Friday, May 8, 2015

Apa Kabar Waktu?

Apa kabar waktu?

Terima kasih masih menyempatkan bersua denganku.

Sekian lama aku bercumbu denganmu, kuharap engkau tahu betapa manisnya aku.

Kemarin dan sekarang hanyalah kamu.

Pun demikian besok....

Aku berharap masih bersanding denganmu ditemani langit-langit rumah yang mulai membiru.

Apa kabar waktu? Aku bersyukur masih melihat wajahmu.

Tatih-tatih langkahku masih tegap mengarah ke jiwamu.

Oh rasa....

Begitu warna langit teramat indah ketika bercanda denganmu.

Apa kabar waktu?

Semoga sisa-sisa rindu ini berakhir dengan manis di pojok sungai itu.

Sungai yang didalamnya mengalir air-air putih.

Ditemani bidadari-bidadari yang masih perawan itu.

Oh... apa kabar waktu?

Marilah kita bercinta disela rindu itu.... Syahdu....

Wednesday, May 6, 2015

SAMPAH-SAMPAH DI SAWAH

Kemarin, pagi-pagi sekali, aku harus bergegas mengantar isteriku ke salah satu universitas ternama di Purwokerto untuk mengikuti seminar. Kalau ndak salah, seminar yang diikuti oleh isteriku adalah seminar perpajakan. Maklumlah, isteriku itu kan bergelut di dunia akuntansi. So, dengan penuh semangat ia mengikuti seminar tersebut. Apalagi di seminar itu ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya waktu kuliah dulu. Ramai, kata isteriku.

Okey, aku ndak akan membincangkan keseruan "reunian" isteriku dengan beberapa sahabatnya waktu kuliah dulu, aku hanya ingin mengatakan pada manusia-manusia yang biasa lalu lalang di sekitar areal persawahan di universitas tersebut. Oh ya, areal persawahan tersebut berada di sebelah tenggara universitas tersebut. Aku hanya ingin mengatakan, "Please jangan buang sampah di sawah!" Gitu aja :)

Entah apa yang ada dipikiran mereka-mereka yang membuang sampah di areal persawahan tersebut. Kok bisa-bisanya membuang sampah di sawah. Padahal di sebelah barat sawah-sawah tersebut masih ada lahan kosong. Bahkan ada tempat pembakaran sampah. Huh, menyedihkan!

Selain "mengotori" sawah, sampah-sampah tersebut sungguh mengganggu pemandangan, terutama pemandangan mataku ini ;)

Pertanyaanku, sampai kapan sawah tersebut akan terkotori oleh tangan-tangan manusia yang notabene juga makan nasi. Ya, nasi. Bukankah sebagian besar nasi yang kita makan sehari-hari adalah nasi yang berasal dari gabah di sawah?

Sudahlah, aku akhiri saja cerita sampah-sampah di sawah itu seraya berharap semoga ada kepedulian dari warga sekitar, terutama para mahasiswa yang biasa melewati areal persawahan tersebut. Bukankah mahasiswa adalah salah satu corong perubahan? Hehehe.

Untuk saya pribadi, cukuplah mengambil sedikit sampah tersebut. Kenapa sedikit? Karena hari sudah siang dan aku harus bergegas menuju ke tempat kerjaku yang jaraknya 40-an kilometer dari sawah tersebut ;)

Untuk pemerintah daerah bagaimana? Ya silahkan bekerja sebagaimana mestinya. Bukankah Banyumas baru saja melaunching Better Banyumas pada hari jadinya kemarin?   :)

Saturday, May 2, 2015

BACK TO THE BOOK


Sebelumnya walaupun terlambat, saya ucapkan selamat Hari Buruh untuk kita semua (saya kan termasuk buruh). Dan khusus hari ini, saya ucapkan selamat  Hari Pendidikan Nasional untuk seluruh warga bangsa di Indonesia Raya tercinta ini. Semoga setiap anak bangsa, tanpa terkecuali, dapat mencicipi pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Amiin.  #optimis

Berkenaan dengan hari pendidikan nasional ini, saya akan menulis hal yang masih berkaitan dengan pendidikan. Apa itu? budaya membaca.

Tulisan ini terinspirasi ketika pagi tadi saya melihat informasi di salah satu televisi swasta di negeri ini. Dalam berita tersebut dikatakan bahwa menurut UNESCO, minat baca di negeri ini termasuk rendah. Berdasarkan penelitian UNESCO, konon dari 1.000 orang hanya 1 orang saja yang terbiasa dengan budaya membaca. Nah lho... Memprihatinkan. Masih kalah dengan tetangga sebelah, yaitu Thailand dan Malaysia apa lagi Jepang. Konon katanya, minat baca di jepang sudah mencapai angka 85%. Keren kan?

Lalu, bagaimana yah dengan saya sendiri? Hohohoho....

Seingat saya, sebelum saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah bisa membaca. :) Dan ketika saya SD, saya suka membaca berbagai buku dongeng dan majalah yang ada di perpustakaan maupun di rumah sendiri. Kebetulan, ayah dan nenek saya sering mengumpulkan buku yang saya sendiri tidak tahu entah dari mana buku-buku itu ;)

Menginjak SMP, kebetulan sekali sekolahku mewajibkan murid-murid untuk berlangganan salah satu majalah pendidikan. Jangan salah, di majalah tersebut juga berisi berbagai hal yang berhubungan dengan dunia anak muda seperti musik, artis, puisi. cerpen, dan cerbung. Kebetulan juga perpustakaan di sekolahku bukunya bagus-bagus. So, seringkali aku membayar denda ke perpustakaan karena saking banyaknya buku-buku yang telat aku kembalikan ke perpustakaan. Hehehe....

Menginjak SMA, aku masih sering lho ke perpustakaan. Namun intensitasnya tidak seperti sewaktu masih di SMP dulu. Hehehe... Sudah mulai berkeliaran di dunia luar soalnya. Hahahaha....

Semasa kuliah yah sama lah.... Jarang ke perpustakaan, Tapi.... beli buku sendiri! :)

Nah, yang hebat itu sewaktu jadi pengangguran. Walaupun nggak nganggur-nganggur amat, tapi aku berlangganan salah satu majalah lho. Dan kebetulan punya beberapa teman yang punya buku-buku bagus. Akhirnya, sering minjem sini minjem sana dech :)

Ketika bekerja, hampir setiap bulan aku sisihkan uang gajianku untuk membeli buku. Sebagian besar buku-buku yang aku beli adalh buku-buku tentang motivasi, religi, cerpen, dan komputer. Kebiasaan membeli buku itu berangsur hilang ketika aku menikah. Maklumlah, sudah punya tanggungan dan gajianku sungguh tak seberapa ;)

Tapi untunglah, isteriku berlangganan majalah. So, kebiasaan membaca masih bisa terjaga. Dan kebetulan sekali sekarang di perpustakaan tempatku bekerja bukunya bagus-bagus banget dan koleksinya lumayan banyak. Bahkan buku-buku terbarupun ada disana. Walau hanya beberapa. Alhasil, tiap ada waktu senggang, aku nyuri-nyuri waktu ke perpustakaan untuk membaca buku dan pinjam buku tentunya :) Sekarang lagi menyelesaikan Rumah Kaca-nya oom Pram :)

Oh senangnya bisa kembali bergelut dengan buku. Impianku, dapat membuat perpustakaan pribadi di rumahku. Ya kalau dihitung-hitung sekarang ada sekitar 90 atau seratusan buku dan majalah yang aku punya :)

Bagaimana dengan Anda?

Thursday, April 30, 2015

CINDERELLA DAN SEPATU KACA(U)


Tak seperti biasanya, sehabis kondangan isteriku ngajak belanja di salah satu supermarket terkenal di Purwokerto. Tak seperti biasanya, karena kebiasaan kami setelah kondangan ya langsung pulang ke rumah, ndak ada acara-acaraan lagi. He he he. Apalagi waktu itu turun hujan.... Hmmmm, sesuatu banget :)

Alhasil, dengan pakain "formil" kondangan kamipun berbelanja di supermarket tersebut. Aneh juga sih, baru kali ini kami mengenakan baju kondangan ke supermarket. Gemana gitu....... :)

Sebagai lelaki yang sudah menikah, percayalah, bahwasanya menemani isteri ke supermarket adalah kebahagiaan tersendiri. Lupakan sejenak tentang dompet yang mungkin terkuras. Lupakan sejenak tentang troli- troli berat yang harus didorong. Lupakan juga kebosanan ketika isteri milih itu milih ini dengan lamanya. Kenapa? Karena banyak SPG cantik-cantik disana.... Hahahahahahhahaaa.......   #MODUS

Sebenarnya saya bingung juga, baru kali ini isteriku maksa-maksa bingit untuk belanja. Mau beli apakah gerangan? Eng ing ong.... Ternyata sepatu :)

Ya .... cuman beli sepatu. Dan sudah menjadi kebiasaan, disamping sebagai suami, aku memang sudah ditunjuk secara resmi tanpa SK oleh isteriku untuk menjadi penasihat ulung dibidang pakaian dan berbagai macam asesoris yang biasa diapakai isteriku. Oleh karena itulah, aku harus ikut menentukan sepatu mana yang akan dibeli oleh isteriku ;)

Akhirnya, mataku tertuju pada sepasang sepatu warna hijau yang cukup unik. Wah, sesuai nih. Batinku. Langsung saja aku "seret" isteriku (hahahaha bahasanya....) untuk melihat sekaligus mencoba sepatu hijau itu.... and, seperti yang sudah aku kira, hijau adalah warna favorit isteriku, begitu melihat warnanya saja dia langsung senyam senyum kaya apa gitu... hahaha... Dan ukurannyapun cocok markocok. Dan harganya? Wuihhhh.... ternyata sesuai isi dompet dan isi ATM seluruh pengunjung warteg di kampungku. Hahahaa.... Akhirnya, jadilah isteriku membeli sepatu itu.

Ketika mau ke kasir, eit.... Tiba-tiba saja isteriku nyeletuk sembari memandang sepatu coklatku yang basah karena kehujanan tadi.

"Abi....  Sepatu abi kok ketawa-ketawa seperti itu!"

Langsung saja aku lihat sepatuku yang kebetulan sepatu favoritku... Oh My God, ternyata sepatuku memang tertawa alias rusak pada bagian depan. Upz, mengelupas!

Weleh, ternyata bukan hanya sepatu Cinderellaku yang mulai rusak, ternyata sepatuku juga mulai kacau.... Hahaha....

Tuesday, April 28, 2015

Siapa saja berhak untuk galau, termasuk elo dan gue

Okey mas bro dan mbak sist, kali ini kita akan membicarakan masalah galau. Hmmm, kayaknya asyik nich, sore-sore ngebahas galau sambil ngopi or minum teh hijau. Sueger......

Tahukah kalian, bahwasanya salah satu kehebatan dari si galau ini, ia tak pandang siapa. Kok bisa? Ya tentu saja bisa. Karena galau tak punya mata. Kalau dia punya mata, kayaknya dia bakalan milih manusia-manusia yang kuat saja. Lho kok bisa? Ya biar si galau lekas pergi. Kalau nyemplung ame manusia  lemah, wah bisa berabad-abad baru bisa  keluar tuh dari tubuh itu. Lebay!

Laiknya cinta dan banci, eh benci. Galau ini pun dapat tumbuh dan berkembang pada siapa saja. Wah kaya klinik saja ya, tumbuh dan berkembang. Mbuehehhe....

Anak-anak, ABG, anak yang bener-bener sudah gede, orang tua, orang waras, orang gila (wkwkwk), tukang becak, pegawai negeri, karyawan, pengusaha, pengamen, presiden, yang kurus, yang gemuk, yang lurus, yang bengkok, yang bulet, yang bodoh, yang pinter kerap ia kunjungi.

Pokoknya galau itu ibarat pengelana. Langit sebagai atap rumahnya dan bumi sebagai lantainya. Hidupnya menyusuri jalan. Sisa orang yang aku makan. #malah nyanyi.

Ngawur! Emangnya pernah survey mas bro? Kok berani nulis kek gitu? Ya karena semuanya manusia mas bro. Pastinya ya pernah galau. Hehehe.

Siapa sih yang tak pernah galau? Bahkan konon, para pemuka Agama atau para rohaniawan merupakan manusia-manusia yang mempunyai tingkat kegalauan paling tinggi.

Apalagi di zaman seperti ini. Zaman dimana yang salah bisa menjadi benar, dan yang benar bisa disulap menjadi salah.

Merekalah para rohaniawan yang paling galau kalau sudah seperti ini. Kok tahu? Ya tahu lah. Karena gue pernah berbincang-bincang dengan beberapa diantara mereka. Sungguh mereka memiliki tingkat kegalauan yang teramat tinggi dimana ketika manusia-manusia sudah mulai berani melawan Tuhannya.

Galau memang identik dengan sifat kemanusiaan. Manusia yang tidak pernah galau justeru dipertanyakan kemanusiaannya. Hanya saja, galau yang seperti apa yang dimaksud?

Jika kita galau karena adanya ketidakbenaran dalam hidup, maka galau seperti itu adalah galau yang diperbolehkan, bahkan wajib. Gemana nih maksudnya? Kenapa wajib?

Tentu saja wajib. Coba elo jawab pertanyaan berikut ini. Apakah elo tidak galau ketika banyak ketidakbenaran semakin merajai di sekelilingmu?

Fitnah, korupsi, kolusi dan aneka kejahatan lainnya yang berada dilingkungan sekitarmu.

Tidak galau bang! Wah wah wah.... Buahaya itu.

Jika ada galau yang sifatnya wajib, lalu ada gak sih galau yang sifatnya kagak wajib? Sunah gitu? Wehehehe...

Tentu saja ada! Untuk lebih lanjutnya, kita ikuti dulu dech pesan-pesan berikut ini!

Eng ing ong...

Ada ada saja bang darsono ini. Pakai iklan segala. Emangnya acara kawinan apa? Hikz.

Contoh galau yang tidak wajib itu misalnya, galau karena putus cinta. Wah, jlep banget nih bang. Masa putus cinta tidak galau? Kelainan ini!

Tunggu sebentar yah. Jika elo merasa bahwa elo itu cewek or cowok yang perkasa, harusnya ketika elo putus dengan pacar elo maka elo akan bilang, “Gue rapopo.” Jangan sampai elo bilang, “Sakitnya tuh disini.” Sembari memegang upil kamu. Eh!

Jika elo putus dengan pacar, seperti yang sudah biasa kita baca dan kita dengar, maka kalimat yang semestinya keluar dari hati elo adalah ucapan terima kasih.

Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh Tuhan. Petunjuk bahwasanya mantan lo itu bukanlah orang yang terbaik untuk mendampingi hidup lo. Dengan putus, maka Tuhan telah memberikan petunjuk kepada elo guna nyari pasangan yang lebih baik lagi. Gitu...

Makanya jika elo putus cinta, harusnya elo jangan galau, tapi ... menangislah! #wehlah

Wah kok jadi panjang lebar kayak rumus persegi panjang yah?

Intinya, siapa saja bisa dan berhak dihinggapi perasaan galau ini. Karena galau adalah salah satu sifat yang bernilai universal bagi makhluk-Nya. Wuihhh bahasanya....

So, sudahkah kalian galau di hari ini?

Hehehe....

Aku dan Jennifer Lopez

Semenjak perkenalanku dengan Jennifer Lopez alias Jelo, aku makin kesengsem dengan tingkah lakunya yang menggemaskan. Perkenalanku itu berlangsung ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sungguh mengesankan bisa berkenalan dengan artis sekaliber Jelo. Ruaarrr binasa... Begitu kata iklan di tivi yang bisa mewakili isi hatiku dan isi dompetku tentunya. Mbuehehehe....

Seperti pepatah lama, witing tresna jalaran saka kulina atau dalam bahasa enggrisnya, waiting tresyen bikos of kuleyen, maka seiring berjalannya waktu, aku semakin kesengsem sama Jelo. Bagiku, walaupun dia beda agama, beda budaya, dan beda tinggi badan tentunya, namun cintaku ternyata tumbuh tak terhentikan seperti rambut yang ada di anuku, itu... di kepalaku maksudnya.

Dan begitulah cinta..... Dari dulu deritanya itu-itu saja. Begitu kata siluman basi dalam film Kerak Sakit. Seperti itu juga kisah cintaku....

Walaupun aku sudah sangat mencintainya, tapi apa daya, ia tak dapat melihat wajahku yang ketampanannya tak terbantahkan (versi majalah TRABAS).

Lha bagaimana dia bisa melihatku, wong selama ini aku hanya mengenalnya lewat tivi kok ;) Oh, Jelo... Kutunggu sendal kau.... Wekekekekek.....

Monday, April 27, 2015

Life must gogon.... eh, go on

Hampir setiap minggu bahkan hari, ada saja keluh kesah tentang hidup dan kehidupan yang konon semakin susah saja di negeri ini.

Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja.

bergerak

Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial.

Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok?   :P

Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendapatan, maka berhematlah dan pintar-pintarlah mengatur uang. Hmmm...

Terasa bijak sekali omongan itu. Namun bagaimana dengan orang-orang yang memang tidak mampu menaikkan pendapatan karena kehidupannya mau tidak mau tergantung pada uang gajian bulanan mereka?

Bagaimana juga dengan orang-orang yang memang sudah hemat? Apalagi yang mau dihematin? Heuheueheu.....

Lantas, bagaimana pula nasib orang-orang yang memang sudah mengatur dengan pintar keuangannya? Apalagi yang perlu diatur? Mbuehehe...

Namun, begitulah seni kehidupan ini. Life must  gogon eh, go on!

Jika kita terlalu menyalahkan pemerintahan, itu juga tidak fair dan bukan solutif. Bukankah kita sendiri juga ikut andil dalam memilih mereka?

Nah, dengan sedikit tulisan yang ada di blog ini, saya berharap masih ada beberapa jengkal kebahagiaan yang masih tertanam di hati anak-anak bangsa ini. Bukankah kebahagiaan adalah sebuah pilihan?

Marilah kita lanjutkan hidup, perkuat diri, tingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hidup dan kehidupan. Bukankah Tuhan senantiasa berjalan di atas segala pengharapan?

Mari bergerak!

:)

Ternyata, hidup bahagia di zaman ini susah ya?


Semangat pagi kawan :)

Sebelum aku lebih lanjut menulis postingan ini, sebelumnya jawablah pertanyaan berikut ini :

  1. Pada jam berapakah kalian pertama kali membuka gadget di pagi ini?

  2. Apa isi berita di gadget tersebut?

  3. Apa yang terlintas ketika kalian membaca informasi tersebut?

  4. Adakah pengaruhnya terhadap kalian dari informasi yang kalian dapatkan tersebut?

Nah pertanyaan yang kelima sengaja tidak aku kasih nomor. Kenapa? Ya iseng saja. Mbuehehehe.

Lantas, apa sih pertanyaan yang nomor 5 tersebut. Pertanyaannya sederhana. Ketika sudah mendapatkan informasi tersebut, apakah kesimpulan yang ada pada pikiran kalian (kesimpulan kalian dari informasi itu) langsung kalian tulis di media sosial? Facebook atau twittter misalnya? Hayo jawab :)

Hmmm, sebenarnya mau ngomong apaan sih, kok muter-muter kayak gini. Apalagi kalau dihubungkan dengan judul postingannya. Apa hubungannya boy? He he he.

Baiklah, saya cuman berharap semoga informasi pertama kali ketika kalian membuka gadget atau informasi via  internet adalah informasi yang menyejukkan hati.

Syukur-syukur bisa membahagiakan hati kalian. Contohnya, kamu diterima di universitas favoritmu, kamu diterima kerja, dapat tips-tips berguna, dapat hadiah on line dan sebagainya. Pokoknya yang happy-happy sajalah.

Kenapa? Karena jika sebelum beraktivitas suasana hati kamu lagi happy, maka nanti ketika kamu memulai beraktivitas akan tercipta suasana positif dan manis. Ceileh bahasanya :)

Tapi seandainya informasi yang kalian dapatkan adalah informasi yang bikin suasana hati kamu miris, kecewa, marah atawa bersedih, maka aku berharap kamu tetep happy-happy ajah :)

Karen jika sebelum beraktivitas saja suasana hatimu sudah bersedih, kecewa, ataupun marah, maka akan menimbulkan hil-hil eh hal-hal yang kurang baik terhadap kehidupanmu di hari ini. Khususnya adalah kebahagiaanmu :)

Tidak percaya? Sudahlah.... Percaya saja sama aku. #maksaBingit

Dan sayang seribu kali sayang.... Berdasarkan pengamatanku pribadi, ternyata adagium good news is bad news, masih mendominasi dunia informasi di negeri ini, bahkan jagat raya ini.

Berita-berita yang "negatif" justru menjadi popular news atawa trending topics di kalangan netizen.Tak percaya, lihat saja popular news di dunia maya di pagi ini. Bagaimana menurut kalian?

Bukan hanya di dunia maya saja. Informasi-informasi di dunia elektronik lainpun kurang lebih sama.

Saling menjelek-jelekkan dan fitnah adalah hal yang lumrah. Misalnya, Pejabat anu membuat bla bla bla yang bikin rakyat jadi bla bla bla.

Jika bla bla nya positif, kayaknya jarang yang baca, Tapi jika bla blanya negatif, apalagi dibumbui dengan kata-kata bombastis yang sedemikian rupa, maka akan menjadi trending topic atawa popular news. Dan dapat dipastikan, komen-komenpun akan bejibun, termasuk komen-komen yang kurang pantas menurut segi agama maupun budaya ketimuran kita.

Entahlah, seolah hal-hal yang demikian sudah menjadi lumrah. Seperti tak ada batasannya. Bebas posting, bebas ngomong, fitnah ini fitnah itu, jegal sana jegal sini. Entah siapa yang benar siapa yang salah.Seakan menjadi abu-abu.

Dan parahnya, kita yang tidak bersinggungan dengan manusia-manusia ataupun hal-hal yang ada di pemberitaan tersebut, terkena dampaknya juga.

Nah lho, kok bisa? Ya iya lah. Jika kita membaca berita, korupsi misalnya (padahal belum tentu benar), maka hati kita seakan terkoyak.

Bagaimana tidak terkoyak, ditengah kemiskinan negeri ini, ternyata masih ada pejabat yang tega-teganya memakan uang rakyat.

Bagaimana perasaanmu? Miris bukan? Padahal belum tentu beritanya benar.

Bahkan, seandainya benar sekalipun, bukankah hati ini menjadi sedikit kecewa? Atau langsung marah? Hmmmm... Jadi berkurang kan kebahagiaannya. Atau justeru langsung hilang seketika?  ;)

Sungguh saya, Anda, dan kalian pasti ingin bahagia. Tapi jejalan-jejalan informasi negatif dari beragai media  yang demikian sungguh kadang diluar dugaan.

Padahal, bagi kita yang doyan ngenet, tidak mungkin menghindari berita-berita yang demikian.

Hmmm, susah memang untuk mendapatkan kebahagiaan di zaman ini. Disaat kita ingin bahagia, eh tiba-tiba ada bacaan mengesalkan di internet. Jadi tidak bahagia dech! Mbuehehe.

Lalu, apa yah tipsnya biar kita hidup bahagia?

Bagaimana kalau gadget kita, kita lempar saja ke laut! Biar puteri duyung saja yang menderita. Setuja?

Hahahahaha.....

Saturday, April 25, 2015

LASIH, SANG KEMBANG DESA


Malam semakin larut. Biduan-biduan cantik dari grup organ tunggal yang sedang meramaikan pesta pernikahan itu semakin menggairahkan. Tidak hanya suara saja yang mereka pamerkan. Keseksian gerakan tubuh dan desahan-desahan menggemaskan mereka keluarkan dengan penuh candaan. Tamu undangan dan penonton semakin malas untuk meninggalkan kemeriahan pesta itu.

Sementara itu di kamar pengantin, sang pengantin pria sudah bersiap-siap menunaikan kewajibannya. Senyumnya merekah, matanya tajam seperti singa yang hendak menangkap mangsanya.

Lasih, begitu nama sang mempelai wanita, masih tertegun dihadapan lelaki yang telah dengan sah menikahinya. Tidak seperti sang mempelai lelaki, perasaannya justru berseberangan dengan lelaki yang ada dihadapannya.

Ah, andai dia tahu, ini bukan pertama kalinya aku merasakan keringat lelaki. Dan sebentar lagi mungkin dia tahu. 

Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia akan rela menerima keadaanku yang sesungguhnya? Atau... jangan-jangan malam ini menjadi malam terakhir dalam hidupku. Ahhh.... Mati aku.... Begitu batin Lasih berkata.

Lasih, kembang desa yang cantik, kini pulang ke kampungnya. Ia hanya pulang untuk menikah. Tidak ada lagi alasan kepulangannya selain itu. Ia tak pernah ditanya apa pekerjaannya di kota. Bahkan calon suaminya pun tak pernah menanyainya.

Lasih, kembang desa yang baru pulang ke kampungnya, hanyalah penghibur di ibu kota sana. Entah apa yang akan terjadi di malam pertamanya.

Friday, April 24, 2015

TIPS KELUAR DARI GOOGLE SANDBOX

Betapa senangnya ketika blog tercinta ini keluar dari dekapan sang google sandbox. Wuih.... Mak nyozz!



Dalam postingan ini saya tidak akan membahas apa itu google sandbox. Bisa kalian cari sendiri lah dengan bersurfer ria via mbah google ataupun tante yahud :)

Jujur saja, setelah masuk dalam dekapan sandbox, aku jadi sering ngelongok traffic blog ini tiap harinya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih rajin untuk melihat traffic blog. Sesuatu yang jarang saya lakukan. Ya seperti sarapan pagi lah. JARANG BOY! Hahahaha.

Siapa sih yang ndak mangkel kalau masuk kedalam dekapan mbah google sandbox? Pengunjung yang tiap harinya ratusan bahkan ribuan, tiba-tiba saja menjadi hanya puluhan saja. Weh!

Memang sih, bagi sebagian blogger mungkin traffic tidaklah penting. Ya karena tujuan mereka ngeblog hanya mengungkapkan isi hati maupun ide saja. Tapi bagi yang blognya digunakan untuk kepentingan entrepreneur, ya seperti saya ini, maka traffic menjadi salah satu hal yang krusial. Mbuehehehe.

Singkat cerita, akhirnya blog ini terbebas juga dari dekapan mbah sandbox. Yeahhh........

Baiklah, bagi sobat blogger yang blognya masih masuk dalam dekapan sandbox, berikut cara yang saya gunakan untuk terbebas dari dekapan sandbox.

Pertama, cari postingan kamu yang merupakan hasil copas. Hapus segera, ndak usah nunggu ayam jantan berbunyi ;)

Kedua, Tetaplah posting. Usahakan minimal sehari satu postingan. Jika ada satu hari yang terlewat, maka buatlah dua postingan. Jika tiga hari, buatlah tiga postingan. Dan seterusnya. Kuncinya, satu hari minimal satu postingan. Yang sabar yoooo?  :)

Ketiga, share postingan kamu via media sosial seperti facebook dan twitter.

Keempat, lakukan lakukan dan lakukan terus. Ingat, disini diperlukan kesabaran. Saya saja hampir dua bulan setelah melakukan hal-hal diatas baru dapat keluar dari dekapan google sandbox.

Demikian tips dari saya untuk bisa keluar dari google sandbox. Semoga bermanfaat.

Keep blogging!

:)

Wednesday, April 22, 2015

WANITA MALAM DAN LELAKI-LELAKI HILANG YANG TERJUNGKAL DALAM PERADUAN


Guratan malam masih berjajar di trotoar cinta

Satu persatu, wanita-wanita penjaja kenikmatan mulai terlelap dalam rencana selanjutnya

Tak ada keangkuhan,

tak ada kesombongan

Mereka hanya berharap

agar pagi tak memberi sedikit mimpi

agar pagi tak sekadar pagi

Begitulah mereka,

senantiasa mengharap pagi

Setelah malam-malam keangkuhan

mereka harus tersenyum pada lelaki-lelaki riang

Lelaki-lelaki hilang yang terjungkal dalam peraduan

Mungkin menjemukan

Tapi apalah arti menjemukan bila dibanding dengan rencana siang

bukankah setiap insan perlu santapan

Ah, dimanakah kau iman?

Featured Post

Karakteristik Meeting Room yang Sesuai untuk Meeting

Karakteristik Meeting Room - Menjamurnya bisnis startup mendorong bermunculannya perusahaan pelayanan coworking space dan private space. Be...