kang Sapun bilang , " Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas." ada hal menarik yang bisa saya pelajari. Mari kita bicarakan lebih dalam. Hehehehe. Kalimat, Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas, merupakan kalimat "syukur". Nah lo. Oke, begini maksud saya, andaikata padi di ladang kang Sapun juga terkena hama, bagaimana kira-kira reaksi kang Sapun ? Pasti Anda bisa menebaknya kan ? ;)

Sayapun kembali merenung, bagaimana ya nasib para petani yang hanya memiliki sawah ? Yang pasti, mereka tidak akan mengucapkan kalimat kang Sapun tadi (" Tapi padi di ladang saya bagus mas. Jadi saya masih bisa panen padi mas.") karena mereka tidak memiliki ladang. Kang Sapun terlihat masih tenang karena ia memiliki ladang dengan padi yang bagus. Dengan kata lain, ada harapan lain yang notabene  sedang dinantikan oleh kang Sapun yaitu padi ladang alias pari gaga.

Lalu sekali lagi, bagaimana ya dengan nasib petani lain yang tidak memiliki ladang/gaga ? Hmmm... Mereka punya Tuhan. Saya harap, prinsip itu digigit kuat-kuat oleh petani yang sedang ditimpa musibah wereng tersebut. Ya, mereka punya Tuhan. Bukankah tidak ada kekhawatiran bagi mereka yang punya Tuhan ? Bukankah Tuhan sudah menjamin hidup dan kehidupan bagi hamba-Nya ? Tidak mudah memang. Tapi inilah yang menjadi akar kegelisahan saya atas berbagai hal yang terjadi di negeri ini.

Akar ? ya, akar kegelisahan saya. Jika orang-orang di negeri ini berprinsip bahwa "SAYA PUNYA TUHAN", saya yakin dengan seyakin yakinnya kalau negeri ini akan menjadi negeri yang makmur dan dirahmati oleh Tuhan. Saya tidak mengatakan kalau bangsa ini adalah bangsa ATHEIS, bukan sama sekali bukan ! Saya hanya bertanya-tanya, jika bangsa ini mengaku sebagai bangsa yang punya Tuhan, mengapa masih banyak "kelaliman" di negeri ini ? Korupsi, kolusi, nepotisme, pembunuhan, pemerkosaan, menghilangkan hak, semena-mena, dan......lain.........lainnnnn................... Masih terjadi di negeri ini.

Sudahkah kita BERTUHAN ?

#renungan sore







Tuesday, February 11, 2014

TAK SEMAHAL YANG SAYA DUGA

Sudah menjadi kemafhuman, setiap kekasih pasti ingin membahagiakan kekasihnya, iya to ? He he. Saya yakin, Anda pasti setuju dengan apa yang saya katakan tadi. Kalau tidak juga tidak apa-apa, toh masih banyak rumput hijau dilahan sana (apa hubungannya?). Begini kisahnya, ini berhubungan dengan liburan, lho kok ? Iya liburan. Liburan adalah "sesuatu" yang ditunggu oleh masing-masing orang, tak terkecuali pasangan ataupun keluarga. Karena dengan liburan, dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kejenuhan. Apalagi bagi pasangan yang bekerja, pastilah liburan adalah salah satu agenda yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Kalau kita menonton ataupun membaca di berbagai media, ketika libur tiba maka banyak sekali manusia yang berbondong-bondong datang ke tempat hiburan (Diskotek kaleee). Maksud saya tentu saja obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata-wisata hiburan lainnya. Tujuannya satu, menikmati liburan. He he he. Mengeluarkan banyak duit ? Bisa jadi. Mahal ? bisa jadi. Stok tabungan menipis ? bisa jadi ? Hmmm. Lalu, bagaimana menurut Anda. Apakah hal-hal seperti mahalnya biaya liburan menjadi suatu masalah tersendiri bagi Anda ? Walah. Ketika menikmatinya mungkin Anda tidak begitu peduli, tapi ketika liburan usai, trus Anda lihat isi kantong atawa tabungan Anda... Eng ing ong... Rupanya "terkuras". Ya tidak apa-apa sih, tapi ada ndak sih liburan murah ?

Persiapan liburan, ya persiapan liburan mungkin akan sedikit mengurangi beban biaya ? lho kok bisa ? Saya mau tanya, pernah ndak sampeyan-sampeyan bertanya kepada pasangan atau keluarga Anda tentang rencana mengisi liburan ? Misalnya begini nih pertanyaannya : " Kekasihku yang cantik (ehemmm), liburan nanti kita kemana yah ?" Atau seperti ini, "Anak-anak, nanti liburan kita ke pantai yah ?" Pernah ga bertanya seperti itu ? Hayo jawab ! Hmmm ... Lalu apa hubungannya dengan pengurangan beban biaya ?

Begini maksud saya, jika kita mengalokasikan dana kita untuk liburan, saya pikir ini bagian dari persiapan yang kelak dikemudian harinya kita tidak akan njlimet dengan kondisi keuangan kita. Tentu saja karena hal ini sudah dipersiapkan sejak dini. Jadi, kebutuhan - kebutuhan pokok lainnya tidak akan tergoyah oleh "duit liburan" yang kita keluarkan. Atau, jangan-jangan, ketika Anda bertanya pada pasangan ataupun keluarga Anda, mereka menjawab begini... " Kita liburan di rumah saja dech yah. Menonton tivi bareng anak-anak kita sembari makan-makan masakan mama". Nah lo. Ngirit kan ?

Biasanya kan kalau kita mau liburan ada sederet tempat wisata yang kita tulis. Banyak banget, saking banyaknya, bingung mau kemana. Wkwkwkwkk. Padahal, bisa jadi pasangan atau keluarga Anda hanya ingin menghabiskan liburan bersama Anda di rumah. Sekadar nonton tivi, atau berleha-leha di rumah. Soalnya, isteri saya, kurang lebih setahun ini, lagi seperti itu. Kalau libur, penginnya berleha-leha dan bermalas-malasan di rumah. Tak semahal  yang saya duga ternyata. Bagaimana liburan Anda selanjutnya ?

Salam bahagia :)

Monday, February 3, 2014

Ternyata Sampeyan .....................

Seperti biasa, Ahad atawa Minggu adalah hari yang senantiasa saya tunggu, kenapa eh kenapa ? Karena eh karena (Kaya Lagunya Wa Haji Rhoma saja... wkwkwk), karena bisa merefresh otak, walau sehari, tapi sangat berarti (sok sibuk). Dan seperti biasa, bersih-bersih rumah, memasak (hobby soalnya... he he), dan utak atik si Jengki, motor RS 100 kesayanganku. Eits, tak lupa, bersantai dengan si bidadari tentunya, adalah aktivitas rutin di setiap Ahad.

Ada yang spesial di Ahad kemarin. Ceritanya si bidadari kan beli lemari, maklumlah lemari yang lama udah mulai bubuken. Bubuken itu bahasa Jerman, artinya ya kurang lebih, mulai merapuh. Wkwkwkwk. Nah, jam dua an tuh lemari tiba juga di rumah, tentu saja dikirim sama sang juragannya bersama isterinya yang cantik itu.

"Aslinya orang mana mas ?", tanya bapak yang juga sekaligus pengusaha mebelair tersebut. "Jatilawang Pak." "Jatilawangnya mana ?" Bapak itu bertanya sekali lagi. " Perbatasan Purwojati pak". "Wah, kalau begitu njenengan kenal sama Romo Kyai....... (Rahasia) ?". "Bukan kenal lagi pak, saya sering sowan ke dalemnya Beliau....." Belum selesai saya bercerita, bapak itu langsung memberi kode supaya saya TOSS dengan Beliau. Dengan tertawa lebar, beliau langsung mengetosskan tangannya ke tangan saya. Sontan saja saya bengong kaya kucing ompong.

"Ternyata sampeyan santri Beliau yah mas." Giliran saya yang tertawa... "Saya bukan santri pak, malu saya. Saya ini orang bregajulan. Masa ada tampang santri dari orang seperti saya ini pak." Lalu Bapak tersebut berkata, "Ternyata bener, sampeyan itu muridnya Romo Kyai......  . Ha ha ha... Terserah sampeyan mas mau ngomong apa. Yang jelas, sampeyan mau ngakuin atau tidak, saya ini adalah kakak seperguruan sampeyan. Hahaha...."   Waduh !!! Mati aku !(Gumam batinku).

Akhirnya, saya jabat erat tangan Beliau sambil mengucap hamdalah, tadinya mau nyium tangan Beliau, eits, dia mengelak !!! Satu guru satu ilmu... Hadeuh....  Sudah lama saya tidak menjumpai santri Kyai saya yang spesial seperti ini. Aslinya Purworejo, dia mantan pegawai yang akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri. Alasannya, Beliau ingin mandiri dan memiliki penghasilan sendiri . Bukan kehalalannya saja, bahkan yang subhat dan makruhpun berusaha Beliau hindari. "Benar-benar santrinya Romo Kyai........" Giliranku yang bicara seperti itu, walau dalam hati.

Monday, January 13, 2014

JANGAN DIBIKIN RIBET DECH

Met pagi, eh met pagiiiiii banget brada and sista. Gue harap sih lo semua lagi pada insomnia alias tidak bisa tidur. Hahaha. Mau nonton tivi, eh acaranya jelek-jelek, mau dengerin radio, eh penyiarnya udah pada molor ( yg ada cuman iklan melulu ). Akhirnya lo browsing internet sambil ngemil nasi goreng sama krupuk udang, eit tahu-tahu ada artikel keren, judulnya : JANGAN DIBIKIN RIBET DECH. Hahahaa. Jangan dibikin ribet dech. Kalimat yang sederhana itu sering terucap dari bibir siapa saja, baik bibir seksi maupun bibir yang dower sekalipun. Serius ! Kalau tak percaya, lo boleh tanya dech pada ikan di empang sebelah. Hah ?

Mari kita lanjutkan empangnya, eh, anunya, artikelnya maksudnya. Pernah gak sih lo punya masalah yang berat ? keinjak gajah misalnya, halah ! Pastinya sebagai manusia yang kompleks ( perumahan kaleee) lo lo pada, termasuk gue lah, tentunya pernah ngalamin masa-masa sulit yang menurut kita, itu menjadi masalah besar and tentunya berat untuk kita hadapi. Contohnya gue nih. Gue pernah ngalamin masalah yang sangat berat dan bikin stres juga. Bayangkan, sekelas Pak Polisi saja tidak bisa membantu masalah gue ! Luar binasa .... Ya, gue pernah kehilangan PENITI. Bayangkan saja, malam-malam, mati lampu pula, peniti gue lari entah kemana. Padahal kuping gue sudah gatal. Sialan, Gerutu gue.. Mau minta tolong ke Pak Polisi, ya jelas diketawain kan ( emangnya gue badut). Wkwkwwk. 

Hmmmm, masalah itu jelas masalah yang berat bagi gue, kenapa ? soalnya penitinya mau tak pakai buat ngorek kuping gue. Ya ibarat pemain cadangan, karena cottonbud nya kaga ada, ya pakai peniti kecil itu. Benar-benar masalah yang berat. Wkwkwkwkkwkwkwkk. Kembali ke tangtop ! Coba yang pernah putus cinta mana ? Hayo ngacung ( awas, "u" nya jangan diganti huruf diantara "d" dan "f") wkwkwkwk. Nah coba ngacung, angkat tangannya tinggi-tinggi. Wah, banyak juga yah. Bagaimana rasanya putus cinta ? Bahagia banget kan ? Halah.

Bagi lo yang sangat demen alias cintrong sama cowok or cewek kalian, pasti sangat sakit ( ibarat ditusuk roti bakar yang rasanya coklat ), iya gak sih ? Pastinya lo ga bisa tidur 2 hari 2 malam ( ngarang aja biar seru ). Padahal,obat putus cinta itu gampang binti mudah alias easy. Apa tuh ? Ya cari pacar lagi ( ST12 ). Gampang kan ? Tapi gue terlanjur cinta ama ayang gue..... Ya itu sih masalah lo. Kalau dia dah ninggalin lo, berarti lo kudu tahu diri dong. Ngaca dong pada comberan air dibelakang rumah lo ! Intinya, kalau lo putus cinta, maka solusi sederhananya adalah lo nyari lagi. Simpel kan ? Truk aja gandengan. Masa lo ga bisa beli truk ? Apa hubungannya nich :P Nah, itu salah satu contoh masalah berat yang sebenarnya secara ilmu kanuragan tingkat 9 ( ceilehhhh... Pendekar kaleee) adalah sesuatu yang kaga perlu dibikin "ribet". Santai ajah coy :) Masih ada lagi sederetan masalah berat yang sebenarnya kagak usah dibikin ribet.

Berikut beberapa contoh masalah berat dan solusinya yang gue ambil dari otak gue, trus mengalir ke jemari mungil gue, dan gue tulis di wordpress yang mulia ini. Hahahaha.

1. Ga punya duit, solusinya : kerja

2. Pengen sukses, solusinya : jangan gagal

3. Pengen pintar, solusinya : jangan bego kaleee :P

4. Pengen punya pacar, ya carilah... Minimal di loakan ( ya bekas-bekas siapa gitu... yang penting lo cinta, dia suka :) )

5. Pengen jadi sales yang handal, ya jualanlah sebanyak-banyaknya

6. Pengen punya mobil, beli dong !

7. Pengen punya istri cantik, solusiny : jangan kawinin wanita yg berwajah "kurang". WKWKWK

Masih banyak lagi dech masalah-masalah beserta solusi-solusi lain yang sering kita jumpai di emperan-emperan toko. Namun berhubung terbatasnya mata ( ngantuk nih coy ), ya gue udahin dulu yach. Intinya, bahwa segala sesuatu yg menimpa lo dan gue, pasti ada solusinya.

Akhirnya..... DISANA GUNUNG DISINI GUNUNG, DITENGAH-TENGAH ADA POHON RAMBUTAN.... Woyyyy.... Rambutannya siapa tuch ? :P

Wednesday, December 18, 2013

Sudah jatuh, tertimpa cinta....

Upz, pagi tlah tiba... pagi tlah tiba... Hatiku sengsara !!  :P

Nyanyian itu terdengar merdu, walau dari balik gardu yang tak berpenjaga itu. Hmmm, siapa sih yang tak suka pagi ? Mungkin hanya para jomblo yang masih mempersulit bertemu pagi (mikir). Bukan kenapa, karena aku pernah merasakannya.

Bangun pagi, sholat shubuh, kerja, kerja, kerja. Sehabis kerja paling hanya nonton tivi atau nongkrong digardu itu bersama "kesebelasan" jomblowan (gubrak). Begituuuu tiap hari, sampai-sampai jadwalku dihafal betul oleh ibu-ibu yang suka ngerumpi di warung pojok rumah temanku (maklum artis).

Keadaan berubah ketika tiba-tiba aku terjatuh dari langit kesepian menuju langit kebahagiaan(apa pula ini). Seiring berjalannya pak pos, eh waktu akhirnya aku bisa jatuh cinta juga (sok bangedz). Ya namanya juga cinta, dia kan datang tak diundang dan pulangpun tak diantar, seperti pantun lama, dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, disitulah lintahnya mandi. Wkwkwkwkwkk....

Oh ya singkat SMS :P akhirnya aku terjatuh dalam pelukan wanita yang begitu cantik. Tak bisa dibayangkan, lelaki sekeren aku (hahaha), berhasil mendapatkan bidadari cantik yang begitu baik. Jadwalpun berubah. Namun sayang, ikatan hati antara aku dengan "kesebelasan" jomblowan mulai sedikit goyah. Ya maklumlah mulai saat itu aku sudah menjadi orang penting. Aku menempatkan diri sebagai penasihat spiritual kesebelasan jomblowan (Hahahaha). Tentu saja mereka tersinggung. Kenapa mereka tersinggung ? Bukankah penasihat spiritual adalah "profesi" mulia. Apalagi penasehat spiritual bagi kaum jomblo yang tersisihkan sebagai lelaki kalah ( hahahahahaaa... Nusuk bangedz). Kalian tahu kenapa ? Karena semua yang kuceritakan pada mereka tentang bidadari cantik dan pacar baru hanyalah cerita dalam mimpiku (gubrak).

#Tulisan ini dibuat dalam rangka menyemangati para Jomblo. Hayo semangat, ingatlah, Bahwa jomblo terjadi bukan karena ada niat dan kesempatan, tapi karena kamu tak laku saja !!!

:P

Tuesday, December 17, 2013

Pliss lah.... Pergi dari Hatiku (Essay Cinta)

Dewa Amor, mungkin kau kejam kali ini. Namun aku tidak bisa begitu saja mengumpatmu dari balik jendela hati ini. Bukankah aku yang menarik panahmu ? Hmmm, cinta memang sulit diterka, tapi ia datang bukan tanpa alasan (termangu).

Sekali lagi, aku tidak menggerutu atau menjadikan Panah Sang Amor sebagai kambing hitamku, aku hanya bercerita disini, bercerita tentang sepotong cinta yang terlalu kuat untuk dilunakkan. Sepotong cinta yang seharusnya telah berlalu, namun belum berkesudahan. Menyebalkan memang. Tapi ... bukankah musafir harus berjalan menuju tujuannya ?

Masih dalam potongan-potongan kisah itu. Ketika kapal sudah tertambat di dermaga, maka tak mungkin ia akan pergi kemana. Namun, bukankah tsunami bisa saja merubah takdir tambatan itu ? Hmmm.... sekali lagi, menyebalkan ! Khawatir ? tidak ! sekali lagi kukatakan, Tidak ! Aku tidak perlu khawatir akan "kecurangan-kecurangan" cinta. Karena jiwaku sudah terpaut dalam... dalam... sangat dalam... Disana, dirongga hati sang Kamaratihku. Jadi aku tak risau. Lalu untuk apa essay cintaku ini ? Sudahlah, marilah kita lanjutkan. Biarlah pertanyaan demi pertanyaan menjadi bagian jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan itu sendiri (mikir).

Today

Ini hari yang gila, mungkin sangat gila. Bagaimana tidak, engkau masih tersenyum di depanku (menyebalkan). Sudah kubilang, jangan mencoba tersenyum di depan wajah imutku (tendang)! Eh, masih saja engkau tersenyum. Awas ya, panah Amor itu beracun. Lain kali kulumasi dengan detergent yang sudah expired (lagi ngomong apa sihhh). Begitulah hari-hariku, bergelut dengan paras indah yang menyebalkan itu (gigit jari). Ugh !

Yesterday

Sama kayak today, tapi aku berhasil melarikan diri (yeahhh). Eksyen coy :)

Tomorrow

Mau pakai kacamata kuda, biar ga ngelihat kusirnya... Wahaha.

Cinta memang aneh. Tapi tak seaneh wajahmu yang sering kali kulihat nongkrong di panci dapurku (khayalan). Wesssstraaahhh....

#Sekadar coretan hati...

Met aktivitas semuanya ;)

Monday, December 16, 2013

Banyak Orang Miskin di Indonesia ? Kata Siapa ?

Kata siapa orang Indonesia miskin ?

Tiap tahun mall-mall megah dibangun, toh banyak orang yang belanja disana,

atau sekedar cuci mata kesana

Bukankah cuci mata kesana juga butuh biaya ?

Kata siapa orang Indonesia miskin ?

Tiap tahun mobil-mobil dengan harga yang fantastis selalu saja meningkat penjualannya,

Bahkan mobil-mobil yang "katanya" harganya milyaranpun banyak bertebaran di jalan-jalan aspal yang bergelombang

Aneh bukan ?

Lalu, kata siapa kalau orang Indonesia miskin ?

Properti yang harganya mulai puluhan sampai ratusan jutapun banyak yang memiliki

bahkan milyaranpun sanggup dibeli ?

Kata siapa orang Indonesia miskin ?

Disini, dikampungku yang rumahnya masih terbuat dari bambu, bahkan lantainyapun masih berdebu

setiap pagi ada dering telepon berbunyi dan penyanyi menari di televisi

Bajupun setiap hari berganti

Hmmm...

Lalu sebenarnya siapa yang miskin ?

#Ditulis dalam rangka menenangkan dan menyenangkan diri sendiri selaku rakyat biasa yang sering terbebani dan terbohongi...

Wkwkwkwkwkk....

:)

Sunday, September 8, 2013

UZUR TAPI MANJUR

Wah kangen rasanya saya menulis di blog ini. Alhamdulillah kesampaian juga untuk kembali menuliskan sesuatu yang semoga bermanfaat untuk sobat blogger semua. Pada mulanya saya ingin menulis pada awal Ramadhan tahun ini. Tapi saya diberi hadiah spesial oleh Allah SWT berupa operasi usus buntu pada hari ke-5 Ramadhan lalu. Kebetulan (mungkin kata ini lebih enak, he he) usus buntu saya sudah pecah. Alhasil operasi yang saya lakukan seperti operasi caesar, dan harus rest total sampai kondisi saya membaik sebagaimana semula. Disamping itu saya disarankan untuk tidak mengangkat barang/sesuatu yang tergolong berat agar kondisi usus yang habis dioperasi tidak berakibat fatal bagi tubuh saya.

Karena kondisi kesehatan itulah, pulang dan berangkat kerja saya putuskan untuk naik angkutan umum. Tiga kali naik angkutan, angkutan pedesaan (maklum wong ndeso), Bus, dan angkutan desa lagi alias trayek. Sebenarnya itu bukan pengalaman baru buat saya, lah wong dari SMA sampai saya kuliah sudah terbiasa naik angkutan umum seperti itu. Hanya sedikit agak kikuk tentu saja. Karena sudah hampir tujuh tahunan saya jadi anak bikers alias anak motor. He he.

Ada pengalaman menarik tentunya ketika saya naik angkutan umum kembali. Mulai dari bus yang sama yang saya naiki sedari SMA, sopir dan kernek yang masih sama setia sedari saya SMA juga, dan tentu saja fenomena berdesak-desakkan. Masih seperti dulu ? Tentu saja tidak ! Bukankah kendaraannya sudah mulai uzur ? He he.

Saya jadi punya ide, bagaimana kalau fenomena tersebut di atas dimasukkan ke dalam Museum Rekor Indonesia ? Ya, rekor. Rekor bus uzur yang manjur. Manjur ? Ya, karena walaupun kendaraan-kendaraan yang saya naiki sudah tergolong tua (bayangkan, saya SMA nya tahun 1998 ) tapi masih manjur untuk mengais kocek-kocek rupiah. Hebat kan ?

Monday, April 1, 2013

Mengapa Malu Pakai "Baju" Indonesia ?

Wah lama juga saya tidak memposting di blog tercinta ini. Pekerjaan dan "impian" yang membuat saya belum bisa memposting di blog ini. Pekerjan, ya pekerjaan, maklumlah sebagai petugas pendataan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Sekolah, menjelang pergantian Tahun Pelajaran Baru harus sesegera mungkin meng up date data-data yang ada. hehee... Dan "impian", saya sebut impian karena sudah lama sekali mimpi-mimpi saya ini ingin segera terealisasi dalam kehidupan nyata. Wahh cetar banged kayaknya... hehee.

Salah satunya adalah membuat Novel, alhamdulillah  hari ini mulai ditulis... heheee...

Selain pekerjaan dan impian, ada juga beberapa tulisan yang belum saya selesaikan (bagi yang merasa, mohon maaf yahhh... hihihihi).

Sengaja saya tulis judul : Mengapa Malu Pakai "Baju" Indonesia ?, karena keprihatinan saya kepada anak-anak muda di Negeri ini yang seakan-akan "lupa" dan "malu" pada budaya sendiri. Sebagai contoh, betapa anak-anak muda negeri ini justeru sangat menggemari tarian Gangnam Style dibandingkan dengan tarian-tarian tradisonal Indonesia yang justeru menurut saya kaya akan variasi gerakan dan filosofinya.. ceileehhhh... filosofi... hihihi.

Coba kita bayangkan, satu jenis tari yang bernama GANGNAM STYLE ternyata mampu "melupakan" ratusan atau bahkan mungkin ribuan tari tradisional yang ada di Indonesia. Pertanyaannya, mengapa itu bisa terjadi ? Saya tidak berhak dan tidak pantas menjudge apa yang dilakukan anak-anak muda yang gemar GANGNAM. Saya hanya ingin berbagi pendapat, itu saja.

Reminder ? entahlah. Yang jelas, dari dulu kita adalah bangsa yang mudah menerima kebudayaan dari luar. Lihatlah betapa mudah Budaya Hindu, Buddha, dan Islam menjamur di tanah ini. Tentu saja karena ada faktor toleransi dan keterbukaan dari nenek moyang kita. Tapi bukan berarti nenek moyang bangsa kita menerima begitu saja kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar. terbukti masih ada upacara-upacara tradisonal kuno dan penginggalan benda-benda kuno sebelum peradaban Hindhu datang, masih ada sampai sekarang. Ini berarti bahwa bangsa ini adalah bangsa yang menerima hal-hal baru, tanpa meninggalkan hal-hal atau kebiasaan lama yang masih dianggap pantas untuk tetap dijaga dan dilestarikan.

Kembali ke Gangnam, jika Korea mampu menghipnotis kita, kenapa kita yang memiliki keanekaragaman tarian yang lebih banyak dari mereka  tidak bisa menghipnotis mereka ? :)

Bagi yang optimis pasti mengatakan "BISA" !!! Toh kita dikenal sebagai bangsa yang terbuka dan ramah. Dengan sifat bangsa yang demikian, pastilah kita bisa mensejajarkan tarian-tarian tradisonal kita dengan tarian Gangnam. Dan yang lebih penting, adalah penanaman moral, bahwa bangsa kita bukanlah bangsa pengekor, tapi bangsa yang punya identitas.

Saya tidak tahu apakah ini adalah "hasil" dari "penjajahan" yang lama. Sehingga kita menjadi bangsa yang seperti ini ? Ahh... mungkin saya dan anak-anak muda bangsa ini yang kurang memahami tentang bangsa ini. Dan tulisan-tulisan di buku Sejarahpun mungkin harus ada yang diubah. Bahwa kita bukanlah bangsa yang dijajah, tetapi kita adalah bangsa "KSATRIA". Ksatria yang berjuang melawan orang-orang jahat yang mencoba merebut kemakmuran dan kejayaan negeri ini.

Selamat sore Indonesia :)











Thursday, February 21, 2013

Catatan Lorong Hati ( Teruntuk Anak Indonesia )

Lelaki tua itu masih memegangi lembaran kertas yang ada ditangannya. Sungguh, ia pantas dipanggil "kakek", daripada dipanggil "bapak". Perlahan.... keluarlah butiran - butiran air bening dari matanya.... Tangannya yang keriput masih saja bergetar memegang lembaran kertas itu.... yaaa....  kertas.... yang disitu tercantum  angka yang menunjukkan nama seorang perempuan...

Perempuan yang tak asing baginya, perempuan yang senantiasa menghiburnya dikala ia sedih... Perempuan yang senantiasa memberikan senyuman dikala ia susah....

Masih segar betul dalam ingatanya, ketika musim hujan kemarin... Waktu itu hujan turun dengan derasnya. Badannya yang renta mulai merasakan rasa aneh, rasa yang sudah biasa ia rasakan.... Aneh ?? Yaa karena ia menganggap aneh pada dirinya sendiri... " Kenapa orang setua aku bisa terjatuh sakit, padahal aku harus menanggung isteriku, anak-anakku... Bukankah Tuhan tahu itu ??? Tuhan benar-benar aneh.. Kenapa ia memberikanku sakit ???"

Terkadang ia merasa Tuhan tidak adi, namun ia bukanlah lelaki seperti itu... Ia adalah lelaki yang tahu betul tentang hakikat kehambaan... Sedangkan keluhannya, adalah bukti bahwa ia adalah manusia sebenarnya....

Angin berdesir sangat kuat... Tubuhnya mulai menggigil... Namun ia berusaha menutupi itu ditengah kesunyian jiwanya.... Sang isteri yang sedari tadi berdiri didepan pintu mulai beranjak dari tempatnya. " Ndhuk...ndhuk... semoga Gusti Pengeran menjagamu dari hujan angin yang besar ini.".

Belum lama sang isteri menutup pintu, terdengar suara ketukan pintu disertai salam yang cukup parau....

"Akhirnya kau pulang juga ndhuk..... "


Sembari batuk, si anak mencium tangan ibunya yang keriput itu... ia pun beranjak menemui sang ayah yang sedari tadi melihatnya dengan penuh kerinduan.....

Dengan manja dan keceriaan, si anak memeluk ayahnya..... " Bapak, Gusti Allah selalu menyayangi kita... jangan pernah takut kehilangan apapun dan siapapun." Lantas dengan penuh kasih sayang, sang bapak mencium kening anaknya.... Badannya yang menggigil perlahan sirna diterjang aroma kebahagiaan tatkala mendengar puterinya bercerita tentang cita-citanya..................

 "Pak, gemana... Yanti diterima kan di sekolah ini ???" Teriakan yang tiba - tiba  itu membangunkan kesadaran si lelaki tua.

Diberikannya lembaran kertas yang sedari tadi dipegangnya, lembaran kertas yang mulai basah terkena siraman air matanya... Lembaran kertas yang membuatnya bahagia sekaligus berduka.... Bagaimana ia tidak bahagia ??? puterinya diterima... dan yang membuatnya berduka adalah lembaran berikutnya.... Lembaran yang berisi sederetan biaya....

 "Pak..... Bapak jangan berduka ya ??? Yanti akan bekerja... Bukankah Allah mencintai hamba-Nya yang bekerja ???".

Tangispun pecah.... Menyambar siapa saja yang berada disekitarnya....

Perlahan, mentari yang sedari tadi tersenyum, mulai meredupkan sunggingnya.... Namun bibir senja memapah kedua manusia itu pulang kerumah.... mencoba meraih hari yang kian terbebani....

Tuesday, February 19, 2013

wONG gEMBLUNG ( CRAZY PEOPLE )

Lelaki itu bernama Kasuko... Tubuhnya tegap, kekar... Tidak lebih tinggi dari orang yang berperawakan tinggi, tidak lebih pendek dari orang yang berperawakan pendek... Kulitnya sawo matang, tapi jika dilihat sekilas, cenderung menuju ke warna hitam... Rambutnya kusam, sekusam harapannya yang kian padam... Giginya putih kekuning-kuningan... Hidungnya mancung seperti halnya Petruk, tokoh punakawan dalam cerita wayang... Hanya saja, yang ia bawa bukan pethel... Tapi bilah panjang yang mulai mengering... dan seutas tali rafia yang menjungkal dari balik saku celananya....

Suaranya keras menggelegar... Sesekali, ingus keluar dari hidungnya yang masam...
Pekerjaannya adalah menghitung setiap jengkal tanah yang ia lalui....
Bersiul adalah kegemarannya....
Namun yang paling aku sukai dari dia adalah ketika ia bergumam.... Tak jelas tapi aku suka...
Orang-orang memanggil dia si gila....
Tapi aku pikir, dia bukan orang gila.... Masih kuingat jelas ketika dia menghiba pada tetangga sebelah untuk meminta makan siang.... Tapi dilempar sendal jepit...
Dia malah tertawa....
Aku pikir dia beruntung, coba bayangkan.... Dia hanya dilempari sendal jepit gara-gara dia minta makanan.... BUKANKAH SOPAN, KETIKA SESEORANG MENGINGINKAN SESUATU LALU DIA MEMINTA ????
Walaupun dia gemblung alias GILA !!!!


Lihatlah di zaman sekarang !!!
banyak orang yang katanya "waras", malah mengambil sesuatu tanpa permisi .....
( malas mau bilang pungli, korupsi, dsb.... BOSEN )

Aku jadi malu.... Jangan-jangan aku termasuk didalamnya....
walahhh..... walahhhhh.......

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...