Wacana reshuffle kabinet kerja Presiden Jokowi makin santer. Mulai dari pengamat sampai tokoh partai politikpun ikut nimbrung mewacanakan kocok ulang menteri-menteri di kabinet presiden Jokowi. Sungguh ramai.... Dan... menggelitik tentunya.
Kenapa menggelitik? Karena kakiku baru saja digigit nyamuk.... Nyeri-nyeri sedap.... Mbuehehehe...
Saya tidak tahu bagaimana keadaan hati Presiden saat ini. Yang jelas, wacana kocok ulang kabinet kerja pastilah mendapatkan perlakuan istimewa dalam benak sang Presiden :)
Sebagai rakyat, saya hanya berharap, andaikata kocok ulang itu benar-benar terjadi, semoga bukan karena perebutan kekuasaan semata. Tapi karena kebutuhan rakyat Indonesia. Ya, kebutuhan.
Kami butuh kenyamanan. Kami butuh ketenangan. Kami butuh kemakmuran. Kami butuh keadilan. Kami butuh segala sesuatu yang menjadikan kami hidup tata tentram kerta raharja.
Kami tidak ingin dibegal. Kami tidak ingin mendengar berita korupsi. Kami tidak ingin membaca berita NARKOBA. Kami tidak ingin kesusahan membayar biaya pendidikan, rumah sakit, pajak-pajak jalan, pajak-pajak kendaraan, dan pajak-pajak lainnya yang terkadang bayaran kami hilang entah kemana.
Wahai pak Presiden..... Anda bukanlah pegawai partai! Anda adalah ayah bagi kami, anak-anak bangsa ini. Saya ingin Anda menegakkan kepala Anda.
Sistem pemerintahan kita adalah presidensial. Bukan Sialnyapresiden.... Hak mengganti menteri adalah murni kekuasaan Anda.
Jangan takut pada partai! Jangan takut pada orang perorang... tokoh pertokoh... Angkat kepala Anda....
Saya berdo'a.... Semoga Anda diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menakhkodai kapal besar Indonesia.... Penuhi janji-janji Anda. Semoga Tuhan memudahkan....
Tuesday, May 12, 2015
MEMBUNUH SEPAKBOLA, MEMBUNUH BANYAK NYAWA
Gonjang ganjing pembekuan PSSI oleh Menpora masih menjadi bahan perbincangan hangat oleh berbagai kalangan. Maklumlah, PSSI adalah induk olah raga yang sangat digandrungi di republik ini. SEPAK BOLA coy!
Bahkan ketika tulisan ini dimuat, permasalahan gonjang ganjing tersebut sedang dibahas di salah satu stasiun tivi swasta terkenal di negeri ini. Benar-benar hot diskusi yang entah sampai kapan berakhirnya.
Saya benar-benar heran atas perlakuan mereka-mereka yang katanya mencintai sepakbola. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Dengan pembekuan PSSI, maka bersiap-siaplah menyaksikan kehancuran sepakbola di negeri ini. Kenapa? Karena dengan pembekuan tersebut, FIFA akan urun tangan dengan cara "membekukan" sepak bola kita. Waduh... parah kiyeh!
Jika FIFA benar-benar melakukan hal itu, sungguh tragis nian nasib insan sepakbola Indonesia. Ingat broh, sepakbola adalah industri. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari dunia olah kaki ini. Mulai dari para pemain, pelatih, wasit, pedagang asongan yang biasa jualan di stadion, dan beberapa nyawa lagi yang menggantungkan penghasilannya dari dunia sepakbola. Ingat juga yah mas broh, mereka punya keluarga. Silahkan kalkulasikan, berapa orang yang hidupnya akan menderita gara-gara "kematian" sepakbola Indonesia yang dibunuh ini. Siapa yang bertanggung jawab? #hayo angkat tangan!
Semoga ada solusi............
Bahkan ketika tulisan ini dimuat, permasalahan gonjang ganjing tersebut sedang dibahas di salah satu stasiun tivi swasta terkenal di negeri ini. Benar-benar hot diskusi yang entah sampai kapan berakhirnya.
Saya benar-benar heran atas perlakuan mereka-mereka yang katanya mencintai sepakbola. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Dengan pembekuan PSSI, maka bersiap-siaplah menyaksikan kehancuran sepakbola di negeri ini. Kenapa? Karena dengan pembekuan tersebut, FIFA akan urun tangan dengan cara "membekukan" sepak bola kita. Waduh... parah kiyeh!
Jika FIFA benar-benar melakukan hal itu, sungguh tragis nian nasib insan sepakbola Indonesia. Ingat broh, sepakbola adalah industri. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari dunia olah kaki ini. Mulai dari para pemain, pelatih, wasit, pedagang asongan yang biasa jualan di stadion, dan beberapa nyawa lagi yang menggantungkan penghasilannya dari dunia sepakbola. Ingat juga yah mas broh, mereka punya keluarga. Silahkan kalkulasikan, berapa orang yang hidupnya akan menderita gara-gara "kematian" sepakbola Indonesia yang dibunuh ini. Siapa yang bertanggung jawab? #hayo angkat tangan!
Semoga ada solusi............

PROSTITUSI ARTIS INDONESIA, BENARKAH?
Sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk membahas prostitusi online yang konon dilakukan oleh artis Indonesia yang berinisial AA. Kenapa? Karena ini bukan kali pertamanya saya mendengar prostitusi yang dihubungkan dengan para pelaku di dunia entertainment di Indonesia. Sudah beberapa kali saya mendengar masalah tersebut.
Walaupun kebenarannya, tentu saja saya tidak tahu secara pasti. Namun dari beberapa media yang menurut saya bisa dipercaya, bisa jadi prostitusi yang melibatkan artis itu benar-benar terjadi. #usap2 dada :(
Dan di zaman serba canggih seperti ini, modus operandi yang digunakanpun mengikuti zaman. On line bos! Via media sosial bisa. Bahkan ampuh! Wah wah wah.... Gemana ndak keren? #Don't try at home!
Media sosial yang beraneka wujudnya itu sungguh ibarat pisau yang bermata dua. Ia bisa digunakan untuk kebaikan, tapi juga bisa digunakan untuk keburukan/kejahatan. Tergantung pada si pemegang :)
Nah, prostitusi yang melibatkan artis yang baru saja dibongkar oleh pihak kepolisian kali ini memang lumayan mencengangkan. Bagaimana tidak mencengangkan... Tarif para pelaku prostitusi alias para pelacur itu bernilai sampai ratusan juta rupiah sekali kencan. #cuman nglirik kayaknya you musti bayar Lima jutah yah bro? Mbuehehehe....
Sungguh angka yang fantastis. Saya jadi ingat ketika membaca salah satu koran yang membahas prostitusi di Paris sono....Wuihhh.... Mahal juga broh! Tapi eh tapi.... Ternyata, harga kencan artis Indonesia yang berprofesi sebagai pelacur itu bisa melebihi orang-orang Eropa sana. Weh! #geleng2 celana.... eh kepala
Sungguh apa yang dilakukan oleh oknum artis tersebut, selain merugikan diri sendiri, pun dapat merugikan orang lain. Dalam hal ini adalah untuk mereka-mereka yang berprofesi sebagai artis.
Apalagi saat ini banyak ditayangkan di televisi-televisi perihal pundi-pundi kekayaan yang dimiliki oleh para artis yang notabene justru sering jarang nongol di media. Tas, sepatu, cincin dan mobil yang harganya sangat fantastis "dipamerkan" di acara televisi tersebut. Jujur saja saya tidak keberatan dengan acara-acara yang memamerkan kekayan para artis itu. Hanya saja, ada suatu pengalaman yang membuat saya jadi berpikir keras gara-gara tontonan itu.
Begini ceritanya....
Pada suatu sore saya menonton acara di slaah satu televisi swasta. Acara infotainment...
Nah, pada acara infotainment tersebut dipertontonkan harta-harta kekayaan yang bernilai milyaran rupiah dari beberapa artis yang diundang pada acara televisi itu. Eh, tiba-tiba saja ada penonton yang bilang kek gini....
"Halah, paling-paling dia jualan tubuh untuk mendapatkan harta-harta itu. Bagaimana tidak, lah mereka kan bukan artis yang terkenal. Dari mana mereka mendapatkan barang-barang mewah itu. Iya kan mas?"
Begitu dia berujar sembari bertanya kepada saya.
Ah, saya bingung mau jawab apa.... Yang jelas, saya malah jadi pusing tujuh belas keliling gara-gara kalimat yang diucapkan orang itu. Kenapa pusing? Ya itu dia... Dari mana ya mereka mendapatkan kekayan yang fantastis itu. Bukankah mereka bukan artis yang terkenal. Bahkan saya pribadi baru tahu artis-artis itu ketika tontonan itu berlangsung. Maaf, bukan beprasangka buruk...... Saya cuman mikir kok :) Makanya saya jadi pusing...... :P
Nah, lebih pusing lagi ketika saya menonton acara televisi yang membahas muahalnya harga kencan pelacur yang konon berprofesi sebagai artis tersebut. Kenapa lebih pusing? Bukankah dia sudah bekerja sebagai artis? Kok mau-maunya jadi pelacur kek gitu? Apa bayaran artis kurang tinggi? Atau..... Ingin mencari kekayaan dengan cara cepat,singkat dan enak? Walah..... #salto
Saya kurang paham atas maksud dan tujuan si artis yang menjadi pelacur itu. Saya cuman berharap, semoga tidak ada lagi artis-artis yang berprofesi sebagai pelacur.... Ndak enak kan dikata-katain pelacur seperti ini.....
Makanya, jangan jadi PELACUR miss... Jadi PRAMURIA saja... kayaknya lebih maknyos! Mbuehehehe......
Oh bahasa.... Ternyata engkau dapat mempercantik suasana.....
Walaupun kebenarannya, tentu saja saya tidak tahu secara pasti. Namun dari beberapa media yang menurut saya bisa dipercaya, bisa jadi prostitusi yang melibatkan artis itu benar-benar terjadi. #usap2 dada :(
Dan di zaman serba canggih seperti ini, modus operandi yang digunakanpun mengikuti zaman. On line bos! Via media sosial bisa. Bahkan ampuh! Wah wah wah.... Gemana ndak keren? #Don't try at home!
Media sosial yang beraneka wujudnya itu sungguh ibarat pisau yang bermata dua. Ia bisa digunakan untuk kebaikan, tapi juga bisa digunakan untuk keburukan/kejahatan. Tergantung pada si pemegang :)
Nah, prostitusi yang melibatkan artis yang baru saja dibongkar oleh pihak kepolisian kali ini memang lumayan mencengangkan. Bagaimana tidak mencengangkan... Tarif para pelaku prostitusi alias para pelacur itu bernilai sampai ratusan juta rupiah sekali kencan. #cuman nglirik kayaknya you musti bayar Lima jutah yah bro? Mbuehehehe....
Sungguh angka yang fantastis. Saya jadi ingat ketika membaca salah satu koran yang membahas prostitusi di Paris sono....Wuihhh.... Mahal juga broh! Tapi eh tapi.... Ternyata, harga kencan artis Indonesia yang berprofesi sebagai pelacur itu bisa melebihi orang-orang Eropa sana. Weh! #geleng2 celana.... eh kepala
Sungguh apa yang dilakukan oleh oknum artis tersebut, selain merugikan diri sendiri, pun dapat merugikan orang lain. Dalam hal ini adalah untuk mereka-mereka yang berprofesi sebagai artis.
Apalagi saat ini banyak ditayangkan di televisi-televisi perihal pundi-pundi kekayaan yang dimiliki oleh para artis yang notabene justru sering jarang nongol di media. Tas, sepatu, cincin dan mobil yang harganya sangat fantastis "dipamerkan" di acara televisi tersebut. Jujur saja saya tidak keberatan dengan acara-acara yang memamerkan kekayan para artis itu. Hanya saja, ada suatu pengalaman yang membuat saya jadi berpikir keras gara-gara tontonan itu.
Begini ceritanya....
Pada suatu sore saya menonton acara di slaah satu televisi swasta. Acara infotainment...
Nah, pada acara infotainment tersebut dipertontonkan harta-harta kekayaan yang bernilai milyaran rupiah dari beberapa artis yang diundang pada acara televisi itu. Eh, tiba-tiba saja ada penonton yang bilang kek gini....
"Halah, paling-paling dia jualan tubuh untuk mendapatkan harta-harta itu. Bagaimana tidak, lah mereka kan bukan artis yang terkenal. Dari mana mereka mendapatkan barang-barang mewah itu. Iya kan mas?"
Begitu dia berujar sembari bertanya kepada saya.
Ah, saya bingung mau jawab apa.... Yang jelas, saya malah jadi pusing tujuh belas keliling gara-gara kalimat yang diucapkan orang itu. Kenapa pusing? Ya itu dia... Dari mana ya mereka mendapatkan kekayan yang fantastis itu. Bukankah mereka bukan artis yang terkenal. Bahkan saya pribadi baru tahu artis-artis itu ketika tontonan itu berlangsung. Maaf, bukan beprasangka buruk...... Saya cuman mikir kok :) Makanya saya jadi pusing...... :P
Nah, lebih pusing lagi ketika saya menonton acara televisi yang membahas muahalnya harga kencan pelacur yang konon berprofesi sebagai artis tersebut. Kenapa lebih pusing? Bukankah dia sudah bekerja sebagai artis? Kok mau-maunya jadi pelacur kek gitu? Apa bayaran artis kurang tinggi? Atau..... Ingin mencari kekayaan dengan cara cepat,singkat dan enak? Walah..... #salto
Saya kurang paham atas maksud dan tujuan si artis yang menjadi pelacur itu. Saya cuman berharap, semoga tidak ada lagi artis-artis yang berprofesi sebagai pelacur.... Ndak enak kan dikata-katain pelacur seperti ini.....
Makanya, jangan jadi PELACUR miss... Jadi PRAMURIA saja... kayaknya lebih maknyos! Mbuehehehe......
Oh bahasa.... Ternyata engkau dapat mempercantik suasana.....
Friday, May 8, 2015
AKU BERHARAP TAK ADA HUJAN DI SORE INI

Aku berharap tak ada hujan di sore ini. Karena pucuk-pucuk benci ini akan aku biarkan membumbung tinggi sampai ke langit sana... Sungguh, aku berharap tak ada hujan di sore ini. Karena hanya dia yang akan menjungkalkanku pada dekap-dekap kepedihan yang semakin menghitam... Lebam...
Aku berharap tak ada hujan sore ini. Karena pucuk-pucuk rindu mulai hadir membelah waktu. Bosan! Sungguh bosan dengan kata yang satu itu. Rindu? Ya rindu... Karena dialah yang menjadikanku berayun ayu pada titik-titik kebencian...
Aku berharap tak ada hujan di sore ini... Bagaimana dengan kamu?
Apa Kabar Waktu?
Apa kabar waktu?
Terima kasih masih menyempatkan bersua denganku.
Sekian lama aku bercumbu denganmu, kuharap engkau tahu betapa manisnya aku.
Kemarin dan sekarang hanyalah kamu.
Pun demikian besok....
Aku berharap masih bersanding denganmu ditemani langit-langit rumah yang mulai membiru.
Apa kabar waktu? Aku bersyukur masih melihat wajahmu.
Tatih-tatih langkahku masih tegap mengarah ke jiwamu.
Oh rasa....
Begitu warna langit teramat indah ketika bercanda denganmu.
Apa kabar waktu?
Semoga sisa-sisa rindu ini berakhir dengan manis di pojok sungai itu.
Sungai yang didalamnya mengalir air-air putih.
Ditemani bidadari-bidadari yang masih perawan itu.
Oh... apa kabar waktu?
Marilah kita bercinta disela rindu itu.... Syahdu....
Terima kasih masih menyempatkan bersua denganku.
Sekian lama aku bercumbu denganmu, kuharap engkau tahu betapa manisnya aku.
Kemarin dan sekarang hanyalah kamu.
Pun demikian besok....
Aku berharap masih bersanding denganmu ditemani langit-langit rumah yang mulai membiru.
Apa kabar waktu? Aku bersyukur masih melihat wajahmu.
Tatih-tatih langkahku masih tegap mengarah ke jiwamu.
Oh rasa....
Begitu warna langit teramat indah ketika bercanda denganmu.
Apa kabar waktu?
Semoga sisa-sisa rindu ini berakhir dengan manis di pojok sungai itu.
Sungai yang didalamnya mengalir air-air putih.
Ditemani bidadari-bidadari yang masih perawan itu.
Oh... apa kabar waktu?
Marilah kita bercinta disela rindu itu.... Syahdu....
Wednesday, May 6, 2015
SAMPAH-SAMPAH DI SAWAH
Kemarin, pagi-pagi sekali, aku harus bergegas mengantar isteriku ke salah satu universitas ternama di Purwokerto untuk mengikuti seminar. Kalau ndak salah, seminar yang diikuti oleh isteriku adalah seminar perpajakan. Maklumlah, isteriku itu kan bergelut di dunia akuntansi. So, dengan penuh semangat ia mengikuti seminar tersebut. Apalagi di seminar itu ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya waktu kuliah dulu. Ramai, kata isteriku.
Okey, aku ndak akan membincangkan keseruan "reunian" isteriku dengan beberapa sahabatnya waktu kuliah dulu, aku hanya ingin mengatakan pada manusia-manusia yang biasa lalu lalang di sekitar areal persawahan di universitas tersebut. Oh ya, areal persawahan tersebut berada di sebelah tenggara universitas tersebut. Aku hanya ingin mengatakan, "Please jangan buang sampah di sawah!" Gitu aja :)
Entah apa yang ada dipikiran mereka-mereka yang membuang sampah di areal persawahan tersebut. Kok bisa-bisanya membuang sampah di sawah. Padahal di sebelah barat sawah-sawah tersebut masih ada lahan kosong. Bahkan ada tempat pembakaran sampah. Huh, menyedihkan!
Selain "mengotori" sawah, sampah-sampah tersebut sungguh mengganggu pemandangan, terutama pemandangan mataku ini ;)
Pertanyaanku, sampai kapan sawah tersebut akan terkotori oleh tangan-tangan manusia yang notabene juga makan nasi. Ya, nasi. Bukankah sebagian besar nasi yang kita makan sehari-hari adalah nasi yang berasal dari gabah di sawah?
Sudahlah, aku akhiri saja cerita sampah-sampah di sawah itu seraya berharap semoga ada kepedulian dari warga sekitar, terutama para mahasiswa yang biasa melewati areal persawahan tersebut. Bukankah mahasiswa adalah salah satu corong perubahan? Hehehe.
Untuk saya pribadi, cukuplah mengambil sedikit sampah tersebut. Kenapa sedikit? Karena hari sudah siang dan aku harus bergegas menuju ke tempat kerjaku yang jaraknya 40-an kilometer dari sawah tersebut ;)
Untuk pemerintah daerah bagaimana? Ya silahkan bekerja sebagaimana mestinya. Bukankah Banyumas baru saja melaunching Better Banyumas pada hari jadinya kemarin? :)
Okey, aku ndak akan membincangkan keseruan "reunian" isteriku dengan beberapa sahabatnya waktu kuliah dulu, aku hanya ingin mengatakan pada manusia-manusia yang biasa lalu lalang di sekitar areal persawahan di universitas tersebut. Oh ya, areal persawahan tersebut berada di sebelah tenggara universitas tersebut. Aku hanya ingin mengatakan, "Please jangan buang sampah di sawah!" Gitu aja :)
Entah apa yang ada dipikiran mereka-mereka yang membuang sampah di areal persawahan tersebut. Kok bisa-bisanya membuang sampah di sawah. Padahal di sebelah barat sawah-sawah tersebut masih ada lahan kosong. Bahkan ada tempat pembakaran sampah. Huh, menyedihkan!
Selain "mengotori" sawah, sampah-sampah tersebut sungguh mengganggu pemandangan, terutama pemandangan mataku ini ;)
Pertanyaanku, sampai kapan sawah tersebut akan terkotori oleh tangan-tangan manusia yang notabene juga makan nasi. Ya, nasi. Bukankah sebagian besar nasi yang kita makan sehari-hari adalah nasi yang berasal dari gabah di sawah?
Sudahlah, aku akhiri saja cerita sampah-sampah di sawah itu seraya berharap semoga ada kepedulian dari warga sekitar, terutama para mahasiswa yang biasa melewati areal persawahan tersebut. Bukankah mahasiswa adalah salah satu corong perubahan? Hehehe.
Untuk saya pribadi, cukuplah mengambil sedikit sampah tersebut. Kenapa sedikit? Karena hari sudah siang dan aku harus bergegas menuju ke tempat kerjaku yang jaraknya 40-an kilometer dari sawah tersebut ;)
Untuk pemerintah daerah bagaimana? Ya silahkan bekerja sebagaimana mestinya. Bukankah Banyumas baru saja melaunching Better Banyumas pada hari jadinya kemarin? :)
Saturday, May 2, 2015
BACK TO THE BOOK
Sebelumnya walaupun terlambat, saya ucapkan selamat Hari Buruh untuk kita semua (saya kan termasuk buruh). Dan khusus hari ini, saya ucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional untuk seluruh warga bangsa di Indonesia Raya tercinta ini. Semoga setiap anak bangsa, tanpa terkecuali, dapat mencicipi pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Amiin. #optimis
Berkenaan dengan hari pendidikan nasional ini, saya akan menulis hal yang masih berkaitan dengan pendidikan. Apa itu? budaya membaca.
Tulisan ini terinspirasi ketika pagi tadi saya melihat informasi di salah satu televisi swasta di negeri ini. Dalam berita tersebut dikatakan bahwa menurut UNESCO, minat baca di negeri ini termasuk rendah. Berdasarkan penelitian UNESCO, konon dari 1.000 orang hanya 1 orang saja yang terbiasa dengan budaya membaca. Nah lho... Memprihatinkan. Masih kalah dengan tetangga sebelah, yaitu Thailand dan Malaysia apa lagi Jepang. Konon katanya, minat baca di jepang sudah mencapai angka 85%. Keren kan?
Lalu, bagaimana yah dengan saya sendiri? Hohohoho....
Seingat saya, sebelum saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah bisa membaca. :) Dan ketika saya SD, saya suka membaca berbagai buku dongeng dan majalah yang ada di perpustakaan maupun di rumah sendiri. Kebetulan, ayah dan nenek saya sering mengumpulkan buku yang saya sendiri tidak tahu entah dari mana buku-buku itu ;)
Menginjak SMP, kebetulan sekali sekolahku mewajibkan murid-murid untuk berlangganan salah satu majalah pendidikan. Jangan salah, di majalah tersebut juga berisi berbagai hal yang berhubungan dengan dunia anak muda seperti musik, artis, puisi. cerpen, dan cerbung. Kebetulan juga perpustakaan di sekolahku bukunya bagus-bagus. So, seringkali aku membayar denda ke perpustakaan karena saking banyaknya buku-buku yang telat aku kembalikan ke perpustakaan. Hehehe....
Menginjak SMA, aku masih sering lho ke perpustakaan. Namun intensitasnya tidak seperti sewaktu masih di SMP dulu. Hehehe... Sudah mulai berkeliaran di dunia luar soalnya. Hahahaha....
Semasa kuliah yah sama lah.... Jarang ke perpustakaan, Tapi.... beli buku sendiri! :)
Nah, yang hebat itu sewaktu jadi pengangguran. Walaupun nggak nganggur-nganggur amat, tapi aku berlangganan salah satu majalah lho. Dan kebetulan punya beberapa teman yang punya buku-buku bagus. Akhirnya, sering minjem sini minjem sana dech :)
Ketika bekerja, hampir setiap bulan aku sisihkan uang gajianku untuk membeli buku. Sebagian besar buku-buku yang aku beli adalh buku-buku tentang motivasi, religi, cerpen, dan komputer. Kebiasaan membeli buku itu berangsur hilang ketika aku menikah. Maklumlah, sudah punya tanggungan dan gajianku sungguh tak seberapa ;)
Tapi untunglah, isteriku berlangganan majalah. So, kebiasaan membaca masih bisa terjaga. Dan kebetulan sekali sekarang di perpustakaan tempatku bekerja bukunya bagus-bagus banget dan koleksinya lumayan banyak. Bahkan buku-buku terbarupun ada disana. Walau hanya beberapa. Alhasil, tiap ada waktu senggang, aku nyuri-nyuri waktu ke perpustakaan untuk membaca buku dan pinjam buku tentunya :) Sekarang lagi menyelesaikan Rumah Kaca-nya oom Pram :)
Oh senangnya bisa kembali bergelut dengan buku. Impianku, dapat membuat perpustakaan pribadi di rumahku. Ya kalau dihitung-hitung sekarang ada sekitar 90 atau seratusan buku dan majalah yang aku punya :)
Bagaimana dengan Anda?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting
Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...

-
Cinta bukanlah dagangan yang dijajakan di pinggir-pinggir trotoar jalan. Tapi bukan berarti ia tak ada di trotoar-trotoar itu. Ia senantiasa...
-
Sebelumnya penulis telah membahas seberapa penting alexa rank untuk sebuah blog atau website. Dan sekarang kita akan membahas bagaimana cara...
-
Bagi anda yang sedang mengembangkan bisnis dalam skala mikro kecil dan menengah di bidang retail, pengadaan barang ataupun penjualan barang ...